Pertalite, Harapan Baru Basmi Mafia Migas?
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Pertamina berencana menghilangkan bensin Premium dan menggantinya dengan bensin baru bernama Pertalite yang memiliki RON 90-91
Jakarta, Indonesia – Direktur Pemasaran PT. Pertamina Ahmad Bambang pada Kamis 16 April 2015 mengatakan bahwa pihaknya siap meluncurkan Pertalite, bahan bakar minyak (BBM) jenis baru, menggantikan Premium yaitu bensin dengan Penelitian angka oktan (RON) 88.
Ahmad mengatakan Pertalite baru akan didistribusikan di sejumlah kota besar seperti Jakarta, Surabaya, dan Semarang hingga awal Mei. Oleh karena itu, distribusi Premium di wilayah-wilayah tersebut akan dibatasi pada angkutan umum dan penduduk di wilayah tersebut pinggiran kota.
Soal harga, PT Pertamina (Persero) yang mengatur negara Pertalite akan dijual pada kisaran Rp7.300 per liter hingga Rp8.600 per liter. Harga ini juga akan mengikuti mekanisme pasar.
Kabar baik atau buruk?
Sesuai dengan rekomendasi
Kebijakan yang diambil Pertamina sebenarnya sejalan rekomendasi dari tim reformasi tata kelola migas. Tim sampai ini Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berpendapat berdasarkan kajiannya, salah satu penyebab maraknya mafia dalam rantai distribusi migas adalah adanya premium RON 88.
Oleh karena itu, sebaiknya distribusi RON 88 premium di Indonesia sebaiknya dihentikan.
Hanya kami yang memiliki Premium RON 88
Pernah sukses di era”pohon minyak”Pada tahun 1980an, saat ini Indonesia impor daring minyak bumi, termasuk bahan bakar minyak yang merupakan produk turunannya.
Untuk bensin, peraturan berlaku mengatur bahwa bensin yang kami impor untuk distribusi dalam negeri adalah RON 88. nyatanya menyatakan Menurut Ketua Tim Reformasi Manajemen Migas Faisal Basri, bensin RON 88 sudah tidak ada lagi di pasaran.
Terkait hal tersebut, Menteri ESDM Sudirman Said menjelaskan penyebabnya adalah infrastruktur kilang minyak kita yang banyak yang tidak mampu menangani produksi dengan oktan di atas 90.
Mafia migas masuk
Faisal memperluas lebih lanjut yang nantinya BBM impor yang masuk ke Tanah Air harus dikalibrasi dulu kandungannya menjadi RON 88. Caranya dengan menambahkan tidur siang dengan persentase tertentu bensin berkualitas lebih tinggi.
Dalam kasus tertentu, proses kalibrasi ini bisa memakan biaya lebih besar dibandingkan harga bensin yang RON-nya lebih tinggi dari 88. Alih-alih menaikkan biaya, importir seringkali terpaksa melakukan hal tersebut hadiah produk — penjualan barang dengan spesifikasi lebih tinggi dari permintaan konsumen.
Nilai pasar Hal ini tidak beralasan di dalam negeri karena kualitas dan spesifikasi produk tidak tercermin dalam harga pasar dan kemudian menjadi insentif bagi importir minyak untuk menjual komoditasnya di pasar luar negeri.
Ketika regulasi dan birokrasi membatasi hal tersebut, muncullah jaringan mafia migas yang memfasilitasinya.
Lantas, Pertalite harapan baru kita untuk melawan mafia migas?
Manajer Riset Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia (FE UI) Fithra Faisal mengamini pendapat tersebut. Menurut dia, sumber keberadaan mafia adalah inefisiensi, dan sumber inefisiensi Pertamina adalah premi RON 88.
Namun pemerintah juga harus mempertimbangkan kesiapan infrastruktur dan dampak makro berupa inflasi akibat kebijakan ini, kata Fithra.
Bagaimana menurutmu? — Rappler.com