• September 19, 2024
Pelaku utama pembunuhan jurnalis Nurbaety ditangkap

Pelaku utama pembunuhan jurnalis Nurbaety ditangkap

DEPOK, Indonesia— Kepolisian Resor Kota Depok akhirnya berhasil menangkap Deni Setyawan (25), tersangka dalang pencurian yang berujung pembunuhan jurnalis Nurbaety Rofiq. Dia ditangkap pada Senin 20 Juli 2015 saat melarikan diri di Bandung.

“Tersangka merupakan dalang pencurian di rumah korban. Deni juga menusuk bagian leher korban untuk memastikan korban sudah meninggal,” kata Kapolsek Depok, Kombes Dwiyono, Selasa 21 Juli.

Deni sehari-harinya bekerja sebagai kuli bangunan dan tukang ojek. Dia memantau rumah korban sebelum kejadian perampokan dan pembunuhan.

Tiga rekan Deni, Syarifudin, Hafit Ubaidilah, dan M. Pujiono, bersama-sama merencanakan pencurian tersebut. Deni menyuruh Hafit membeli pisau untuk berjaga-jaga.

Pada Sabtu 4 Juli dini hari, Deni, Hafit dan Syarifudin mendatangi rumah korban. Sedangkan M Pujiono tidak ikut karena memiliki kepentingan yang tidak bisa ditinggalkan.

Ketiga pelaku masuk ke rumah korban melalui pintu belakang dengan menyodok lubang kunci. Setelah beberapa menit mandi di dalam, korban Nurbaety bangun untuk bersiap sahur.

Ketika dia melihat ada orang tak dikenal di dalam rumah, dia berteriak dan terjadilah perkelahian. Kalah jumlah yang menjadi korban. Deni menutup mulut korban, Syarifudin menindih korban sambil memukulinya. Sementara Hafit beberapa kali menikam korban dengan pisau.

Usai melakukan pencurian dan pembunuhan, pelaku melarikan diri. Mereka berhasil membawa empat buah telepon genggam, satu buah kamera digital, uang tunai Rp2.000, dan satu buah laptop.

Deni, Syarifudin, Hafit dan Pujiono masing-masing mendapat satu sel. “Komputer dan kamera dijual seharga Rp 2 juta dan dibagikan kepada kami berempat,” jelas Dwiyono.

Polisi berhasil menangkap Syarifudin, Hafit dan Pujiono pada Minggu 19 Juli di kediaman mereka di Bojonggede. Polisi menelusuri ketiganya dengan bantuan telepon genggam korban yang diambil pelaku. Menurut pengakuan pelaku, mereka mencuri untuk merayakan Idul Fitri.

Para tersangka saat ini masih berada di Rutan Polresta Depok dan menjalani pemeriksaan. Mereka akan dijerat pasal berlapis, yakni Pasal 365 KUHP tentang pencurian dengan kekerasan dan Pasal 338 tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

Mayatnya ditemukan membusuk

Jenazah Nurbaety ditemukan pada Sabtu, 18 Juli oleh kakak perempuan korban, Ruwaidah (46). Sore itu, Ruwaidah yang datang bersama Ilham hendak menjemput Nurbaety untuk merayakan Idul Fitri bersama keluarganya di Tebet, Jakarta Selatan.

Ruwaidah menelpon Nurbaety, namun tak ada jawaban. Korban dihubungi, ada nada sambung, tapi tidak ada respon.

Ilham dan Ruwaidah mencium bau tak sedap yang menyengat. Curiga dan khawatir, mereka mencari bantuan ke tetangganya, yakni Joko Riwanto, yang tinggal satu rumah dari kediaman Nurbaety yang kurang terawat. Bersama Riwanto, Ilham dan Ruwaidah mencoba masuk dari belakang dan melewati empat pintu yang tampaknya tidak terkunci.

Di ruang tamu yang gelap, mereka melihat sesosok tubuh tergeletak tertelungkup dan mencium bau tak sedap. Sadar kalau itu Nurbaety, Ruwaidah tak tega sehingga keluar sambil menangis ditemani Ilham.

Riwanto melapor kepada ketua rukun tetangga dan ketua rukun warga. Warga kemudian melaporkannya ke Polsek Bojonggede, kurang dari 500 meter dari lokasi pembunuhan.

Petugas datang dan cukup yakin Nurbaety adalah korban pembunuhan sehingga memerlukan bantuan identifikasi forensik dari unit yang lebih tinggi yakni Polresta Depok dan Polda Metro Jaya. Usai identifikasi, petugas membawa jenazah Nurbaety ke Rumah Sakit Bhayangkara Raden Said Sukanto (RS Polri) untuk diautopsi sekitar pukul 20.00 WIB.

Jenazah diambil pihak keluarga pada Minggu sekitar pukul 08.00, dibaringkan di musala dekat kediaman, dan dimakamkan di TPU Batu Tapak, Bojonggede pada pukul 10.00.

Kasat Reskrim Polresta Depok Kompol Teguh Nugroho mengungkapkan, jenazah korban ditemukan dengan 9 luka tusuk di bagian leher, perut, dan pinggang. Mayat ditemukan tertelungkup dan jari-jarinya diikat dengan tali plastik hitam.

Nunung Nurhanah (67), ibu, mengungkapkan, almarhum tinggal di rumah tersebut sejak tahun 1997. Nunung tinggal satu rumah bersama Nurbaety selama setahun. Namun karena terserang stroke, Nunung pindah dari rumah Nurbaety ke rumah anak sulungnya di Tebet. Nurbaety menolak diajak pindah dan memilih hidup sendiri.

Nunung mengatakan, almarhum merupakan sosok yang agak tertutup. Sepanjang hidupnya, Nurbaety tidak pernah membicarakan masalah atau orang yang mungkin memusuhi dirinya.

Nurbaety tidak pernah datang ke keluarga itu bersama orang lain. “Beti tangguh,” ujarnya usai pemakaman beberapa hari lalu di lokasi. —Rappler.com

Result SGP