Revolusi Pasar Tradisional: Coba Pasar Pondok Indah
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jakarta kembali semarak dengan hadirnya pasar modern, kali ini di kawasan Pondok Indah. Bagaimana isi pasarnya? Mari kita jelajahi bersama.
JAKARTA, Indonesia – Setelah sukses menghidupkan kembali Pasar Santa, Jakarta Selatan, Perusahaan Daerah Pasar Jaya kembali meluncurkan pasar modern yakni Pasar Pondok Indah.
Sesuai dengan namanya, pasar ini terletak di kawasan elit Pondok Indah, tepat di dekat Jalan Ciputat Raya.
Mal tiga lantai ini milik PD Pasar Jaya bekerja sama dengan swasta dan baru diresmikan akhir pekan lalu.
(BACA: 8 Alasan Seru Menghabiskan Akhir Pekan di Pasar Santa)
Apa saja yang dijual di Pasar Pondok Indah?
Pasar Pondok Indah alias PasPin menjadi tempat berkumpulnya ‘pemain lama’ pengusaha kerajinan dan tekstil. Mereka biasa berjualan dari pameran ke pameran.
Alhasil, beberapa pasar Pondok Indah menjual produk seni dalam negeri yang terletak di lantai dasar.
Lantai dasar menjual berbagai jenis batik dan kerajinan tangan, antara lain kain batik yang dicetak di atas kain unik hingga peralatan dapur bermotif batik. Salah satu syarat berjualan di pasar ini adalah semua barang harus buatan Indonesia, menurut salah satu pengelola pasar kepada Rappler.
Misalnya, toko busana Erre milik seorang perempuan bernama Renny yang menjual bahan tenun dan lurik, serta gaun rancangan pemilik toko sendiri. Lulusan Institut Kesenian Jakarta ini sebelumnya membuka booth di Indonesia Fashion Week atau di rumahnya di kawasan Cinere.
Kain tenun yang dijual Renny berkisar Rp 100-250 ribu. Sedangkan baju di atas Rp 500 ribu.
“Menurutku asal menarik, konsepnya tetap solid, peminatnya akan banyak ayo,” kata Renny. Konsep yang dimaksud adalah sebagai pusat perbelanjaan kerajinan dan seni Indonesia.
Penjual lainnya, Lia, membuka toko baju muslim Indress. Sebelumnya ia berjualan dari pameran ke pameran dan membuka butik di kawasan Bintaro.
(BACA: Misi menyelamatkan pedagang Pasar Santa)
Daerah yang nyaman
Bangunan PasPin sendiri masih baru dan bersih, berbeda dengan gambaran pasar tradisional yang terlihat kumuh dan kumuh. Toiletnya masih terawat dengan baik.
Pasar ini juga dilengkapi dengan anjungan tunai mandiri (ATM) seperti pasar modern lainnya, sehingga Anda tidak perlu khawatir kehabisan uang saat berbelanja.
Jika Anda lapar setelah berbelanja, pasar ini juga menyediakannya tempat makan Anda bisa menikmati makanan ringan, nasi rebus, meski hanya kopi.
Bo menjual berbagai makanan dan minuman. Di lantai ini juga terdapat ruang kreativitas anak muda, seperti klub fotografi dan film. Pada hari Minggu, 19 April kemarin, film biografi tersebut Sukarno dimainkan di sini
Namun karena masih baru, tidak semua kios ditempati pedagang. Sebagian besar masih kosong dan diharapkan segera terisi. Kabarnya, untuk menyewa kios di sini Anda hanya perlu membayar Rp 15 juta per tahun.
Jadi, mumpung masih sepi dan tempat parkir masih kosong, silahkan mampir ke PasPin untuk membeli produk kerajinan khas Indonesia. Jika Anda menyukai suasana di Pasar Santa, Anda juga akan menikmati PasPin, karena di pasar ini juga terdapat toko-toko seperti Read & Eat dan Seberang Kue.
Dijamin tidak menyesal menghabiskan akhir pekan di sini. PasPin bernuansa pasar namun suasana santai berdagangtengah. —Rappler.com