Pendukung Jokowi diminta tinggal di rumah pada 22 Juli
- keren989
- 0
(Versi bahasa Inggris dari cerita ini muncul di bawah)
JAKARTA, Indonesia – Meski ada imbauan Gubernur DKI Jakarta Joko “Jokowi” Widodo kepada para pendukungnya untuk tetap berada di rumah pada 22 Juli, Organisasi Relawan (Projo) pro-Jokowi berencana menggelar acara doa dan syukuran di berbagai lokasi di Jakarta untuk menjaga ketertiban. Besok, Komisi Pemilihan Umum (GEC) akan mengumumkan hasil rekapitulasi penghitungan suara nasional.
Sebanyak 20 ribu orang diperkirakan akan mengikuti acara doa dan syukuran ini. Informasi tersebut disampaikan Ketua Projo Budi Aries Setiadi di Jakarta, Minggu (20/7/2014).
Untuk meredam kemungkinan terjadinya aksi kekerasan, kubu Jokowi meminta pendukungnya untuk tetap berada di rumah dan tidak memakai lencana kampanye. Imbauan ini ramai dibagikan di media sosial dengan tagar #TaatiJokowi.
Kemenangan sudah di depan mata…jangan nodai kemenangan ini…#patuhijokowi pic.twitter.com/WsCylxXahQ
— Yulia (@YulianiYulianis) 20 Juli 2014
Juru Bicara Tim Pemenangan Jokowi-JK Hasto Kristiyanto mengatakan, imbauan turun ke jalan berpotensi menimbulkan ketegangan.
“Mari kita ciptakan suasana kondusif dengan terus berharap agar bangsa ini cepat menuju kematangan demokrasi,” tutupnya.
Tak hanya itu, Hasto juga meminta pendukung Jokowi-JK untuk tidak mengenakan pakaian kotak-kotak pada 22 Juli mendatang. Ia mengatakan, penggunaan pakaian khas Jokowi dapat menimbulkan kesalahpahaman hingga berujung pada kekacauan.
“Ketika Indonesia membutuhkan rekonsiliasi, untuk sementara kita bisa memaknai simbol kotak yang ada di hati kita,” kata Hasto.
Kapolri Jenderal Sutarman dan Panglima TNI Jenderal Moeldoko memberikan jaminan keamanan di Indonesia pada 22 Juli lalu.
Kapolri mengimbau masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa. Ia pun meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi.
“Jangan terprovokasi oleh apapun, baik oleh informasi media maupun informasi di dunia maya yang mendorong mobilisasi massa ke KPU pada 22 Juli. “Kami siap menjaga keamanan selama rekapitulasi hingga selesai,” kata Sutarman.
Polisi mengerahkan 22.500 personel untuk mengamankan Jakarta.
Hal senada juga diungkapkan Panglima TNI. Ia meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan keamanan di hari pengumuman pemenang pemilu presiden pada 22 Juli mendatang.
“Rakyat Indonesia mempercayai TNI untuk memberikan kekuasaan penuh kepada Polri untuk menjaga stabilitas ini,” kata Moeldoko.
TNI mengerahkan 30.000 tentara selain personel cadangan Kopassus, Kostrad, Kopaskas, dan Marinir. – Rappler.com
VERSI BAHASA INGGRIS:
Pendukung Jokowi didesak untuk tetap tinggal pada tanggal 22 Juli
JAKARTA, Indonesia – Meskipun ada seruan dari Gubernur Jakarta Joko “Jokowi” Widodo agar para pendukungnya tetap bertahan pada hari Selasa, 22 Juli, ketika hasil resmi pemilu akan diumumkan, sebuah organisasi relawan pro-Jokowi berencana untuk mengadakan doa dan acara syukuran. di berbagai tempat di Jakarta.
Kelompok yang diberi nama Projo ini tampaknya memperkirakan sekitar 20.000 orang akan berpartisipasi dalam acara pada hari Selasa tersebut, menurut ketuanya, Budi Aries Setiadi.
Untuk mengurangi kemungkinan kekerasan, kubu Jokowi meminta para pendukungnya untuk tinggal di rumah dan tidak mengenakan lencana kampanye apa pun pada hari Selasa. Seruan tersebut beredar di media sosial dengan tagar #PatuhiJokowi atau “TaatiJokowi”.
Hasto Kristiyanto, juru bicara tim kampanye Jokowi-Jusuf Kalla, mengingatkan bahwa turun ke jalan berpotensi menimbulkan ketegangan.
“Mari kita ciptakan situasi yang kondusif, dan tetap berharap negara bisa berkembang pesat demi demokrasi yang matang,” ujarnya.
Hasto juga meminta pendukungnya tidak mengenakan kemeja kotak-kotak khas yang dipopulerkan Jokowi pada Selasa, karena bisa menimbulkan kesalahpahaman yang bisa berujung pada kekacauan.
“Karena Indonesia butuh rekonsiliasi, mari kita simpan saja simbolisme kemeja kotak-kotak itu di hati kita,” ujarnya.
Kapolri, Jend. Sutarman dan Panglima TNI Jend. Moeldoko, keduanya berkomitmen menjamin keamanan di ibu kota pada 22 Juli mendatang.
Sutarman mengimbau masyarakat tetap beraktivitas seperti biasa dan meminta masyarakat tidak mudah terprovokasi.
“Jangan terprovokasi oleh apapun, baik informasi dari media maupun informasi yang beredar di internet yang mendorong masyarakat untuk melakukan mobilisasi dan mendatangi KPU pada tanggal 22 Juli. Kami siap menjaga keamanan selama rekapitulasi hingga selesai,” ujarnya. .
Panglima TNI juga meminta masyarakat tidak perlu mengkhawatirkan keamanan saat pengumuman pemenang pemilu presiden.
Sekitar 22.500 personel polisi dan 30.000 personel militer akan mengamankan Jakarta pada Selasa. – Rappler.com