• October 6, 2024

Pertahankan impian Anda bebas kemacetan di kereta gantung

BANDUNG, Indonesia – Untuk mencoba membebaskan kotanya dari kemacetan, Walikota Bandung Ridwan “Emil” Kamil berencana membangun sarana transportasi baru: Lift Langit atau kereta gantung.

Diharapkan bisa mengurangi kemacetan hingga 30 persen, kata Emil baru-baru ini menjawab pertanyaan Rappler di Bandung, baru-baru ini.

Rencana pembangunan kereta gantung disebut juga kereta gantung Hal itu sebenarnya sudah digulirkan oleh Wali Kota Bandung sebelumnya, Dada Rosada. Bahkan, Dada meresmikan peletakan batu pertama di kawasan Pasteur, 12 Juni 2014.

Rute melintasi pintu tol Pasteur menuju pool Cipaganti Travel dan berakhir di Mall Parisj van Java Jalan Sukajadi Bandung. Pihak swasta yang terlibat dalam proyek kereta gantung ini adalah PT Cipaganti dan Dopplemyr yang berpengalaman di bidangnya kereta gantung Ini.

Namun masa depan proyek ini tidak jelas karena Dada dijebloskan ke penjara karena terlibat kasus korupsi.

Proyek kereta gantung ini dihidupkan kembali oleh Ridwan Kamil dengan konsep berbeda.

“Sebenarnya sama tapi jalurnya beda. Dulu dari mall ke mall TIDAK menyelesaikan masalah. Tapi dari terminal, stasiun dijadikan angkutan umum, kata Emil.

Selain itu, pihak-pihak yang terlibat dipilih melalui proses lelang. Tidak lagi melibatkan pihak swasta yang dipilih pada proyek kereta gantung sebelumnya.

“Beda, tadinya akan dilelang, jadi itu saja membuka,” dia berkata.

Emil mengatakan, proyek kereta gantung yang direncanakannya kini sudah rampung studi kelayakan dan akan melanjutkan proses lelang. Ia berharap proyek ini bisa diluncurkan pada 2016.

“Saya berharap tahun depan perintis“Jadi doakan saja semoga lancar,” kata Emil.

Atasi kemacetan akhir pekan dengan menghemat energi

Sementara itu, pakar transportasi Ofyar Z Tamin mengatakan, pengadaan moda transportasi kereta gantung sebenarnya untuk menangani pergerakan kendaraan setiap akhir pekan. Hal ini sebagai upaya mengurangi kemacetan yang terjadi setiap hari libur saat Kota Bandung ramai dikunjungi wisatawan.

“Dominan di kawasan padat, menghubungkan kuliner dan tempat wisata warisandan wisata belanja,” kata Ofyar.

Moda transportasi tersebut, kata Ofyar, cocok untuk fasilitas wisata panorama. Apalagi kereta gantung ini cocok digunakan di daerah perbukitan seperti kawasan Bandung Utara.

“Misalnya jalur Ledeng-Maribaya yang bagus untuk pariwisata panorama. “Jalurnya juga harus melewati hotel, agar tidak mengganggu arus lalu lintas,” kata Ofyar yang tergabung dalam tim. studi kelayakan proyek kereta gantung ini.

Ofyar mengatakan proyek ini memiliki sejumlah keunggulan dan kemudahan dibandingkan moda transportasi lainnya.

“Tidak perlu pembebasan lahan, (lahan) hanya untuk halte dan tiang dipasang sedemikian rupa. “Lahan milik pemerintah bisa dimanfaatkan, jadi tidak perlu mengeluarkan uang,” kata Ofyar.

Selain itu, alat angkut ini juga hemat energi karena hanya menggunakan sedikit listrik yang dihasilkan oleh dinamo.

“Karena biasanya dipasang di daerah perbukitan, saat turun kereta gantung justru digunakan untuk mengisi dinamo. “Energi baru digunakan saat kereta gantung melintasi jalur menanjak,” jelasnya.

Namun sayang, masih terdapat sejumlah kendala dalam mewujudkan sarana transportasi ramah lingkungan tersebut. Antara lain, tidak ada investor dan tidak ada payung hukum.

“Belum ada aturannya, sedang dipersiapkan,” kata Ofyar. Termasuk yang dipersiapkan adalah masalah keamanan, sistem operasi, bahkan masalah jarak antar stasiun.

“Kami menggunakan (kereta gantung) yang sudah diproduksi di Austria keandalan, dijamin, dan kami sudah mencobanya. “Kami juga melihat sudah dipasang di beberapa tempat,” kata Ofyar.

Kemacetan lalu lintas yang buruk

Menurut Ofyar, penyediaan sarana transportasi alternatif di Kota Bandung sangat mendesak karena tingkat kemacetan yang semakin parah.

“Ini sangat serius (kemacetan lalu lintas). “Itu salah pemerintah yang tidak membatasi jumlah kendaraan pribadi,” ujarnya seraya menambahkan bahwa Kota Bandung masuk dalam peringkat tersebut. Tiga kota wisata paling padat setelah Bali dan Yogyakarta.

Kota berpenduduk 2,5 juta jiwa ini setiap harinya dilanda kemacetan lalu lintas yang parah. Puncak kemacetan terjadi pada akhir pekan saat wisatawan berkunjung ke kota ini.

Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) setiap akhir pekan terpaksa mengerahkan sekitar 500 personel untuk mengatur arus kendaraan di setiap titik rawan kemacetan.

Berdasarkan data Kemenhub yang dirilis akhir tahun 2014, Bandung punya angka rasio kapasitas volume (VCR) 0,85 dengan kecepatan rata-rata 14,3 kilometer per jam. VCR adalah perbandingan antara jumlah kendaraan dengan kapasitas jalan.

Emil mencoba mengatasinya dengan berbagai cara, seperti pemberian bus Damri gratis untuk pelajar, kampanye naik sepeda, dan Bandung Tour on The Bus yang disediakan pemerintah untuk melayani wisatawan di sekitar Bandung.

Respon pesimistis

Rencana Pemerintah Kota Bandung membangun kereta gantung disambut pesimisme oleh sejumlah warga Bandung. Mereka mempertanyakan manfaat keberadaan angkat udara Itu.

“Kalau tujuannya untuk angkutan massal, saya kira tidak mungkin. Namun jangkauannya masih terbatas. Berapa kilometer terjauh yang bisa ditempuh, kata Wilda Nurlianti, warga Arcamanik, Bandung.

Meski demikian, Wilda sepakat kereta gantung akan disediakan sebagai transportasi wisata.

“Misalnya Dago untuk Braga, itu masih bagus. Kalaupun punya uang, lebih baik perbaiki angkutan massal yang ada. Sehingga masyarakat di Bandung semakin merasa memiliki Bandung dengan transportasi yang mudah. TIDAK hanya terlalu memanjakan hanya turis,” kata Wilda.

Di sisi lain, Wilda sendiri mengaku sempat meragukan warga Bandung yang menurutnya kurang mampu menjaga fasilitas umum seperti yang sering terjadi selama ini.

“Mentalitas masyarakat kita juga harus dibenahi dulu. RK (Ridwan Kamil) banyak membuat tayangan visioner, namun masih banyak yang melakukannya tergores. Banyak masyarakat kita yang belum siap melanjutkan Aku ingin Bandung keren, tapi… sikap-itu tenang Kekuatan,” kata ibu dua putri ini.

Senada dengan Wilda, Surya Lesmana juga meragukan komitmen warga Bandung dalam menjaga fasilitas umum, termasuk kereta gantung.

“Masalah terbesar yang kami hadapi adalah masalah pemeliharaan. membayangkan kabel kereta gantungnya berkarat atau apalah bagian untuk Aeryu (dijual),” kata ayah berusia 40 tahun itu.

Surya mengamini keberadaan kereta gantung bisa menjadi alternatif mengatasi kemacetan di Kota Bandung, namun ia menilai hal tersebut belum diperlukan saat ini.

“Prioritas utama adalah perbaikan transportasi umum, baik kendaraan maupun fasilitas pendukungnya. Misalnya, angkutan umum ditata dengan halte yang ditentukan, serta diatur jadwal kedatangan dan keberangkatannya, kata Surya.

Warga Santosa, Bandung, Rosa Wahyuni ​​juga mengatakan, kereta gantung bukan kebutuhan mendesak.

“SAYA ya setuju tapi untuk jangka panjang aha alias perencanaan lebih jauh. Sekarang ya lebih memilih memperbaiki jalan secara merata karena masih banyak jalan yang rusak. Termasuk juga memberikan penyuluhan khusus kepada banyak pengelola angkutan umum yang masih eksis melakukan pelanggaran,” kata Rosa — Rappler.com


game slot online