• November 25, 2024

Surat Cinta untuk Prabowo Subianto

JAKARTA, Indonesia – Calon presiden Prabowo Subianto banyak menerima “surat cinta” dari para seniman, tokoh intelektual, dan penulis pasca Pilpres 2014. Diantaranya adalah penulis Goenawan Mohamad, sineas muda Indonesia seperti Riri Riza, Mira Lesmana dan Joko Anwar, novelis/penulis termasuk. seperti Dewi Lestari, Djenar Maesa Ayu, Arswendo Atmowiloto, dan artis Happy Salma.

Melalui suratnya, mereka mengungkapkan kekhawatirannya terhadap potensi konflik hasil Pilpres 2014. Kekhawatiran tersebut didasari oleh saling klaim antar kubu calon presiden atas pemenang Pilpres 2014.

Hingga Senin (14/7/2014), tak kurang dari 40 “surat cinta” telah terkumpul di situs jejaring sosial tumbler tersebut. http://suratuntukpakbowo.tumblr.com/. Rappler menyajikan beberapa di antaranya secara utuh agar pembaca dapat memahami isinya secara komprehensif.

RIRI RIZA,
Sineas muda Indonesia

Bagi Pak Prabu,

Aku belum pernah berbicara denganmu sebelumnya, mungkin itu sebabnya tidak mudah bagiku untuk menulis surat ini. Makanya saya hanya ingin memulai dengan sebuah cerita: Saya menyaksikan sebagian kecil dari keindahan Indonesia dan bertemu dengan orang-orang yang menjadi bagian penting di dalamnya. anak-anak Indonesia. Mereka lari keliling pantai Aceh, pulang sekolah ke kaki gunung di Flores, main sepak bola di perbatasan Timor, lari keliling pinggiran perkebunan kelapa sawit di Lebak atau Jambi.

Mereka adalah orang-orang yang jarang didengarkan, Bukan berasal dari keluarga terpandang atau kaya. Kebanyakan dari mereka adalah orang-orang biasa, orang-orang sederhana.

Di tahun pemilihan presiden ini, telah muncul dua calon yang harus diakui sebagai putra terbaik agar bisa lolos melalui sistem seleksi politik kita. Kandidat pertama adalah Pak Prabowo sendiri, putra seorang ekonom ternama, mantan pemimpin militer, pengusaha, pendiri partai politik. Kandidat kedua adalah contoh orang Indonesia yang paling banyak saya temui dalam perjalanan saya, Pak Joko Widodo. Jokowi adalah orang biasa, ia tidak terlalu mempunyai gambaran umum sebagai seorang pemimpin di Indonesia, ia bertubuh kurus dan berpenampilan sederhana serta berasal dari keluarga biasa-biasa saja di Solo. Namun, ia bangkit sebagai pengusaha, walikota, dan gubernur yang dicintai rakyatnya.

Pak Prabowo, walaupun saya pendukung Jokowi, saya cukup terharu dengan sikap bapak di berbagai bagian debat calon presiden di televisi nasional. Anda menunjukkan sikap terbuka, merangkul hangat Pak Jokowi dan Pak Jusuf Kalla, bahkan menyatakan bersedia menerima apapun hasil pemilu presiden. Prabowo dan Jokowi adalah jagoan terbaik, wajar saja jika tetap saling menghormati dalam kontestasi kepemimpinan nasional. Kami melalui masa kampanye dan pemilu yang berjalan dengan baik dan relatif damai.

Jadi, pada pengumuman resminya pada 22 Juli 2014, hanya ada dua kemungkinan bagi kedua kandidat: kalah atau menang. Hal ini tentu Anda sadari ketika memutuskan untuk mencalonkan diri sebagai calon presiden.

Saya menutup surat ini dengan mengirimkan sebuah lagu yang pasti Anda tahu: Rayuan Pulau Kelapa karya Ismail Marzuki. Sebuah lagu yang mengingatkan anda akan indahnya Indonesia yang akan lebih anda nikmati dalam mengabdi pada bangsa dengan berbagai manfaat yang anda miliki, jika masyarakat Mr. Joko Widodo terpilih menjadi Presiden Republik Indonesia.

Demi masa depan, demi anak Indonesia.

Hal ini diungkapkan oleh Pak Prabowo.

Halo

ARSWENDO ATMOWILOTO
Novelis/Penulis

Diiringi salam hormat kepada Bapak Prabowo-Hatta yang baik hati,

Saya dan Arswendo sebenarnya tidak percaya surat seperti ini bisa mengubah sikap. Apalagi jika posisi presiden dipertaruhkan. Jadi saya yakin kalau ada perubahan, itu semata-mata karena Pak. Prabowo-Hatta menginginkannya secara pribadi, bukan hanya karena surat yang bahkan kesempatan untuk membaca dan memikirkannya pun sangat kecil. Tak apa jika tak mampu membacanya, biarlah surat ini menjadi doa. Dan itulah mengapa saya berharap.

Perubahan yang saya maksud adalah lebih berpihak pada rakyat dengan tidak menimbulkan kebingungan, kegelisahan, lebih mengutamakan menghormati apa yang diinginkan rakyat, terus maju dengan apa yang dipilihnya. Sekalipun Anda mempunyai kemampuan, kekuatan, kekuatan untuk berbuat curang, Anda tidak perlu melakukannya. Bukan tentang apa pun, namun saat ini adalah kesempatan emas untuk membahagiakan rakyat dan berdaulat.

Salam dan terima kasih

DJENAR MAESA AYU
Novelis/Penulis

Kepada Bapak Prabowo yang terhormat,

Saya yakin anda tahu, kehormatan seseorang tidak dilihat dari kemenangannya saja, melainkan kejujurannya.

Saya juga yakin Anda memiliki kejujuran itu.

Karena meski kejujuran bisa diabaikan, namun itu bukanlah hal yang bodoh.

salam,

MIRA LESMANA
Sineas muda Indonesia

Kepada Bapak Prabowo yang terhormat,

Saya sedih dan saya yakin begitu pula sebagian besar masyarakat Indonesia yang berbicara pada pemilu presiden tahun 2014 lalu.

Belum pernah ada begitu banyak fitnah yang muncul dan mengaburkan pandangan seseorang terhadap seorang calon presiden seperti yang terjadi pada masa kampanye Pilpres 2014.

Pilihan saya jatuh pada Pak Joko Widodo karena saya yakin, betapapun fitnah yang dilontarkan kepadanya, tidak ada kebenarannya. Yang pasti, saya yakin, sudah saatnya Indonesia dipimpin oleh orang yang berasal dari rakyat jelata, bersih dan jujur, tidak terbebani masa lalu, dan bebas dari ikatan dengan rezim Orde Baru.

Saya sedih dengan pernyataan Anda dalam wawancara di stasiun televisi BBC 11 Juli lalu, di mana Anda mengatakan “” Dia (Joko Widodo) bukan orang yang suka rakyat, dia mengaku orang yang rendah hati, tapi menurut saya itu hanya pura-pura.. .”

Sekali lagi, dari sekian banyak fitnah yang disampaikan Pak. Menyerang Joko Widodo, maupun yang menyerang Anda sendiri, Anda tidak pernah menyangka akan ada kata-kata yang diucapkan Pak. Merendahkan Joko Widodo dan mengejutkan banyak orang tentang calon pemimpinnya. Anda mempermalukan Pak Jokowi di depan umum, di depan para pendukungnya yang merupakan 50% (saya tidak ingin mengatakan lebih dari itu sebelum tanggal 22 Juli) dari penduduk Indonesia yang memilihnya pada pemilihan presiden tahun 2014 lalu.

Bapak Jokowi menyampaikan pidatonya setelah Pemilihan Presiden pada tanggal 9 Juli 2014. Ia berkata:

“Saya mengapresiasi Prabowo dan Hatta yang turut berkontribusi dalam mewujudkan demokrasi yang lebih baik. Kalian berdua adalah patriot, pejuang bangsa Indonesia. “Apapun peran yang bapak/ibu lakukan untuk bangsa ini, tentu akan bermanfaat dalam pengabdian kepada masyarakat Indonesia,”

Inilah pemimpin yang kami harapkan, seperti yang Anda sendiri katakan beberapa waktu lalu di akun Twitter resmi Anda:

“Selalu berkata baik dan berbuat baik. Kita bersaing dengan saudara-saudara kita dalam hal ide, nilai kepercayaan terhadap masa depan bangsa.”

Saya harap itu Pak. akan setuju dan pimpinan Indonesia kepada mr. Joko Widodo akan pasrah, dan bapak/ibu akan selalu ada untuk mewujudkan impian kita menjadi Indonesia Hebat.

Salam damai,


SELAMAT SALMA
Artis

Kepada Bapak Prabowo yang terhormat,

Besar sekali kontribusimu terhadap bangsa ini, aku yakin kecintaanmu terhadap tanah air ini sudah tidak perlu diragukan lagi, dan karena cintamu pula aku yakin. Seorang pemimpin harus lahir dari proses yang jujur ​​dan adil.

Halo,

DEWI LESTARI
Novelis/Penulis

Pak Prabowo (dan Pak Hatta),

Sejujurnya, saya tidak tahu harus berkata apa lagi. Saya curiga ada banyak orang seperti saya. Antusiasme kami tinggi hingga tanggal 9 Juli, setelah itu yang ada hanya kebingungan dan keraguan.

Banyak dari kita yang berusaha semaksimal mungkin menjadi warga negara yang baik dan secara aktif menggunakan hak-hak politik kita, mulai dari penyesalan karena tidak memilih hingga foto formulir C1 di tempat pemungutan suara. Padahal biasanya kita alergi membicarakan politik dan isi ponsel kita kebanyakan berupa gambar makanan atau selfie. Tahun ini berbeda, Pak. Tentu saja terima kasih juga padamu. Kuatnya kehadiran Anda pada Pilpres 2014 menginspirasi banyak orang untuk mewaspadai isu seperti ini.

Pak, banyak orang yang ingin menulis surat kepada Anda, jadi saya singkat saja. Apa yang sebenarnya terjadi, orang awam seperti kita tidak akan pernah benar-benar mengerti. Kita hanya menenun dari media, obrolan di warung kopi, apa yang kita lihat di televisi, dan gosip di media sosial. Apakah kegilaan ini merupakan bagian dari rencana besar, skenario politik tingkat tinggi? Siapa tahu. Terlebih lagi, kami tidak tahu persis apa yang Anda rasakan saat ini. Saya juga tidak ingin mengajari anda untuk ikhlas dan tercerahkan, karena itu bukanlah sesuatu yang bisa diajarkan atau diciptakan, melainkan harus dilahirkan sendiri. Saya baru saja meninggalkan satu pesan, Pak.

Konon Gus Dur pernah menunjukkan ketulusan yang besar pada Pak. Mudah-mudahan keikhlasan itu bukan sekedar menjadi presiden, tapi juga keikhlasan dalam segala hal, termasuk tidak menjadi presiden. Menjadi presiden adalah hal yang sangat besar. Namun tidak semuanya. Kembali ke kehidupan yang damai, seperti yang Anda sebutkan di BBC, adalah sebuah keistimewaan yang tidak semua dari kita bisa miliki. Apalagi jika kita berhasil mundur secara terhormat.

Dalam salah satu wawancara Anda dengan media internasional, Anda berkata: “Kalah bukanlah suatu pilihan.” Usia saya masih jauh di bawah Anda, jadi semoga komentar berikut ini tidak dianggap merendahkan. Apa yang saya lihat selama ini Pak, terkadang hidup tidak selalu memberikan apa yang kita inginkan. Katanya karena yang kita inginkan belum tentu yang kita butuhkan. Menyebalkan, bukan? Terkadang kekalahan menjadi kenyataan kita. Tapi tahukah Anda, Pak? Itu tidak berakhir di situ. Karena ketika kita berhasil berdamai dengan kekalahan, kita juga bisa tampil sebagai pemenang.

Dari sudut pandang itu, hidup ini tidak buruk sama sekali.

Salam,

Dee Lestari.
P.S. Saya sadar sepenuhnya, paragraf terakhir akan kembali menghantui saya jika ternyata Pak Jokowi tidak menjadi presiden. Jujur saya pilih nomor 2 pak. Jangan marah. Inilah demokrasi. Perdamaian.

JOKO ANWAR
Sineas muda Indonesia

Kepada Bapak Prabowo yang terhormat,

Dalam pekerjaan saya sebagai sutradara, saya terbiasa menonton dan menilai akting orang. Setelah beberapa tahun bekerja, saya memiliki naluri yang kuat tentang kapan seseorang berpura-pura, kapan seseorang tulus.

Saya mengikuti kampanye tahun ini dengan sangat cermat. Kalau ada satu hal yang bisa saya simpulkan, Anda ikhlas saat mengatakan ingin berbuat sesuatu untuk bangsa. Saya yakin Anda tulus ketika mengatakan Anda mengubah takdir kami.

Tapi pak, bangsa ini lebih membutuhkan pahlawan dibandingkan presiden.

Menjadi presiden belum tentu membawa kebaikan bagi rakyat. Namun menjadi pahlawan tentu berarti orang tersebut telah berjasa bagi kehidupan masyarakat.

Sekarang kesempatan Anda menjadi pahlawan, meski bukan berarti harus jadi presiden, Pak. Anda dicintai dan dipilih oleh 48% masyarakat Indonesia yang memutuskan untuk memilih, biarlah presiden dijabat oleh mereka yang dipilih oleh 52% lainnya.

Jadilah pahlawan kami.

GOENAWAN MOHAMAD
Penulis

Saudara Prabowo dan Hatta,
Tanah air kami membutuhkan Anda berdua. Dalam posisi apapun, menang atau kalah.
Kemenangan politik memang penting, namun kehidupan bangsa yang saling percaya jauh lebih penting.
Kemenangan politik bersifat sementara, namun cita-cita kesejahteraan Indonesia akan terus menggerakkan kehidupan anak cucu kita.
Kemenangan politik selalu untuk “saya” atau “dia”, tapi Indonesia untuk “kita”.
Saudara Joko Widodo menyebut Anda berdua sebagai “patriot dan negarawan”. Jutaan masyarakat Indonesia berharap demikian.
Mari kita hormati hasil pemilu 2014.

uni togel