Sutan Bhatoegana mengaku memanfaatkan tubuhnya untuk melindungi Rudi Rubiandini
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Untuk pertama kalinya dalam sidang, Sutan menyebut nama mantan Sekjen Partai Demokrat Ibas.
JAKARTA, Indonesia – Mantan Ketua Komisi VII DPR Sutan Bhatoegana mengatakan dirinya melindungi mantan Kepala Satuan Kerja Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Rudi Rubiandini, Kamis 4 Juni. Namun Sutan ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) atas perbuatannya.
“Saya menggagalkannya (korupsi). Kenapa saya yang membawanya?” kata Sutan hari ini dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi (Tipikor), Jakarta.
“Saya membela Pak Rudi karena kamu di jalan yang benar. Saya akan melawan mereka semua demi kebenaran. Tapi kenapa aku dipukul? Saya membela Anda, Anda dimanipulasi oleh orang-orang komisi VII, kata politikus Partai Demokrat ini.
Kapasitas Rudi dalam persidangan adalah sebagai saksi untuk tersangka Sutan yang didakwa menerima uang Sekretaris Jenderal Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Waryono Karno senilai USD 140 ribu dalam pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2013 dan USD 200 ribu untuk tunjangan hari raya (THR) Komisi VII DPR Rudi. Komisi VII meliputi bidang energi.
(BACA: Sutan Bhatoegana resmi ditahan KPK)
Persaingan antara PT Timas Suplindo vs PT Rajawali Siber Cakrawala
Dalam persidangan, Sutan membeberkan versinya tentang Herman Afifi, komisaris PT Timas Suplindo yang disebutnya memenangkan tender tersebut.
“Ada yang ingin saya koreksi, ceritanya tentang Pak. Herman yang perusahaannya menang, namun hendak dikalahkan. Ini kerugian Rp 4 miliar. Saya korbannya,” kata Sutan.
Timas bersaing dengan PT Rajawali Siber Cakrawala yang direkturnya Deni Karmaina, dan didukung mantan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Edhie “Ibas” Baskoro Yudhoyono, putra kedua mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Deni dan Ibas berteman semasa SMA.
“Saya kecewa KPK banyak berbohong. Saya membuka semuanya. Tidak ada masalah dengan THR yang dibuka tadi, yang jelas korupsi Rp 4 triliun untuk menangkan yang kalah, menang menjadi pecundang. Saya diajak, awalnya diberi 10 juta dolar AS, lalu ditawari 5 juta dolar AS, kata Sutan.
“Lebih baik saya terima 10 juta dollar AS (sebagai suap). Lebih baik aku menerimanya, jadi ini korupsiku. Namun hal ini tidak terjadi. Saya menggagalkan korupsi Timas. Timas menang, dia menang surat niat dan ditaruh di meja Pak Rudi, tapi kenapa tidak diolah?” kata Sutan.
Sutan bahkan mengira investasi yang seharusnya dilakukan PT Timas, namun karena tidak diproses oleh SKK Migas malah membuat PT Chevron kabur yang ingin berinvestasi Rp 200 triliun.
(BACA: 5 Tuduhan yang Bikin Sutan Bhatugana Pusing)
Ibas menyeret
Sutan pun mengaku dirinya dan Rudi sama-sama menunggu Ibas di suatu tempat di Rafflesia kawasan Cibubur, namun pertemuan itu urung terjadi. Sutan mengaku dihubungi sang mantan Ketua Divisi Logistik DPP Demokrat, Eka Putra.
“Yang menghubungi saya adalah Eka, atas nama Ibas. (Eka) kata Ibas ingin bertemu dengannya. “Kalau tidak bisa ketemu Mas Ibas, temui temannya Deni,” kata Sutan.
Rappler mencoba menghubungi Ibas melalui stafnya, namun hingga berita ini diturunkan belum ada tanggapan.
Sutan pun membantah mencuri rumah Rudi di Jalan Brawijaya VIII No. 13 untuk meminta uang THR sekitar Mei 2013.
bantahan Rudi
Namun terkait pernyataan Sutan di atas, Rudi membantahnya.
“Saya akan meluruskannya. Pertemuan Raflessia menyebutkan, kakak Sutan belum mengetahui siapa yang akan ditemuinya. Namun kakak Sutan tahu bahwa dia akan bertemu Ibas. “Sementara itu, aku belum tahu apakah aku ingin bertemu Ibas,” kata Rudi sambil terisak.
Adapun permintaan THR yang diajukan Sutan, menurut Rudi, ia tafsirkan sebagai permintaan THR karena mendekati bulan puasa.
“Dan saya dengar harusnya ada THR untuk Komisi VII. “Tidak tertulis THR, tapi saya memaknainya seperti itu,” kata Rudi.
Rudi mengatakan, kehadirannya di SKK Migas sejak awal untuk membenahi, khususnya masalah pengadaan. —Rappler.com