• September 20, 2024

Pelaku tak dikenal mencoba membakar gereja di Purworejo dan Bantul

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sementara itu, massa menuntut penutupan tempat ibadah GIDI di Solo karena tidak memiliki izin mendirikan bangunan

JAKARTA, Indonesia (PEMBARUAN ke-2) — Pelaku tak dikenal mencoba membakar dua gereja pada Senin 20 Juli 2015: Gereja Baptis Indonesia di Bantul dan Gereja Kristen Jawa (GKJ) di Purworejo.

“Sekitar pukul 05.30 WIB, sepulang dari senam pagi, kami mencium bau bensin dan melihat pintu depan gereja sudah terbakar,” kata pendeta GKJ Ibnu Prabowo, seperti dikutip. Di antara.

Pintu depan gereja dan pintu barat gereja terbakar. Di lokasi kejadian, polisi menemukan pesan di selembar kertas bertuliskan “Pesan Mujahid tentang Tragedi Papua, Pembakaran Gereja di Seluruh Pulau Jawa“.

Kapolres Purworejo AKBP Theresi Arsida Septian mengatakan, kasus tersebut masih didalami.

Sementara itu, Gereja Baptis Indonesia di Saman, Bantul, dibakar oleh orang tak dikenal di hari yang sama.

“Dinding depan gereja hangus,” kata Aiptu Kamal, Satpol PP Bantul, kepada Rappler, Selasa, 21 Juli.

Menurut Polres Bantul, aAksi berinisial Yh itu melihat 4 orang mencurigakan melintas di sekitar gereja dengan menggunakan dua sepeda motor sekitar pukul 02.15 WIB. Setengah jam kemudian, saksi melihat bangunan tersebut terbakar.

Yh meminta warga sekitar membantu memadamkan api agar tidak meluas. Pukul 03.00 api berhasil dipadamkan. Dari ban depan gereja yang terbakar tercium bau bensin.

“Pelaku masih diperiksa. Yang jelas kita tingkatkan keamanannya. Patroli ditingkatkan 24 jam di seluruh Yogyakarta, kata AKBP Any Pudjiastuti, Kompol Polda DIY, Selasa 21 Juli.

Peristiwa ini terjadi 6 hari setelah Front Jihad Islam (FJI) menggerebek gereja dan menyerukan penutupan gereja karena tidak memiliki izin mendirikan bangunan (IMB). Gereja ini sedang memproses IMB.

“Rumah tinggal jangan jadi tempat ibadah, ini saran Polri,” kata Komandan Laskar FJI Abdurahman.

(BACA: Front Jihad Indonesia menuntut agar Gereja Baptis di Bantul ditutup)

Pada Sabtu, 18 Juli, ratusan anggota Laskar Umat Islam Surakarta (LUIS) juga menyerukan penutupan tempat ibadah milik Gereja Injili di Indonesia (GIDI) di Desa Joyotakan, Solo. Alasannya sama, gereja yang sudah digunakan selama 15 tahun itu diduga tidak memiliki izin.

“Sebenarnya kita sudah lama tahu kalau gereja itu tidak punya izin. Tapi karena kemarin ada masjid yang terbakar di Papua, kami langsung ingat, kata perwakilan LUIS, Joko Sutarto, seperti dikutip. media.

“Yang kami tahu izinnya hanya untuk rumah pribadi, bukan rumah ibadah. Makanya kami minta segera ditutup.”

Rumah tersebut milik warga Papua bernama Gren Kirenius. Dia tidak ada di rumah saat kejadian itu terjadi.

Meski penolakan kedua gereja tersebut bukan hal baru, namun peristiwa kebakaran dan permintaan penutupan terjadi pasca peristiwa kebakaran musala di Tolikara, Papua.

(BACA: Tokoh Penting di Papua Diduga Rencanakan Kerusuhan Tolikara)

Ini bukanlah sesuatu yang tidak diharapkan. Majelis Ulama Indonesia (MUI) Papua mengimbau umat Islam tidak menjadikan peristiwa Tolikara sebagai alasan untuk melahirkan kekerasan baru atas nama jihad. — Rappler.com


Toto SGP