Sucofindo perlu menyelidiki kesimpangsiuran terkait beras plastik
- keren989
- 0
Kebingungan mengenai beras plastik terus berlanjut. 5 institusi lakukan tes laboratorium, hanya Sucofindo yang positif.
Jakarta, Indonesia – Lima lembaga berbeda melakukan uji laboratorium terhadap beras yang diduga mengandung plastik. Hasilnya, hanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) PT Sucofindo yang menyatakan positif.
Berdasarkan fakta tersebut, anggota DPR RI menilai sebaiknya polisi menggali informasi dari Sucofindo.
“Yang kami dorong sekarang adalah polisi harus mengusut hasil tes Sucofindo. “Karena dia satu-satunya yang berbeda,” kata anggota Komisi IV DPR dari Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (FPKB) Daniel Johan kepada Rappler, Rabu, 27 Mei.
“Kalau tidak, Indonesia bisa kehilangan kredibilitas, tidak ada yang bisa dipertahankan. “Dengan sampel yang sama, hasilnya bisa berbeda.”
Sebelumnya, pada Selasa, 26 Mei, Kapolri Jenderal Badrodin Haiti mengumumkan hasil uji laboratorium terhadap sampel beras plastik yang ditemukan di Bekasi, Jawa Barat, tidak terbukti.
Kesimpulan itu diambil dari hasil uji laboratorium Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM), Kementerian Perdagangan, Kementerian Pertanian, dan Pusat Laboratorium Forensik Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Polri.
Hasil ini berbeda dengan hasil uji coba yang dilakukan Sucofindo pada 21 Mei lalu, meski kelimanya menggunakan sampel beras yang sama.
(BACA: Semua yang perlu Anda ketahui tentang beras plastik)
Menurut penelitian di laboratorium Sucofindo, Beras plastik terbuat dari berbagai bahan kimia.
Jenis bahan kimia yang berhasil diidentifikasi melalui serangkaian pengujian adalah benzyl butyl phthalate (BBP), diethylhexyl phthalate (DEHP) dan dimethyl phthalate (DMP).
Bahan-bahan tersebut digunakan untuk membuat polivinil klorida kemudian dicampur dengan senyawa kimia untuk melunakkan plastik sehingga bentuknya menyerupai beras.
Hasil tes yang tidak konsisten
Hal itu ditanyakan Komisi IV DPR kepada Menteri Pertanian Amran Sulaiman dalam rapat kerja bersama Kementerian Pertanian pada Selasa malam 26 Mei. Amran dengan tegas menyatakan bahwa hal tersebut tidak benar.
Hasil uji laboratorium dari 4 lembaga pemerintah itulah yang menjadi dasar pernyataan Amran.
Alhamdulillah hasil laboratorium dari BPOM negatif dan tidak ada kandungan plastiknya, begitu pula Polri. Departemen Pertanian kita sudah mengetahui sebelumnya bahwa beras ini tidak mengandung plastik. “Perdagangan (hasil kementerian) juga negatif,” kata Amran seperti dikutip media.
Namun sebelumnya ada hasil tes Sucofindo yang hasilnya positif sebaliknya.
“Mengidentifikasi keberadaan senyawa yang identik dengan polifiner. “Ini bahan baku pipa plastik,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi pada 21 Mei 2015. mediamengutip hasil uji laboratorium Sucofindo.
Bagaimana ini bisa terjadi? Teknik Kimia Universitas Indonesia Prof. Nasikin punya kecurigaan. “Saya memikirkan cara untuk mengujinya. “Sampel yang sama, diuji dengan cara berbeda, akan menghasilkan hasil yang berbeda,” kata Nasikin.
“Sampai saat ini semua lembaga yang melakukan tes tersebut belum mengungkapkan secara jelas alat apa yang mereka gunakan untuk melakukan tes. Jadi bagaimana Anda melakukannya? “Apakah itu digiling, dicairkan, atau dilarutkan dalam pelarut misalnya,” lanjut Nasikin.
Pintu masuknya berbentuk Panitia Khusus
Dari pihak DPR, menurut Daniel Johan, bergulirnya isu beras plastik juga akan menjadi pintu masuk bagi wakil rakyat untuk membentuk panitia khusus (Pansus) terkait isu perdagangan dan keamanan pangan.
Menurut dia, menjelang bulan suci Ramadhan, menjelang bulan suci Ramadhan, kebutuhan pangan semakin meningkat.
“Jadi pilihannya ada dua, Pansus Perdagangan atau Pansus Keamanan Pangan. Selain beras plastik, saat ini ada beberapa jenis lagi. “Susu palsu misalnya atau yang lainnya,” kata Daniel menjelaskan latar belakang pembentukan Pansus. —Rappler.com