Saya mendengarkan kelompok hak asasi manusia
- keren989
- 0
Dalam pertemuan dengan Presiden Jokowi, Hidayasa mengatakan Presiden Indonesia juga memberi tahu mereka tentang penyerahan tersangka perekrut Veloso pada Selasa, 28 April, yang menjadi dasar permohonan terakhir Aquino.
Biro Investigasi Nasional sebelumnya mengajukan tuntutan perekrutan ilegal, perdagangan manusia dan estafa terhadap Sergio dan dua orang lainnya sehubungan dengan kasus Veloso.
Eksekusi Veloso tertunda setelah perekrutnya menyerah, yang dituduh menipunya agar terbang ke Indonesia dan membawa koper berisi 2,6 kilogram heroin yang disembunyikan di lapisannya. (TONTON: Rappler Talk: Nasib Mary Jane Veloso)
Aktivis hak asasi manusia mengawal Jokowi
Pada hari Rabu, 29 April, pemerintah Filipina menyoroti upaya di balik layar yang dilakukan Presiden Aquino pada menit-menit terakhir untuk menyelamatkan ibu dua anak berusia 30 tahun dari hukuman mati di Indonesia.
Meskipun pemerintah Indonesia mengakui permohonan Aquino, pemerintah juga mengakui upaya organisasi hak asasi manusia yang berkampanye untuk menyelamatkan nyawa Veloso melalui protes harian dan kampanye online yang viral. (BACA: #SaveMaryJane di antara petisi Change.org yang paling banyak ditandatangani)
Dalam serangkaian postingan di akun Twitter resminya @setkabgoid, Sekretariat Kabinet Indonesia mengutip “sinergi” antara pemerintahan Jokowi dan aktivis hak asasi manusia dan meminta mereka untuk melanjutkan keterlibatan mereka di masa depan.
Seminggu menjelang eksekusi, aktivis hak asasi manusia internasional meningkatkan seruan mereka untuk menyelamatkan Veloso dari hukuman mati di Indonesia. (BACA: Eksekusi Mary Jane Veloso Bentuk ‘Keadilan’ yang Kejam
Presiden Jokowi mendengarkan dan memperhatikan para aktivis hak asasi manusia yang terus mengawal beliau dalam menjalankan tugas konstitusionalnya, tulis Sekretariat Kabinet Indonesia di Twitter.
3. Presiden Jokowi mendengarkan dan memperhatikan suara para aktivis kemanusiaan yang terus mendampinginya dalam menjalankan tugas konstitusionalnya #MJV
— Sekretariat Kabinet (@setkabgoid) 29 April 2015
“Mengenai masalah hak asasi manusia, presiden meminta para aktivis untuk terus memberikan masukan kepadanya saat mereka mengambil keputusan,” tambahnya.
5. Dalam kasus kemanusiaan, Presiden meminta para aktivis untuk tidak lelah memberikan masukan kepada Presiden untuk mengambil keputusan #MJV
— Sekretariat Kabinet (@setkabgoid) 29 April 2015
Para pembela hak asasi manusia, seperti Migrant Care dan kelompok gereja lokal, telah memimpin seruan untuk menghentikan eksekusi di Indonesia melalui protes, lobi, dan kampanye online.
“Kami menghargai itu. Ini menjadi peluang bagi kami untuk melanjutkan kampanye penghapusan hukuman mati di sini karena masih banyak masyarakat yang menunggu eksekusinya,” kata Hidaya. menyambut baik sikap Presiden Jokowi terhadap masyarakat sipil.
Menurut Hidaya, penangguhan hukuman yang diberikan kepada Veloso “penting bagi kami untuk memperkuat kampanye menghentikan hukuman mati di sini.”
Pada hari Rabu tanggal 29 April, 8 narapidana narkoba dari Afrika, Australia, Brazil dan Indonesia dieksekusi oleh regu tembak. Hidaya mengatakan sekitar 40 orang lainnya mengalami nasib serupa di Indonesia. – Rappler.com