• November 26, 2024

Selamat ulang tahun Jakarta: Ayo cepat berkembang

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Apa hikmah yang bisa diambil Jakarta dari bulan puasa?

HUT Jakarta tahun ini akan jatuh pada bulan suci Ramadhan. Saya membayangkan kegembiraannya akan jauh berkurang. Di bawah bayang-bayang obral Ramadhan, perayaan apa pun pasti akan ketinggalan jaman.

Tapi apa sebenarnya yang kita rayakan setiap tanggal 22 Juni? Bersyukur kita harus menghabiskan 5 hingga 6 jam di kemacetan setiap hari? Apakah Anda bangga dengan kehadiran gedung-gedung tinggi tanpa fasilitas umum yang memadai? Kegembiraan karena sewaktu-waktu bisa saja ada gerombolan orang yang mengayunkan tongkat dan parang di jalan?

Kota ini salah dikelola. Sudah lama keadaan seperti ini terjadi. Gubernur datang dan pergi. Wajah kota terus memburuk setiap harinya. Bagaimanapun, kami tidak pergi. Karena separah apa pun Jakarta, sungai uang ada di sini.

Jakarta begitu rakus menyerap sumber daya ekonomi. Baik itu permodalan, teknologi, sumber daya manusia, dan energi. Menumpuknya tanpa ingin berbagi. Artinya tikus, kita, bisa mati jika tertimpa nasi.

Kata kuncinya adalah serakah. Dan itu mengingatkan saya akan apa yang harus kita perjuangkan dengan berpuasa di bulan Ramadhan. Kota ini harus berpuasa dan kelak bersedekah.

(BACA: Jualan Bulan Ramadhan, Masalah Akhlak)

Faisal Basri, saat berkampanye menjadi calon gubernur DKI Jakarta tiga tahun lalu, mengaku terpaku pada pembangunan. Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama saat ini masih membangun jalan tol/non tol. Bahkan, dia ingin merebut kembali pantai-pantai di Jakarta. Muram.

Perkembangan pesat tentu tidak dimaksudkan untuk mematikan kota. Ini hanya pertanda bahwa Jakarta tidak perlu lagi memperluas sumber daya ekonominya. Para pengusaha dipersilahkan membawa usahanya ke kota lain untuk berkembang.

Puasa memang tidak mudah. Apalagi cepat untuk pengembangan. Setiap orang takut lapar atau tidak mendapat cukup makanan. Tapi kenapa kita bisa berpuasa sebulan penuh? Karena kamu punya keyakinan? Mungkin. Tapi saya akan menunjukkan alasan lain dari sifat manusia. Sesuatu yang bisa ditiru oleh Jakarta.

(BACA: 4 fokus utama Pemprov DKI Jakarta di bawah Ahok)

Ada kerangka waktu yang jelas untuk mengadakannya dan itu masuk akal. Tiga puluh hari adalah interval waktu yang baik. Cukup lama untuk membentuk kebiasaan baik. Namun hal itu tidak membuat masyarakat merasa berlebihan. Bayangkan jika Anda disuruh berpuasa 6 bulan dalam setahun.

Perkembangan cepat 5 tahun yang disampaikan Faisal Basri masuk akal. Dalam 5 tahun kita bisa merasakan perubahan yang signifikan. Jika kita mau.

Ada kejelasan tentang apa yang diharamkan atau membatalkan puasa dan dalam batasan kita. Tidak diperbolehkan makan, minum, dan berhubungan intim hanya pada saat Imsak hingga Maghrib. Mencoba tiga hari tiga malam?

Puasa pembangunan dapat difokuskan pada puasa pembangunan infrastruktur baru dan perizinan pusat-pusat perekonomian. Mempertahankan dan meningkatkan kualitas yang sudah ada. Jangan menambahkannya. Tentu saja, saya tidak hanya berbicara besar. Bahkan anak kecil pun harus berpuasa.

Terakhir dan yang paling penting adalah pemahaman tentang motivasi berpuasa.

Dengan baik. Saya sinis terhadap masyarakat ini. Saya menduga hanya sebagian kecil dari mereka yang berpuasa melakukannya karena ikhlas. Sisanya memiliki motivasi pribadi. Dari yang takut masuk neraka, hingga yang tidak suka dengan mertuanya.

Orang-orang seperti ini belum menemukan proposisi nilai. Misalnya saja dalam bentuk rasa hormat dari masyarakat. Hal seperti inilah yang membuat mereka enggan berpuasa. Jujur? Menjauh.

Saya tidak yakin ada orang yang mau berpuasa untuk pembangunan. Apalagi tidak ada hubungannya dengan surga atau neraka. Maka harus ada bentuk value proposition lain yang membuat masyarakat resisten terhadap puasa demi pembangunan.

Saya menduga nilai yang ditawarkan tidak jauh dari rasa hormat masyarakat. Pemerintah DKI harus merencanakan kampanye yang cukup masif untuk memberikan penghargaan kepada pengusaha yang memindahkan usahanya ke luar Jakarta.

Namun sebelum itu, perlu dilakukan upaya penanaman kesadaran puasa untuk pembangunan. Bahwa Jakarta bisa menjadi kota yang nyaman jika semua orang bisa menahan diri. Karena itu. —Rappler.com

Ardi Wirdamulia adalah Doktor Ilmu Pemasaran dari Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia yang sedang belajar menulis artikel populer. Ikuti Twitter-nya @sangat banyak.

Artikel ini adalah bagian dari Cerita Ramadhan.


akun slot demo