Terima kasih atas bantuan Yolanda
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Kepala AFP Jenderal Gregorio Catapang Jr. mengatakan dia secara pribadi mengucapkan terima kasih kepada para panglima tentara asing selama Konferensi Kepala Pertahanan tahunan yang diadakan di Brunei pekan lalu.
MANILA, Filipina – Panglima Angkatan Bersenjata Filipina (AFP), Jenderal Gregorio Catapang Jr., menyampaikan rasa terima kasih Filipina kepada para panglima militer asing atas bantuannya pasca Topan Super Yolanda (Haiyan) setahun lalu.
Catapang berada di Brunei Darussalam minggu lalu untuk menghadiri Konferensi Kepala Pertahanan tahunan 2014, sebuah pertemuan para panglima militer yang bertujuan untuk membahas tantangan keamanan regional dan meningkatkan kerja sama keamanan.
Ini juga merupakan saat yang tepat bagi Filipina untuk berterima kasih kepada militer asing yang bergegas membantu setelah topan raksasa Yolanda (Haiyan) yang meratakan sebagian wilayah Filipina tengah.
Filipina merupakan tahun pertama sejak terjadinya topan pada Sabtu, 8 November. (BACA: Tentara Dunia Dikerahkan untuk Korban Haiyan)
Catapang mengatakan kepada Rappler bahwa dia berterima kasih kepada para panglima militer asing selama pertemuan bilateral dengan mereka atas bantuan kemanusiaan dan tanggap bencana.
“Ini belum pernah terjadi sebelumnya dalam hal respons internasional terhadap suatu bencana. Itu sangat (banyak sekali),” kenang purnawirawan Jenderal Roy Deveraturda, mantan kepala Komando Pusat AFP yang bertanggung jawab atas wilayah Yolanda.
Bahkan Tiongkok, meski terlambat, mengesampingkan perselisihan maritim dengan Filipina dan mengerahkan personel militer untuk membantu. (BACA: Tiongkok mengirim penyelamat ke PH setelah mendapat kritik atas bantuan)
Pasukan militer selalu diandalkan untuk turun tangan saat terjadi bencana. Mereka mempunyai organisasi, aset, mobilitas dan pelatihan untuk memimpin upaya penyelamatan dan pemberian bantuan di daerah bencana yang paling sulit.
Pertemuan di Brunei diselenggarakan bersama oleh Komando Pasifik AS dan Angkatan Bersenjata Kerajaan Brunei. Militer lain yang berpartisipasi termasuk Malaysia, Indonesia, Thailand, Singapura, Taiwan dan Vietnam. Inggris, Perancis, Tiongkok, Selandia Baru, Australia dan Jepang juga bergabung dalam konferensi tahun ini.
Hari ini mereka membahas tantangan-tantangan keamanan global yang muncul – termasuk terorisme, kejahatan transnasional dan bencana akibat ulah manusia dan alam – dan bagaimana tantangan-tantangan tersebut dapat diatasi bersama. – Carmela Fonbuena/Rappler.com