• October 5, 2024
Sopir Go-Jek Bekasi yang diadili oleh sopir taksi pangkalan pun melaporkannya ke polisi

Sopir Go-Jek Bekasi yang diadili oleh sopir taksi pangkalan pun melaporkannya ke polisi

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Di sejumlah tempat, penolakan ojek konvensional terhadap Go-Jek berujung pada aksi kekerasan.

JAKARTA, Indonesia – Lima orang tak dikenal yang diduga pengemudi ojek konvensional dilaporkan ke polisi karena melakukan penyerangan terhadap pengemudi Go-Jek Asep Sunarya di Bekasi, Selasa, 25 Agustus.

“Mereka datang tiba-tiba dan menjadi marah,” kata Asep Selasa malam 25 Agustus 2015 di Mapolrestabes Kota Bekasi. “Mereka memukul helm dan memukul.”

Asep saat itu sedang menunggu penumpang di depan SMA 1. Tak hanya memukul, jok motor Asep juga dirusak dengan senjata tajam. Pelaku pun membenturkan kepalanya ke kepala korban lalu membuangnya.

Asep tidak melapor sendiri. Ia didampingi ratusan pengemudi Go-Jek yang mendatangi Polres Bekasi untuk meminta perlindungan.

Menurut polisi, kedua pelaku berinisial A dan S ditangkap pada Rabu pagi. Sedangkan 3 lainnya masih dalam pencarian.

“Kami menangkapnya tanpa perlawanan,” kata Daniel Tifaona, Komisaris Besar Polres Bekasi. “Kami menghimbau mereka untuk menyerahkan diri melalui teman-temannya yang ditangkap. Karena berani bertindak, harus berani bertanggung jawab.”

Jalur darurat untuk pengemudi

Menanggapi aksi kekerasan terhadap sejumlah pengemudi Go-Jek pengemudi ojek konvensional, Go-Jek Indonesia menyatakan siap melaporkan pelakunya ke pihak berwajib.

“Kami sudah ada jalur darurat untuk manajer. “Kami mengimbau agar segera melapor jika merasa terancam atau mendapat intimidasi,” kata Marketing Vice President Go-Jek Indonesia Pingkan Irwin kepada Rappler, Rabu, 26 Agustus.

“Dari situ ada tim yang akan menanganinya, tergantung tingkat ancaman atau intimidasinya. Jika ada tindakan kekerasan pasti kami laporkan ke polisi.”

Meski menguntungkan konsumen dan pengemudi, model bisnis yang dibawa Go-Jek mendapat reaksi negatif dari para pengemudi ojek konvensional yang merasa pangsa pasarnya terancam. Belakangan ini, penolakan tersebut semakin keras dan terorganisir serta ditandai dengan ancaman dan intimidasi terhadap pengemudi Go-Jek.

Dalam sejumlah kasus, ancaman dan intimidasi tersebut berujung pada tindak kekerasan, seperti yang terjadi di kawasan Pejaten, Jakarta Selatan:

Rappler.com

Baca juga:


Result SGP