• November 27, 2024
Pertamina akan menguasai 70% kepemilikan blok Mahakam

Pertamina akan menguasai 70% kepemilikan blok Mahakam

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Sisa 30% sahamnya akan diberikan kepada operator lama Blok Mahakam, Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation.

JAKARTA, Indonesia – Setelah menunggu hampir 6 tahun, Pertamina akhirnya yakin akan memiliki mayoritas saham di blok Mahakam, salah satu ladang gas terbesar di Indonesia.

Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral, Sudirman Said, pada Jumat 19 Juni lalu, mengumumkan bahwa Pertamina akan mendapatkan 70% saham di blok Mahakam mulai tahun 2018. Dari 70% tersebut, Pertamina diperkirakan akan mengakuisisi maksimal 10% saham untuk memberikan kepada Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) Provinsi Kalimantan Timur.

Sisanya, 30%, akan dibagi antara dua operator yang saat ini mengelola Blok Mahakam, Total E&P Indonesia dan Inpex Corporation. Total dan Inpex mengelola blok Mahakam sejak 1967. Kontrak mereka berakhir pada 2017. Mereka sudah mengajukan perpanjangan, namun sejak 2009, Pertamina sudah mengajukan usulan pengambilalihan blok Mahakam.

(BACA: FAKTA CEPAT: Blok Mahakam)

“Alasan komposisi pembagian kepemilikan ini adalah kami ingin Pertamina berperan sebagai operator yang menguasai mayoritas kepemilikan. “Kami juga ingin memberikan apresiasi kepada operator-operator yang sudah berinvestasi,” kata Sudirman.

Peraturan Menteri ESDM Nomor 15 Tahun 2015 mengatur bahwa setiap wilayah kontrak yang habis masa berlakunya otomatis 100% milik Pertamina. Pertamina kemudian bisa melakukannya berpisah kepada pihak lain.

Pada November 2014, Pertamina menegaskan niatnya untuk mengambil alih Blok Mahakam 100% setelah kontraknya berakhir pada tahun 2017. Namun, baru-baru ini Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto mengatakan berpisah Total dan Inpex diharuskan menjaga jumlah produksi dari blok Mahakam.

“Kami membutuhkan peran pemilik blok sebelumnya untuk mendapatkan gambaran yang jelas. Itu untuk semua pihak saling menguntungkan,” kata Dwi seperti dikutip Gatra.com.

Pertamina: Transisi segera dimulai

Menanggapi pengumuman pemerintah tersebut, Pertamina menyatakan akan segera mempersiapkan transisi yang diharapkan selesai sebelum tahun 2017, ketika kontrak bagi hasil dengan Total dan Inpex berakhir.

Menurut Vice President Corporate Communications Pertamina, Wianda Pusponegoro, Pertamina akan melakukan persiapan agar pengalihan kepemilikan mayoritas Blok Mahakam kepada Pertamina berjalan lancar pada awal tahun 2018. Persiapan tersebut meliputi sistem pengadaan barang dan jasa yang menunjang operasional, penggantian sistem teknologi informasi, keuangan, inovasi kontrak dan transfer manajemen SDM.

“Kepentingan utama Pertamina saat ini adalah memastikan transisi berjalan dengan baik sehingga produksi Blok Mahakam dapat tetap terjaga optimal selama pengalihan tersebut. operator nanti,” kata Wianda.

Mengapa Pertamina ingin mengambil alih Blok Mahakam?

Pengambilalihan blok Mahakam sudah menjadi keinginan Pertamina sejak lama. Menurut Wianda, ada dua alasan.

Pertama, Pertamina ingin berperan sebagai perusahaan minyak nasional(NOC) dalam pengelolaan sumber daya minyak dan gas dalam negeri. Menurut Wianda, hanya 26% dari total kapasitas produksi migas dalam negeri yang dikelola oleh Pertamina.

Persentase ini relatif rendah dibandingkan rata-rata global. Mengacu pada penelitian bank dunia yang bertajuk Perusahaan minyak nasional dan penciptaan nilai Diterbitkan 4 tahun lalu, 75% produksi minyak dan gas dunia berasal dari NOC. Sementara itu, 90% cadangannya juga dikuasai NOC.

Kedua, Wianda menyebut Pertamina bisa meningkatkan kapasitas produksi blok Mahakam.

“Banyak bukti bahwa pengalihan blok dari operator ke Pertamina justru meningkatkan produksi. Misalnya di Blok West Madura Offshore (WMO) dan Blok Offshore Northwest Java (ONWJ), kata Wianda. — Rappler.com dengan laporan dari AFP

slot online pragmatic