• November 30, 2024
Satlak Prima dan KOI saling tuding atas kegagalan SEA Games 2015

Satlak Prima dan KOI saling tuding atas kegagalan SEA Games 2015

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

KOI dituding gagal melobi negara lain untuk memasukkan cabang olahraga yang berpotensi meraih medali emas Indonesia, seperti gulat, voli pantai, dan angkat besi.

JAKARTA, Indonesia – SEA Games 2015 telah berakhir. Alhasil, Indonesia hanya duduk di peringkat kelima dengan koleksi 47 medali emas. Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi segera memerintahkan evaluasi besar-besaran.

Satuan Pelaksana Program Indonesia Emas (Satlak Prima) tidak ingin dianggap sebagai penyebab kegagalan Indonesia.

Sebelum evaluasi sampai ke Satlak Prima, Suwarno selaku ketua menuding Komite Olimpiade Indonesia (IOC) menjadi penyebab buruknya hasil tersebut.

“Kalau dilihat dari Prima (Satlak), KOI kurang menjalankan tugasnya dengan baik. Mereka tidak berkoordinasi dengan kita mengenai olahraga unggulan Indonesia. Tidak mempunyai misi untuk memperjuangkan olahraga unggulan Indonesia bersaing. “Suka saja (KOI),” kata Suwarno, Jumat 19 Juni 2015.

Suwarno mengkritisi kinerja KOI dalam melobi negara lain agar memasukkan cabang olahraga yang berpotensi meraih medali emas Indonesia. Akibatnya, cabang olahraga yang dipertandingkan di Olimpiade seperti gulat, voli pantai, tolak peluru tidak dipertandingkan.

“Ada juga karate dan kempo yang punya potensi emas, tapi juga tidak diikuti. Ya, karena kurangnya lobi dari KOI, padahal mereka punya akses, kata Suwarno.

Selain itu, Suwarno menyinggung masalah lama antara Satlak Prima dan KOI, yakni keputusan organisasi pimpinan Rita Subowo yang secara sepihak memasukkan cabang olahraga petanque dan hoki. Padahal, komitmen Satlak Prima dan pemerintah menjelang SEA Games adalah memasukkan potensi cabang olahraga.

“Komitmen kami dengan pemerintah adalah hanya mengikutsertakan atlet dari cabang yang memiliki proyeksi medali di pelatnas. “Tapi, KOI secara sepihak memasukkan cabang olahraga petanque dan hoki,” kata Suwarno.

Kemudian KOI kembali turun tangan untuk menentukan atlet tenis meja yang berangkat ke SEA Games 2015. Manajer berkuda pun secara sepihak digantikan oleh KOI. “Itu sangat mempengaruhi psikologi atlet, pasti akan terpengaruh performanya,” kata Suwarno yang merupakan mantan Panglima Kodam V Brawijaya ini. dia berkata.

Suwarno meminta ketegasan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Seharusnya tindakan KOI mendapat teguran dari Menpora Nahrawi. “Ini yang kami sesali. “Diam saja seolah tidak ada apa-apa,” kata Suwarno.

Satlak memang lebih akurat dalam merancang sasaran. Sebelum SEA Games 2015, Satlak memperkirakan Indonesia hanya mampu meraih sekitar 46-54 medali emas. Meski demikian, Rita Subowo menegaskan dirinya optimistis bisa meraih 76 medali emas dan minimal penerus.

(BACA: Tak Realistis Target Merah Putih di SEA Games 2015)

Menpora Nahrawi pun mengamini pernyataan Rita saat itu. Ternyata prediksinya melenceng jauh dan Indonesia turun ke posisi kelima dengan hanya meraih 47 medali emas. –Rappler.com