• October 7, 2024

Pengiriman peti mati ke Kedutaan Besar Australia

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Dua peti mati dikirim ke Kedutaan Besar Australia. Namun, pihak kedutaan belum siap menerima kiriman tersebut.

JAKARTA, Indonesia — Dua peti jenazah diantar ke Kedutaan Besar Australia, Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan pada pukul 12.00, Senin 9 Maret 2015 dengan menggunakan mobil milik PT Pos Indonesia. Nama pengirimnya tertulis di peti mati itu. , Bambang Saptono.

Bambang, seperti tertulis di dada, berasal dari Solo, Jawa Tengah. Tak disebutkan, siapa Bambang dan apa pekerjaannya? Lalu apa gunanya mengirimkan peti mati ke kedutaan?

Membawa peti tersebut tidaklah sulit, yang lebih sulit lagi bagi petugas pos adalah mengetahui siapa yang akan menerima peti tersebut.

Berdasarkan keterangan Rappler Indonesia, petugas pos meminta izin agar kotak tersebut diterima oleh KBRI. Niat tersebut pun disampaikan petugas keamanan kepada pegawai KBRI.

Tapi mereka ditolak. Pihak kedutaan mengatakan, mereka merasa tidak memesan kotak tersebut atau mengenal seseorang bernama Bambang Saptono.

Tak lupa menemui pemilik kotak, petugas kantor pos pun segera kembali ke kantor. Tentu saja, bawalah kedua peti itu bersamamu.

Peti mati dan protes Australia terhadap hukuman mati bagi warganya

Entah kebetulan atau tidak, datangnya payudara tersebut bisa dikaitkan dengan hubungan Indonesia yang sedang panas-dingin. (BACA: Hubungan cinta-benci Indonesia-Australia)

Pasalnya, 2 terpidana mati kasus narkoba asal Australia, Myuran Sukumuran dan Andrew Chan, menunggu keputusan pemerintah Indonesia untuk memberikan pengampunan. Mereka sebelumnya dijatuhi hukuman mati pada tahun 2005 karena menyelundupkan 8,2 kilogram heroin. (BACA: WNI yang menyelundupkan heroin ke Australia bisa mendapatkan pembebasan bersyarat)

Meski demikian, Presiden Joko “Jokowi” Widodo nampaknya tidak bersikap lunak terhadap hukuman mati. Padahal Perdana Menteri Tony Abbott meneleponnya langsung, untuk mempertimbangkan kembali keputusan hukuman mati. (BACA: Australia mengatakan eksekusi pasangan Bali 9 akan menjadi ‘ketidakadilan besar’).

Seiring dengan keputusan Presiden Jokowi mengenai hukuman mati, sebagian besar masyarakat Indonesia juga mendukungnya. Mereka bahkan meminta Australia menghormati keputusan Indonesia.

Bahkan ada yang bereaksi keras atas pernyataan Abbott yang mengingatkan Indonesia pada bantuan tsunami di Aceh 10 tahun lalu. Sehingga WNI di Aceh sepakat mengumpulkan uang logam tersebut untuk Australia. (BACA: Warga Aceh Kumpulkan Uang Koin untuk Australia)

Lantas, apakah peti mati ini dikirim sehubungan dengan perdebatan hukuman mati antara Australia dan Indonesia? Mungkin hanya Bambang Saptono yang tahu. —Rappler.com

SDY Prize