• October 8, 2024

RAPBN tahun 2016 hendaknya mendorong pertumbuhan yang berkualitas

Hari ini, Jumat, 14 Agustus, Presiden Joko Widodo akan menyampaikan pidato kenegaraan dengan memperkenalkan nota keuangan pada rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) tahun 2016.

Jokowi akan menginap seharian di gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) di kawasan Senayan, Jakarta Selatan. Pagi harinya, Sidang Paripurna MPR diisi oleh pimpinan lembaga tertinggi dan tertinggi negara yaitu MPR, Presiden, DPR, dan DPD. Usai salat Jumat, Presiden akan menyampaikan Nota Keuangan/RAPBN Tahun 2016.

Ini adalah kali pertama pemerintahan Jokowi menyiapkan RAPBN secara lengkap. Pada tahun pertama, Jokowi melaksanakan APBN 2015 yang semula disusun oleh pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Di tengah jalan, ketika Jokowi sudah menjadi presiden, muncul APBN Perubahan (APBN-P) yang utamanya menyetujui pengalihan dana untuk pembangunan infrastruktur, jaminan kesehatan, pendidikan, dan bantuan kepada masyarakat miskin.

Dalam APBN-P 2015, terdapat ruang fiskal yang cukup bagi modal Jokowi untuk mengelola tahun pertama pemerintahannya. Ruang fiskalnya sebesar Rp 230 triliunyang diperoleh dari pemotongan subsidi bahan bakar minyak (BBM).

Penyusunan RAPBN tahun 2016 dilakukan di tengah ketidakpastian situasi global. “Ketidakpastian inilah yang mendorong perlambatan ekonomi dunia. Situasinya tidak pasti, kita harus cermat mencermati perkembangan situasi dan keputusan kebijakan yang diambil negara lain, kata Menteri Keuangan Bambang Sumantri Brodjonegoro, Kamis 13 Agustus.

Devaluasi Yuan terhadap dolar AS yang terjadi pada pekan ini tidak masuk dalam perhitungan asumsi RAPBN 2016. Perbincangan dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) merupakan ruang berdiskusi mengenai perkembangan terkini yang terjadi setiap minggu, bahkan setiap hari.

Melemahnya perekonomian berarti RAPBN 2016 harus memberikan ruang yang luas untuk meningkatkan belanja pemerintah. Hal ini dapat dilakukan melalui alokasi anggaran dan penyerapan segera untuk proyek infrastruktur dan dana desa.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo mengungkapkan sebanyak Rp 250 triliun APBD belum terpakai untuk pembangunan dan masih tersimpan di sejumlah bank. Hal ini menyebabkan penyerapan anggaran negara terhambat.

Survei anggaran ini terhambat, tercatat lebih dari Rp250 triliun alokasi anggaran di daerah masih dipegang oleh perbankan, baik BPD maupun bank swasta, kata Tjahjo.

Alasan rendahnya penyerapan adalah kekhawatiran para pejabat mengenai risiko hukum. Alasan lainnya adalah bahaya moralkarena menimbun dana di bank menawarkan suku bunga yang solid tanpa menghasilkan pekerjaan yang produktif.

“Kami akan memikirkan masa depan Penghargaan dan hukuman untuk wilayah tersebut. Mereka yang berhasil akan mendapatkan tambahan insentif anggaran. Yang lambat, dananya kemudian diberikan dalam bentuk SUN, atau Surat Utang Negara, kata Menteri Keuangan Bambang.

Mantan Menteri Keuangan Chatib Basri melalui akun Twitternya (@ChatibBasri) mengingatkan pemerintah untuk mewaspadai dampak devaluasi Yuan yang berpotensi memicu perang mata uang (perang mata uang).

RAPBN tahun 2016 juga diharapkan lebih memperhatikan kesejahteraan Pegawai Negeri Sipil (PNS), tambahan dana jaminan kesehatan. Pertumbuhan ekonomi harusnya dikoreksi agar lebih realistis, asalkan berkualitas.

Ukuran kualitas pertumbuhan adalah jika pemerintah mampu memperbaiki rasio Gini, yaitu rasio yang dapat menggambarkan tingkat ketimpangan ekonomi suatu negara. Rasio Gini Indonesia masih tergolong buruk, berkisar 0,41.

Pelemahan nilai tukar dan turunnya daya beli akibat situasi perekonomian dikhawatirkan akan memperburuk rasio Gini.

Menteri Keuangan Bambang berharap jika pembahasan RAPBN 2016 berjalan lancar maka proses lelang proyek pembangunan bisa selesai pada Januari 2016, sehingga serapan anggaran lebih baik dibandingkan tahun ini.

“Kami berharap survei anggaran tidak menumpuk di semester II seperti tahun ini,” kata Bambang.

Yang juga ditunggu adalah penerapan angka makro khususnya nilai tukar terhadap dolar AS yang akan ditetapkan dalam RAPBN 2016.

Pekan ini, nilai tukar dolar AS menyentuh Rp13.800 pada transaksi di tingkat bank. Bank Indonesia yang melakukannya stres manajemen untuk kisaran nilai tukar dolar AS Rp 13.000-13.400.

Nilai tukar yang diumumkan pemerintah dalam asumsi makro akan menjadi acuan semua pihak dalam menyusun anggaran di semua sektor, baik pemerintah maupun swasta untuk tahun 2016.

Masalahnya, apakah nilai tukar ini bisa menjadi acuan yang valid?

“Kursus itu nilai relatif dari satu mata uang ke mata uang lainnya. Rupiah melemah terhadap dolar AS, namun bisa saja menguat terhadap mata uang lain, misalnya Yen. Apa manfaat yang bisa kita peroleh dari posisi ini? Itu yang penting, kata Bambang.

Harapan terhadap RAPBN 2016: Perlunya stimulus fiskal bagi lapisan bawah

Pemerintah diharapkan menyiapkan anggaran yang realistis dan memberikan lebih banyak stimulus bagi masyarakat miskin.

Saya berharap stimulus fiskal tidak hanya berupa belanja infrastruktur, tetapi juga belanja yang dapat menunjang kehidupan masyarakat kelas bawah, kata Mari Elka Pangestu, Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, saat dihubungi Rappler. . , Jumat 14 Agustus.

Ayolah, yang itu pernah menjabat sebagai Menteri Perdagangan dan Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif pada pemerintahan Presiden SBY, juga menyarankan agar pemerintah lebih realistis dalam menyusun angka asumsi makro dalam RAPBN 2016.

“Asumsi penerimaan pajak dan pertumbuhan ekonomi misalnya, jangan didasarkan pada data tahun 2015, karena pasti di bawah itu,” kata Mari.—Rappler.com

Uni Lubis adalah jurnalis senior dan Eisenhower Fellow. Dapat disambut di @UniLubis.

BACA JUGA:


taruhan bola