• November 23, 2024

TEKS LENGKAP: Pidato pelantikan Jokowi

‘Sebagai nahkoda kapal yang dipercaya rakyat, saya mengajak saudara semua untuk menaiki kapal Republik Indonesia dan berlayar menuju Indonesia Raya.

Berikut terjemahan tidak resmi pidato Presiden Joko Widodo saat pelantikan resminya pada Senin, 20 Oktober 2014:

Kami, Jokowi dan JK (Jusuf Kalla), baru saja mengucapkan sumpah. Sumpah tersebut mempunyai makna spiritual yang mendalam yang meneguhkan komitmen kita untuk menjadi bangsa yang besar. Sudah saatnya kita menyatukan hati dan tangan, serta melanjutkan kerja keras mewujudkan Indonesia menjadi negara berdaulat, mandiri secara politik, ekonomi, dan berkarakter budaya yang kuat.

Saya yakin kita bisa memikul tugas berat ini bersama-sama dengan persatuan gotong royong (kerja sama) dan kerja keras. Gotong royong merupakan prasyarat untuk menjadi bangsa yang besar. Kita tidak akan pernah menjadi bangsa yang besar jika kita terpecah belah, kita tidak akan pernah benar-benar merdeka (“merdeka”) tanpa kerja keras.

Pemerintahan saya akan memastikan bahwa setiap orang di tanah air merasakan kehadiran pemerintahnya. Saya yakin bangsa akan lebih kuat dari institusi negara (institusi negara) menjalankan tugasnya sesuai amanat rakyat, sebagaimana tertulis dalam UUD.

Kepada para nelayan, buruh, petani, bakso pedagang (bakso), pedagang kaki lima, pengelola, akademisi, guru, TNI, polisi, pengusaha dan profesional, saya ajak kalian bekerja keras, gotong royongkarena inilah momen bersejarah bagi kita semua untuk bergerak bersama, bekerja, bekerja dan bekerja.

Kita ingin hadir secara bermartabat, dengan rasa bangga di antara negara-negara merdeka lainnya. Kita ingin membangun peradaban kita sendiri, kita ingin menjadi bangsa yang kreatif, bangsa yang menyumbangkan keluhuran budi bagi peradaban dunia.

Kita harus bekerja keras untuk mengembalikan Indonesia sebagai negara maritim. Samudera, lautan, teluk dan selat adalah masa depan peradaban kita.

Sudah terlalu lama kita mengabaikan lautan, samudra, selat, dan teluk. Sudah waktunya untuk memulihkan segalanya sehingga “jalesveva jayamahe” (di laut kita akan berjaya), semboyan nenek moyang kita akan bergema lagi.

Membangun sebuah negara tidak bisa dilakukan sendirian oleh presiden dan wakil presiden, serta pemerintahan yang saya pimpin, namun kita membutuhkan kekuatan kolektif. 5 tahun ke depan akan menjadi momentum untuk menunjukkan kemerdekaan kita sebagai bangsa. Maka dari itu bekerja, bekerja dan bekerja adalah prioritasnya. Saya yakin dengan kerja keras dan gotong royong kita akan mampu menjaga Indonesia secara keseluruhan, meningkatkan kesejahteraan dan berkontribusi terhadap ketertiban dunia sesuai dengan prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Atas nama rakyat dan pemerintah Indonesia, saya berterima kasih dan mengapresiasi kehadiran rekan-rekan kepala negara dan delegasi khusus. Sebagai negara terbesar ketiga di dunia dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, sebagai negara kepulauan dan negara terbesar di Asia Tenggara, Indonesia akan terus menjalankan diplomasi luar negeri yang bebas dan aktif, demi kepentingan nasional, dan berkontribusi terhadap pembangunan. terciptanya tatanan dunia sesuai dengan prinsip kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial.

Pada momen bersejarah ini, saya pribadi dan atas nama Wakil Presiden Jusuf Kalla serta atas nama Indonesia mengucapkan terima kasih kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan Profesor Dokter Boediono yang telah memimpin pemerintahan selama 5 tahun terakhir.

Sebagai penutup pidato ini, saya mohon kepada saudara sekalian warga untuk mengingat satu hal yang disampaikan oleh Presiden pertama Republik Indonesia, Bung Karno. Bahwa untuk membangun Indonesia menjadi bangsa yang besar, sejahtera dan damai diperlukan semangat keberanian menghadapi ombak.

Sebagai nakhoda kapal yang dipercaya oleh rakyat, saya menghimbau kepada saudara sekalian untuk menaiki kapal Negara Republik Indonesia dan Indonesia Raya (Indonesia Raya).

Kami akan menaikkan tiangnya, yang kuat. Kita akan menghadapi pasang surut air laut dengan kekuatan kita sendiri. Dan saya akan mendukung rakyat dan Konstitusi.

Semoga Allah meridhoi niat mulia kita.

Assalamu’alaikum warrahmatullahi wabarakatuh. Tuhan memberkati Om shanti shanti om. Namo Buddhaya. Mandiri! – Rappler.com

HK Hari Ini