• November 26, 2024

Rupiah menguat, tapi sampai kapan?

Bank Indonesia mendukung paket ekonomi pemerintahan Jokowi, asalkan konsisten dilaksanakan. Faktor global dan masuknya dana swasta juga turut mendorong penguatan rupiah

Jakarta, Indonesia – Rupiah kembali menguat hari ini. Laman Bloomberg memperlihatkan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS menyentuh Rp13.828 atau meningkat 3,1 persen dibandingkan hari sebelumnya. Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JIBOR) hari ini tercatat Rp14.065 per dolar AS, dibandingkan Rp14.382 pada hari sebelumnya.

Pada 6 Oktober, rupiah mencatatkan kenaikan tertinggi untuk pertama kalinya dalam enam tahun terakhir, atau naik 260 poin menjadi Rp 14.241 per dolar AS.

Penguatan rupiah berbarengan dengan penguatan mata uang Malaysia, ringgit. Kedua mata uang ini paling melemah saat dolar AS menguat dalam beberapa bulan terakhir.

Karena jatuhnya paling dalam, ketika dolar AS melemah, maka naik paling signifikan, kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia Mirza Adityaswara saat dihubungi Rappler sesaat setelah pengumuman Paket Ekonomi Jilid 3, Rabu, 7 Oktober.

Menurut Mirza, faktor yang menguatkan rupiah adalah situasi global, terutama yang terjadi di AS.

“Konsensus sedang bergeser mengenai kapan Federal Reserve akan menaikkan suku bunga acuannya. Setelah menunggu hingga kuartal ketiga, tampaknya The Fed belum akan menaikkan suku bunga tahun ini. Hal ini menyebabkan mereka mengambilnya posisi panjangdari dolar untuk potong kerugian atau mengurangi kerugian,” kata Mirza.

Departemen Perdagangan merilis angka defisit perdagangan AS pada Agustus yang melebar menjadi US$48,33 miliar dibandingkan US$41,81 miliar pada Juli 2015. Pasar memperkirakan defisit perdagangan AS akan mencapai US$47,40 miliar pada Agustus ini. Ternyata menjadi lebih buruk.

Parameter perekonomian AS lainnya, seperti ekspor, juga turun sebesar dua persen ke angka terendah sejak Oktober 2012. Impor naik sebesar 1,2 persen, padahal AS sebenarnya telah mengurangi impor minyak sejak September 2004.

Karena melemahnya rupiah disebabkan oleh situasi dunia khususnya AS, maka mata uang kita akan menguat jika AS melambat, kata Mirza.

Hal ini sebenarnya patut diwaspadai, karena pemerintah AS tentu tidak tinggal diam terhadap kondisi perekonomiannya.

Mirza menekankan pentingnya melakukan reformasi struktural di sektor riil untuk meningkatkan kepercayaan terhadap perekonomian yang tentunya akan berdampak pada penguatan rupiah yang berkelanjutan.

“Tapi ingat juga nilai rupiah saat ini masih diremehkandan sebenarnya bagus untuk ekspor manufaktur kita,” kata Mirza.

Rabu sore ini, pemerintahan Presiden Joko “Jokowi” Widodo meluncurkan Paket Ekonomi Jilid 3 untuk memulihkan perekonomian yang melambat. Harga premium ditetapkan dan insentif harga listrik diberikan untuk membantu industri.

Situs Bank Indonesia memuat penjelasan Gubernur Bank Indonesia Agus Martowardojo yang sebelumnya mengkritik wacana pemerintah menurunkan harga BBM untuk mendukung pemulihan ekonomi.

“Gubernur Bank Indonesia mendukung kebijakan perekonomian pemerintah sepanjang tetap mempertimbangkan konsistensi dengan kebijakan sebelumnya. “Jika penambahan bahan bakar dilakukan harus berdasarkan perhitungan yang kredibel,” kata pernyataan itu.

Lebih jelasnya dapat dibaca di Di Sini.

Menurut Mirza, penguatan rupiah juga didorong oleh ekspektasi masyarakat terhadap implementasi paket ekonomi Jokowi. Nilai tukar mata uang asing merupakan cerminan penawaran dan permintaan. Untuk memperkuat rupiah perlu mendatangkan mata uang asing.

Pada paket ekonomi sebelumnya, terdapat fasilitas dan insentif pariwisata, penanaman modal asing dan dalam negeri, serta impor bahan baku dan bahan penolong.

Dalam dua hari terakhir beredar informasi akan ada aliran dana masuk dalam jumlah besar dari dana tersebut masalah nyata atau penerbitan saham baru oleh emiten PT Hanjaya Mandala Sampoerna, produsen rokok terkemuka. Informasi tersebut sudah beredar sejak Agustus lalu bahwa Sampoerna akan melakukan hal tersebut masalah nyata Senilai US$1,94 miliar, terbesar dalam tujuh tahun terakhir di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan informasi yang berkembang di pasar, hunian dari masalah nyata akan terjadi pada bulan Oktober ini. Meski perusahaan rokok ini terkena dampak pembatasan iklan di media, namun investor melihat potensi perusahaan tersebut masih besar sehingga dana yang akan dihimpun cukup besar dan akan mengalir ke perbankan nasional. Hal ini juga mendorong masyarakat untuk menjual dolar dan memperkuat rupiah.

Masuknya dana jutaan dolar ke perbankan, terutama akibat konversi dolar AS ke rupiah, dinantikan banyak pihak yang ingin melihat rupiah menguat.

“Pasar valuta asing di Indonesia transaksinya US$2 miliar hingga US$3 miliar per hari. Yang terbesar adalah Pertamina yang mencapai US$150 juta per hari untuk impor minyak. “Sebaiknya pengusaha Indonesia menyimpan dolarnya di dalam negeri karena akan membantu memenuhi kebutuhan dolarnya,” kata Direktur Utama Bank Mandiri itu. Budi Gunadi Sadikin dalam sebuah seminar beberapa waktu lalu.

Hal inilah yang saat ini kita tunggu, apakah pemerintah dan BI akan mengeluarkan paket ekonomi berikutnya yang mengatur konversi dolar ke rupiah. — Rappler.com

BACA JUGA:


Live Casino