• October 6, 2024
Persipura vs Pahang FA batal, Indonesia kembali terancam sanksi

Persipura vs Pahang FA batal, Indonesia kembali terancam sanksi

Laga babak 16 besar Piala AFC antara Persipura Jayapura dan Pahang FA dibatalkan. Pasalnya, urusan administrasi visa berantakan. CEO Pahang FA menuding PSSI menghalangi kedatangan mereka.

JAKARTA, Indonesia – Indonesia kembali terancam sanksi dari Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC).

Hal ini setelah laga lanjutan Piala AFC antara Persipura Jayapura vs Pahang FA yang dijadwalkan digelar di Jayapura, Papua pada Selasa, 26 Mei 2015, dibatalkan. Pasalnya Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) tidak mengurus dokumen keimigrasian para pemain klub Malaysia tersebut.

Pemain dengan paspor Malaysia dapat dengan mudah masuk ke Indonesia karena visa diproses segera setelah tiba di Indonesia (visa pada saat kedatangan).

Namun Pahang memiliki tiga pemain yang berasal dari luar Malaysia. Mereka adalah Damion Stewart (Jamaika), Zesh Rehman (Pakistan), dan Dickson Nwakaeme (Nigeria).

Ketiga pemain inilah masalahnya. Saat mendarat di Bandara Soekarno-Hatta, Jakarta, Sabtu 23 Mei, pemain asal Malaysia sudah bisa melewati imigrasi. Sedangkan ketiga pemainnya terhambat karena tidak memiliki visa.

Padahal, Pahang harus segera melanjutkan penerbangan ke Jayapura. CEO Pahang FA Fahrizal Hasan beberapa kali menghubungi manajemen PSSI. Perwakilan PSSI berjanji akan mengurusnya namun tak kunjung datang.

“Tim kami coba telepon orang PSSI, mereka cuma bilang dalam perjalanan, dalam perjalanan. Kami menunggu, tapi tidak ada yang datang. Mereka tidak membantu kami,” kata Fahrizal saat diwawancarai Laju.

Sebelum mendarat di Indonesia, visa ketiga pemain tersebut sudah mulai diproses di Malaysia oleh manajemen Pahang FA. Fahrizal mengaku sudah menghubungi PSSI soal persyaratan visa.

“Kami meminta PSSI membantu pengurusan visa pemain asing dari KBRI Malaysia. Namun surat yang mereka kirimkan tidak bisa diproses oleh KBRI karena tidak lengkap. Nama-nama pemain yang perlu mendapatkan visa tidak dicantumkan dalam surat itu, kata Fahrizal.

Disengaja atau tidak, kata Fahrizal, setelah itu PSSI menghilang. “Kami menghubungi PSSI. Tadinya mau bilang soal proses visa, jangan main-main, tapi setelah itu tidak ada kabar. Surat itu juga tidak ada perbaikan sampai sehari sebelum kami berangkat. Namun kami tetap berangkat ke Indonesia karena harus bertanding melawan Persipura Jayapura, ujarnya.

Tentu saja saat mendarat di Indonesia, pemain asing Pahang tidak diperbolehkan masuk. Imigrasi meminta mereka kembali ke Malaysia.

Karena masih ingin menunggu kejelasan dari PSSI, seluruh pemain memutuskan untuk bertahan di bandara. “Kita tidak bisa meninggalkan tiga pemain begitu saja,” kata Fahrizal.

Petugas imigrasi kemudian menempatkan tiga legiun asing Pahang di imigrasi. Sedangkan pemain lainnya memutuskan untuk bermalam di bandara menunggu urusan administrasi diselesaikan. Fahrizal naik pitam. Dia mengungkapkan kejadian itu di Twitter.

Sehari sebelum pertandingan, atau Senin, 24 Mei 2015, para pemain Pahang pulang.

Sekjen PSSI Azwan Karim mengatakan PSSI akhirnya bisa mendapatkan visa. Namun Pahang sudah terburu-buru hendak pulang.

“Saya terus berkomunikasi. Kami akhirnya bisa mendapatkan visa untuk mereka. Makanya saya bersurat minta solusi ke AFC, kata Azwan.

Lalu apa solusi AFC? Azwan berkata, “Belum.”

Solusi yang diinginkan Azwan bisa berujung pada sanksi. Penjadwalan ulang pertandingan memang dimungkinkan. Tapi itu sulit. Persipura kini berada dalam masalah karena peluangnya untuk lolos ke babak selanjutnya Piala AFC terancam.

Rapat tertutup digelar pejabat AFC Match Commissioner di Jayapura pada Rabu 26 Mei. Ancaman sanksi seperti yang disampaikan AFC dalam surat Brian Johnson dari Departemen Persaingan Usaha semakin nyata.

Kesimpulan dari pertemuan tersebut, Mutiara Hitam, julukan Persipura, gagal menggelar laga babak 16 besar Piala AFC. “Kami mengadakan pertemuan tertutup. Kami belum bisa mengumumkan hasilnya, kata Bento Madubun, media officer Persipura.

Sementara itu, Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi meminta agar dirinya tidak dikaitkan dengan kejadian tersebut. Sebab, semua persyaratan untuk undangan visa Pemain asing Pahang telah difinalisasi oleh Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI). BOPI mengirimkan surat rekomendasi yang digunakan untuk memperolehnya undangan visa ke Persipura.

“Semua rekomendasi sudah kami keluarkan. Sejujurnya saya terkejut, bukan itu yang kami harapkan. Artinya ada masalah visa yang seharusnya diselesaikan lebih awal, kata Nahrawi.

“Itu tidak ada hubungannya dengan kita, memasak Kemarin ada yang menuduh Menteri Pemuda dan Olahraga atas perilakunya. Serius. Ini adalah fitnah yang besar. Saya sahabat Persipura, kata Nahrawi. –Rappler.com


demo slot