• November 28, 2024
Pencarian korban longsor Pangalengan terhambat cuaca

Pencarian korban longsor Pangalengan terhambat cuaca

(DIPERBARUI) BPBD telah menemukan korban kelima, seorang anak perempuan berusia 8 tahun. Empat korban lainnya masih dicari.

BANDUNG, Indonesia (UPDATED)— Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung menemukan korban longsor kelima di Desa Cibitung RW 15 Desa Margamukti, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, yang terjadi pada Selasa, 4 Mei 2015.

“Informasi dari tim DIV Puskesmas Pangalengan, korban bernama Nurul. Jenis kelaminnya perempuan, umurnya sekitar delapan tahun, kata Marlan, Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Bandung, Kamis sore. Antaranews.com.

Pencarian masih dilakukan terhadap empat korban lainnya di tiga sektor. Mereka adalah Wiwi (50), Dede (45), Neng (11), Ayi (42), dan Asep Juju (55).

Pencarian dibatalkan pada Rabu, 5 Mei karena masalah cuaca.

“Saat ini sedang mencari merusak hanya karena kabut mulai turun. Jarak pandang hanya 1 kilometer dan kelembapan mencapai 90 persen, kata Kepala Bidang Darurat dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung Hendrawan saat dihubungi Rappler, Rabu.

Hingga Rabu, kata Hendrawan, 4 korban tewas berhasil dievakuasi.

Mereka merupakan warga Desa Margamukti yang ditemukan pada Selasa malam. Mereka adalah Iran (50), Oja (65), Pardi (70) dan Naila (1).

Sementara itu, Yayan menjelaskan, ada sekitar 110 warga yang mengungsi di Balai Desa Margamukti. Menurutnya, kondisi pengungsi baik.

“Pengungsi dipersilahkan, semua fasilitas yang diharapkan pengungsi terpenuhi meski belum maksimal seperti makanan, selimut, dan pakaian,” jelas Yayan.

Sebelumnya, bencana tanah longsor yang terjadi Selasa sore juga menimpa pipa panas bumi Star Energi di atas Desa Cibitung hingga menimbulkan ledakan. Material longsor menimbun 7 rumah warga dan mengakibatkan 5 rumah rusak berat. Di Desa Cibitung terdapat 37 rumah dengan jumlah penduduk 200 jiwa.

Bencana tanah longsor ini juga mengakibatkan kerugian material terhadap perumahan warga, serta mengakibatkan sedikitnya 4 orang meninggal dunia dan 9 orang luka-luka. Material longsor menimbun 7 rumah warga dan mengakibatkan 5 rumah rusak berat. Di Desa Cibitung terdapat 37 rumah dengan jumlah penduduk 200 jiwa.

Panas bumi telah diperingatkan

Potensi longsor sebenarnya baru terdeteksi pada Maret 2015. Kepala Badan Geologi Surono mengaku pihaknya mendapat laporan dari BPBD bahwa pada Maret 2015 potensi longsor sudah terjadi.

Terakhir, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) di bawah Badan Geologi mendapat instruksi untuk menyelidiki pergerakan tanah tersebut.

Sebelum terjadi longsor pada Sabtu 2 Mei, juga terjadi retakan tanah sepanjang 150 meter dan lebar 250 meter.

Di hari yang sama, Badan Geologi melalui PVMBG merekomendasikan agar warga mengungsi ke tempat yang lebih aman.

Badan Geologi juga merekomendasikan kepada Star Energy untuk memindahkan pipa penghasil gas energi ke lokasi yang lebih aman. Sebab, pergeseran tanah dikhawatirkan akan merusak pipa. Namun rekomendasi tersebut belum dilaksanakan.

“Sementara pipa panas bumi PT Star Energi yang berada di zona pergerakan tanah dijauhkan dari pergerakan tanah. “Tapi rekomendasinya baru tanggal kedua, tidak mungkin juga bisa langsung memindahkan pipa dalam hitungan hari,” kata Mbah Rono, sapaan akrabnya.

Surono menegaskan, ledakan pipa tersebut disebabkan adanya serpihan yang merusak pipa penghasil gas tersebut.

“Yang perlu diperbaiki, pipa yang meledak karena terkena longsor, bukan karena ledakan yang menyebabkan longsor,” ujarnya.

Akibat ledakan tersebut, material longsor semakin melimpah hingga menghancurkan sejumlah rumah warga dan perkebunan. Saat longsor terjadi, warga sedang sibuk beraktivitas. Padahal mereka diperingatkan untuk menjauhi longsor. —Rappler.com

sbobet terpercaya