• September 28, 2024

Serangan teror berturut-turut terhadap aktivis Madura Corruption Watch

SURABAYA, Indonesia- Penembakan misterius (Petrus) terhadap Mathur Husyairi (47), Sekretaris Jenderal Madura Corruption Watch (MCW), rupanya bukan kasus pertama yang terjadi di Bangkalan. Kasus penganiayaan serupa juga menimpa empat aktivis lainnya.

“Bang Mathur, ini bukan yang pertama, ada empat korban lainnya termasuk saya,” kata M. Musleh, penyidik ​​lapangan MCW di RS Dr. RS Soetomo Surabaya, Selasa malam (20/1).

Berikut daftarnya:

  • M. Musleh, penyidik ​​lapangan MCW, 23 Desember 2014, diserang saat hendak menggelar sidang program Raskin dan kompensasi bahan bakar KSKS di Kantor Kecamatan Galis Bangkalan. Musleh mengalami luka serius di bagian belakang kepala dan dirawat di rumah sakit setempat.
  • Mahmudi, Ketua Poros Pemuda Bangkalan, 8 Maret 2013. Aktivis yang kerap menjadi orator di berbagai demonstrasi di Bangkalan ini ditabrak dari belakang oleh pengendara sepeda motor tak dikenal saat hendak pulang. Mahmudi mengalami luka serius di lengan kirinya dan dirawat di rumah sakit.
  • Muzakki, relawan MCW, 1 Maret 2013. Mantan Sekretaris DPC Partai Kebangkitan Bangsa Ulama (PKNU) ini dibacok pengendara sepeda motor tak dikenal, usai menggelar aksi protes terhadap pelantikan Makmun Ibnu Fuad sebagai Bupati Bangkalan. Akibat penikaman tersebut, lengan kanan Muzakki mengalami luka parah.
  • Fahrillah, pengacara MCW, 8 November 2010, dibacok oleh dua orang tak dikenal saat pulang ke rumah. Saat itu dia sedang mengendarai sepeda motor bersama temannya. Pelaku merampas sepeda motor korban dan mengayunkan parang ke tangan korban. Fahrillah mengalami luka di lengan kanannya. Sebelumnya, Fahrillah juga kerap mendapat teror lewat pesan singkat.

Petrus di pagi hari

Mathur Husyairi ditembak orang tak dikenal pada Selasa (20/1) pukul 02.00, di depan rumahnya di Jalan Teuku Umar III/54, Desa Kemayoran, Bangkalan, Madura.

Penembakan terjadi saat korban hendak masuk ke rumahnya, sebelumnya korban baru saja pulang dari pertemuan dengan sejumlah aktivis di Surabaya.

Menurut Rofii (23), keponakan korban yang juga tinggal serumah, ia terbangun dari tidurnya saat mendengar suara tembakan. Saat membuka pintu rumah, ia melihat korban berlumuran darah di bagian pinggang dan berusaha mengejar pelaku penembakan. Pelaku ada 2 orang, mereka melarikan diri menggunakan sepeda motor, kata Rofii.

Mathur langsung dibawa ke RSUD Syamrabu Bangkalan, namun pihak RS tidak bisa merawatnya karena kondisi korban sudah terlalu parah sehingga harus dirujuk ke RSUD dr Soetomo Surabaya.

Korban tiba di RSUD Dr Soetomo pada pukul 3 pagi dan masuk ruang operasi satu jam kemudian. Operasi penghilangan peluru selesai pada pukul 22.00.

Menurut Rofii, korban baru sadar sekitar pukul 18.00, dan tidak bisa didatangi pihak luar, kecuali keluarga korban.

Keluarga melaporkan kasus Petrus ke polisi

Pihak keluarga melaporkan hal ini kepada pihak berwajib. Rofii mengatakan, polisi masih memeriksa beberapa saksi dan melakukan olah TKP, serta pakaian korban penembakan juga sudah diambil. Ia berharap kasus yang menimpa pamannya itu cepat selesai.

“Kami dari keluarga tidak bisa menebak siapa yang bertanggung jawab, kami serahkan masalah ini kepada pihak yang berwajib. “Selama ini korban tidak mempunyai musuh pribadi, tidak pernah bertengkar dengan siapapun, kami berharap kasus ini cepat selesai,” kata Rofii.

Sementara itu Kabid Humas Polda Jatim Komisaris Polisi Aduh Dalam pesan singkatnya kepada Rappler, Setiyono mengatakan Polda Jatim menerima proyektil yang sebelumnya bersarang di perut korban.

Tim dari Labfor akan melakukan penyelidikan untuk mengetahui jenis peluru dan senjata api apa yang digunakan. Poda Jatim pun mengirimkan tim Jatanras untuk membantu Polres Bangkalan mengungkap kasus ini.

“Karena Mathur Husairy mengajukan pengaduan ke KPK, dan kami sangat prihatin dan mudah-mudahan bukan karena aktivismenya,”

Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Bambang Widjojanto

MCW berencana menggelar aksi

MCW melalui M. Musleh mengatakan MCW bersama beberapa aktivis LSM lainnya akan menggelar aksi di depan Polres Bangkalan hari ini (21/1) hingga Senin pekan depan. Musleh tidak ingin kejadian serupa menimpa aktivis lainnya. Ia menyayangkan polisi tak mampu menuntaskan kasus-kasus sebelumnya. Padahal, menurut Musleh, hingga saat ini belum ada proses rekonstruksi kepolisian.

Dalam kasus yang menimpa Mathur, Musleh meyakini kasus penembakan ini ada kaitannya dengan pelaporan kasus korupsi yang dilakukan Mathur sebelumnya ke KPK.

“Menurut saya, kejadian Bang Mathur ada kaitannya dengan kasus korupsi yang menimpa pemerintah Bangkalan. Sejumlah pejabat Pemerintahan Bangkalan dipanggil KPK. “Mungkin mereka mengira kamilah yang melaporkannya,” kata Musleh.

Mathur Husyairi dikenal sebagai aktivis yang vokal menentang kasus korupsi di Bangkalan, termasuk kasus dugaan korupsi mantan Bupati Bangkalan, Fuad Amin. Mathur bergabung dengan MCW, lembaga yang dulu bernama Bangkalan Corruption Watch, sejak 2010. Ia juga merupakan direktur LSM Pusat Studi Islam dan Demokrasi (CIDe). Mathur pun aktif menyampaikan pandangannya di akun Twitter @husyairi_mathur.

Simpati Komisi Pemberantasan Korupsi

KPK angkat bicara soal penembakan aktivis Mathur Husyairi. KPK sangat berduka atas peristiwa penembakan yang terjadi di Mathur Husairi, Bangkalan Madura, kata Wakil Ketua KPK Bambang Widjojanto di Jakarta, Selasa (20/1).

Menurut Bambang, penembakan misterius aktivis antikorupsi menjadi perhatian khusus KPK. Karena Mathur Husairy sudah mengajukan pengaduan ke KPK, dan kami sangat prihatin dan mudah-mudahan bukan karena aktivismenya, ujarnya.

Mahtur pernah mengkritik ‘mafia minyak’ Fuad Amin

Mathur Husairy sebelumnya mengkritisi tindakan Gempur (Gerakan Masyarakat Peduli Ra Fuad) yang meminta KPK menerapkan asas praduga tak bersalah dalam penyidikan terhadap Bupati Bangkalan Fuad Amin. Mahtur mengatakan, tindakan itu tidak akan mempengaruhi penyidikan Fuad, KPK akan tetap melanjutkannya.

Fuad merupakan (mantan) Bupati Bangkalan yang ditangkap karena diduga menerima suap terkait jual beli gas bumi untuk pembangkit listrik di Gresik dan Gili Timur, Bangkalan Madura.

Kasus suap terhadap Fuad Amin sendiri terungkap melalui Operasi Tangkapan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi terhadap Direktur PT Media Karya Sentosa (MKS) Antonio Bambang Djatmiko serta perantara penerima suap yakni Rauf dan perantara yang memberi suap. penyuap yakni Darmono pada Senin 1 Desember 2014.

Selanjutnya pada Selasa 2 Desember 2014, KPK kembali melakukan penangkapan terhadap Fuad di rumahnya, di Bangkalan.

Penangkapan Fuad terkait kewenangannya sebagai Bupati saat itu.

Fuad, saat menjabat Bupati Bangkalan, tercatat sudah mengajukan permohonan ke BP Migas, agar Kabupaten Bangkalan mendapat alokasi gas bumi yang berasal dari eksplorasi lapangan ke-30 Kodeco Energy Ltd di lepas pantai Madura Barat yang dikuasai PT Pertamina Hulu Energi West Madura Offshore (PHE-WMO).

Kabupaten Bangkalan dan Pulau Madura mempunyai hak istimewa untuk menerima alokasi gas bumi untuk kebutuhan Pembangkit Listrik Tenaga Gas (PLTG) karena berguna untuk pengembangan industri di sekitar kawasan Jembatan Suramadu (Surabaya-Madura), kebutuhan kawasan industri dan kebutuhan dalam negeri. . warga Bangkalan.

Namun hingga saat ini PHE-WMO belum memberikan alokasi gas bumi yang diminta Fuad, karena PHE-WMO menilai pemasangan pipa distribusi gas bumi belum selesai.

Dalam kasus ini, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan Fuad sebagai tersangka penerima suap dengan ancaman hukuman penjara seumur hidup atau penjara 4-20 tahun, pidana penjara ditambah denda minimal Rp200 juta, dan maksimal Rp1 miliar. – dengan laporan dari Lina/Rappler.com


Result SGP