• September 20, 2024

Pertamina mempercepat pembangunan infrastruktur energi migas

8 infrastruktur hilir senilai Rp 687,3 miliar diresmikan jelang lebaran, termasuk program Gas Kota bersama DKI Jakarta.

Instruksi Presiden Joko “Jokowi” Widodo kepada Pertamina untuk mempercepat pembangunan infrastruktur ditanggapi dengan serius.

Delapan infrastruktur hilir migas milik PT Pertamina (Persero) mulai beroperasi pada pekan ini, tepatnya 14 Juli. Pada peresmian Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Unit 5 Kamojang pekan lalu, Jokowi memerintahkan Pertamina untuk mendukung kemandirian energi nasional.

Peresmian dilakukan oleh Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), IGN Wiratmaja Puja, dan didampingi Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto. Peresmian berlangsung di depo LPG Tanjung Priok, Jakarta Utara.

Kedelapan proyek tersebut meliputi proyek relokasi dan penambahan kapasitas penyimpanan (penyimpanan) Depo LPG Tanjung Priok, pipa avtur dari Terminal BBM Tanjung Perak – Depot Pengisian Penerbangan Udara Juanda (DPPU) Surabaya, fasilitas pengisian (isian) stasiun kilang LNG 26 Bontang, tiga fasilitas pengisian bahan bakar Liquefied Gas for Vehicle (LGV) merek Vigas, dan dua Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas Online (SPBG).

Proyek relokasi dan peningkatan kapasitas penyimpanan depo LPG Tanjung Priok dilakukan dengan merelokasi 10 tangki penyimpanan LPG, stasiun pengisian dan fasilitas pendukungnya, serta membangun tangki LPG baru berkapasitas 4 x 2.500 Mega Ton (MT). .

Menurut Dwi Soetjipto, proyek senilai Rp440 miliar tersebut meningkatkan kapasitas depo LPG Tanjung Priok dari 9.000 MT menjadi 19.000 MT. “Keberadaan proyek ini semakin penting bagi penyediaan LPG untuk wilayah Jawa Barat,” kata Dwi.

Pipa Avtur dari instalasi Surabaya Group di Tanjung Perak hingga DPPU Juanda sepanjang 35,19 km dengan kapasitas laju alir 200 kiloliter per jam dan membutuhkan investasi Rp 106,7 miliar. Melalui pipa ini, Pertamina mengklaim mampu menghemat biaya pengangkutan avtur sekitar Rp 11,24 miliar per tahun.

Pembangunan fasilitas SPBU kilang LNG 26 Bontang senilai Rp 8 miliar dimaksudkan untuk mempercepat program konversi BBM ke LNG, dengan sasaran pertama perusahaan tambang yang beroperasi di Kalimantan. Jika potensi pasar LNG di Kalimantan dapat dimanfaatkan secara maksimal, program konversi bahan bakar ke LNG dapat memberikan potensi penghematan sekitar US$770 juta per tahun dan penghematan devisa sebesar US$2,5 miliar.

Sementara itu, tiga proyek fasilitas pengisian bahan bakar LGV telah dilaksanakan di SPBU Solo Baru COCO (Company Operation Company Owner), SPBU COCO Margonda, Depok, dan SPBU DODO (Dealer Operation Dealer Owner) di Bogor, masing-masing berkapasitas sebesar 6 MT dengan kapasitas pengisian dispenser 40-100 liter per menit.

Peresmian proyek senilai Rp 4,7 miliar tersebut membuat total SPBU penyedia fasilitas pengisian bahan bakar LGV menjadi 21 unit. COCO SPBU dikelola dan dimiliki sepenuhnya oleh Pertamina. Sedangkan SPBU DODO dimiliki dan dioperasikan oleh swasta.

5 pilar prioritas

Dua unit COCO SPBG online di Cililitan dan Pulogadung, Jakarta Timur dengan nilai investasi Rp 127,9 miliar juga akan segera dioperasikan untuk mendukung program konversi BBM ke gas bumi. Setiap SPBG berkapasitas 1 MMSCFD (juta meter kubik) atau setara premium 30.000 liter.

“Kedelapan proyek ini merupakan implementasi dari 5 pilar prioritas strategis Pertamina kejuaraan Dunia. “Dengan proyek-proyek tersebut, keberadaan Pertamina sebagai holding energi tidak hanya bertujuan untuk menciptakan nilai bisnis bagi perusahaan, tetapi juga mendukung terwujudnya kemandirian energi nasional dan melayani kebutuhan masyarakat,” kata Dwi.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral IGN Wiratmaja Puja mengapresiasi langkah yang dilakukan Pertamina dalam mendukung program pemerintah, mulai dari konversi minyak tanah ke LPG hingga konversi BBM ke bahan bakar gas yang saat ini terjadi.

Kerjasama City Gas dengan DKI Jakarta

Pada pekan ini, Pertamina juga menandatangani kerja sama dengan Pemprov DKI Jakarta untuk penyediaan infrastruktur energi migas. Perjanjian tersebut mencakup penyediaan energi listrik, penyediaan gas, dan infrastruktur jaringan gas untuk perumahan, transportasi, dan industri dalam rangka penyelenggaraan City Gas di wilayah DKI Jakarta.

Perjanjian tersebut ditandatangani oleh Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto dan Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama. Misalnya saja, Pertamina akan memberikan kegunaannya sekolah musikatau pendingin (pendingin) ramah lingkungan terhadap program tersebut bangunan hijau di wilayah DKI Jakarta.

Gubernur Ahok sangat antusias dan berharap kerja sama segera terwujud.

“Kami melakukan dan akan memfasilitasi perjanjian ini untuk dilaksanakan dengan baik dan cepat, dengan tetap memperhatikan prinsip tata kelola perusahaan yang baik,” kata Ahok. —Rappler.com

Uni Lubis adalah jurnalis senior dan Eisenhower Fellow. Dapat disambut di @UniLubis.


sbobet mobile