Polri membantah kabar pergantian Kabareskrim
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Luhut Panjaitan, Menko Polhukam, mengatakan Budi Waseso kerap menimbulkan keresahan masyarakat.
JAKARTA, Indonesia – Mabes Polri membantah kabar rencana pergantian Kepala Badan Reserse Kriminal Komisaris Jenderal Budi Waseso.
“Dari mana datangnya berita itu? Itu tidak benar. “Saya sudah konfirmasi ke jajaran saya,” kata Kepala Divisi Penerangan Masyarakat Polri Kombes Suharsono seperti dikutip. Di antaraRabu 2 September 2015.
Sebelumnya diberitakan, Budi akan dicopot dari jabatannya. Media diberitakan juga, dirinya dipanggil Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada Selasa, 1 September. Pertemuan itu disebut-sebut untuk menyampaikan rencana pencopotan tersebut.
Menanggapi pemberitaan media, Budi mengaku siap menerima keputusan tersebut.
“Sebagai prajurit, saya selalu siap memberikan yang terbaik untuk negara,” ujarnya saat ditemui di kantornya, Rabu, 2 September.
Sementara anak buahnya, Direktur Tindak Pidana Khusus Brigjen Victor Simanjuntak, terancam mundur.
“Karena ke depannya penyidik akan takut jika melakukan sesuatu. Saya takut dicopot,” ujarnya.
Kontroversi Budi Waseso
Nama Budi Waseso pertama kali mencuat setelah divisinya menetapkan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) nonaktif Bambang Widjojanto sebagai tersangka kasus pemberian informasi palsu terkait sengketa pemilihan kepala daerah Kotawaringin Barat, Kalimantan Tengah.
Disusul dengan penetapan Ketua KPK nonaktif Abraham Samad sebagai tersangka kasus pemalsuan dokumen yang digunakan untuk pengurusan paspor Feriyani Lim.
Berikutnya, Bareskrim yang dipimpin Budi kembali menyasar KPK yakni penyidik senior Novel Baswedan dan 21 penyidik lainnya. Novel menjadi tersangka kasus tindak pidana penyerangan saat menjabat Kepala Satuan Reserse Kriminal Polres Bengkulu Kota pada tahun 2004. Sementara itu, ada 21 penyidik KPK yang mempertanyakan izin kepemilikan senjata apinya.
Kasus lain yang menjadi ulah anak buah Budi adalah kasus korupsi Trans-Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) yang melibatkan mantan Menteri Badan Usaha Milik Negara Dahlan Ishkan.
Terakhir, Budi langsung memimpin penggeledahan di Tanjung Priok terkait kasus tersebut waktu tinggale. Kasus ini melibatkan Direktur Pelindo II, RJ Lino. Kantor Lino juga digeledah.
“Budi Waseso ribut”
Penampilan Budi Waseso tak hanya menyita perhatian publik, tapi juga Istana Negara. Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan Luhut Binsar Panjaitan pun mengaku kesal.
“Jika itu hanya sebuah indikasi, mungkin ya, jangan membuat keributan. Pejabat tidak boleh ribut,” kata Luhut.
Kerusuhan yang dilancarkan Budi disebut-sebut berdampak pada kepercayaan masyarakat terhadap penegakan hukum di Tanah Air.
Petisi #hapusBuwas
Sementara itu, aktivis antikorupsi yang diwakili Dahnil Anzar Simanjuntak dan pengamat politik Ray Rangkuti membuat petisi untuk mendorong Presiden Joko “Jokowi” Widodo mencopot Komjen Budi Waseso.
Dalam petisinya, Dahnil dan Ray menyebutkan setidaknya ada 49 pejuang antikorupsi yang dilaporkan dalam berbagai kasus kriminal. Empat di antaranya merupakan pejabat KPK dan Komisi Yudisial.
Pada pukul 07.00, petisi tersebut telah mencapai hampir 19.436 tanda tangan.
Jika Anda setuju Budi Waseso dicopot, tandatangani petisinya Ubah.org Ini. — Laporan dari Uni Lubis/Rappler.com
BACA JUGA