Pilpres di Indonesia meluas ke Twitter, Facebook
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Media sosial menjadi panggung kampanye baru dalam pemilihan presiden Indonesia tahun 2014
JAKARTA, Indonesia – Pemilu Indonesia tahun 2014 dilaksanakan dengan sengit baik secara online maupun secara offline, dengan menggunakan metode kampanye tradisional.
Ayee Macaraig berada di Indonesia untuk meliput menjelang pemilu, dan dia mengajukan laporan ini.
Bukan Flappy Bird, Ini Go Jokowi!
Di negara dengan kota Twitter nomor satu dunia, inilah fase kampanye baru.
Persaingan sengit untuk menjadi presiden Indonesia terjadi secara online melalui permainan, video musik, dan tagar.
Ingin tahu kiprah Gubernur DKI Jakarta Joko “Jokowi” Widodo dan mantan jenderal khusus Prabowo Subianto?
Ada aplikasi untuk itu!
Flap Jokowi Man menunjukkan Jokowi menghindari tawaran uang tunai, sementara Prabowo memiliki “6 Tindakan Kami” yang menggambarkan kebijakan dan programnya.
Kedua kubu paham bahwa mereka perlu melibatkan netizen muda, dimana sepertiga dari 190 juta pemilih di Indonesia berusia 17 hingga 30 tahun.
Namun kampanye negatif secara offline menjadi lebih viral secara online.
FADLI ZON, TIM PRABOWO: Media sosial sangat berpengaruh bagi pemilih muda dan pemula. Selama ini kita menggunakan media sosial untuk berkampanye, namun sayangnya masih banyak terjadi black campaign, terutama melalui akun palsu dan anonim. Hal ini membuat media sosial tidak dapat diandalkan.
Media sosial juga mencerminkan kenyataan di lapangan, dimana Prabowo memiliki pasukan online yang apik dan bersifat top-down, sementara kampanye Jokowi kurang terorganisir.
KAMPANYE ANIES BASWEDAN, VOOR, JOKOWI: Hal ini telah menjadi medan pertempuran baru untuk kampanye, dan masyarakat Indonesia telah begitu terpapar dengan media sosial akhir-akhir ini sehingga keterlibatan dalam bidang tersebut sangatlah penting. Tim kami juga sedang mengerjakannya. Dari segi ukuran, saya pikir kami mendominasi. Dari segi pesan, pesan kita seringkali tidak fokus. Ini mungkin merupakan pemilu pertama di mana media sosial memainkan peran penting.
Namun generasi muda Indonesia mengambil langkah sendiri.
Gerakan pemuda Ayo Pilih atau “Ayo Pilih” menjangkau pemilih muda dengan mengumpulkan mereka untuk menonton debat pemilu ala Piala Dunia.
DISNA HARVENS, AYOVOTE: Ini persoalan terbesar karena dulu politik Rezim Baru itu kotor dan masyarakat menganggap politik itu kotor dan jauh dari itu. Kami mencoba mendidik menggunakan budaya pop seperti menggunakan media sosial. Kami sedang bermain game.
Jaringan TV mematikan banyak anak muda Indonesia karena liputan bias mengenai kandidat yang didukung pemiliknya.
Namun keberhasilan acara seperti pesta menonton Ayo Vote menunjukkan semangat generasi muda terhadap masa depan negaranya.
JOHNSON PARDOMUAN: Awalnya saya tidak optimis, tapi sekarang saya melihat anak muda di Indonesia lebih banyak berpartisipasi dalam politik, ingin tahu lebih banyak tentang politik, menaruh hati dan kepeduliannya pada politik. Kami sangat berharap ada harapan untuk masa depan.
Kaum muda Indonesia menggunakan media sosial tidak hanya untuk mempromosikan kandidat mereka, namun juga untuk memastikan bahwa suara mereka akan dihitung pada hari pemilu.
AYEE MACARAIG, LAPORAN: Menjelang pemilu di Indonesia yang disebut media sosial, kaum muda beralih ke internet dan ponsel untuk membantu mereka memutuskan siapa yang akan menjadi pemimpin mereka berikutnya. Meskipun media tradisional bias, para pemilih muda mengambil bagian dalam pemilu dengan menyalurkan kreativitas dan harapan mereka secara online.
Ayee Macaraig, Rappler, Jakarta
– Rappler.com