Tidak ada pembubaran peringatan Asyura di Bandung, kata ketua IJABI Jabar
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Menurut Ketua IJABI Jawa Barat, bentuk diskriminasi yang diterima kaum Syiah di Indonesia merupakan ujian kesabaran
BANDUNG, Indonesia — Ketua Ikatan Jemaah Ahlul Bayt Indonesia (IJABI) Jawa Barat Hesthi Raharja membantah adanya pembubaran acara Asyura yang digelar Jumat malam, 23 Oktober, di Stadion Sidolig, Bandung.
Hal ini menanggapi pemberitaan sejumlah media yang menyebut massa aksi mengganggu peringatan syahidnya Al Husein, cucu Nabi Muhammad SAW.
“Tidak ada pembubaran. Acara selesai tepat pada waktunya. “Kami berkomitmen terhadap perjanjian tersebut,” kata Hesthi saat dihubungi Rappler.com pada Minggu, 25 Oktober.
Perayaan Asyura yang dihadiri sekitar tiga ribu jemaah Syiah ini dimulai pukul 18.30 WIB hingga 21.20 WIB sesuai izin yang diberikan Pemerintah Kota Bandung.
Berdasarkan penjelasan Ikhwan Mustafa salah satu panitia, kegiatan berjalan lancar hingga seluruh acara terlaksana. Bahkan, Ikhwanul menyebut acara tersebut dihadiri oleh Ketua Dewan Syura IJABI Pusat, Jalaluddin Rakhmat dan Abolfazl Khosmanesh, seorang hafizh Alquran Iran.
“Saya perhatikan setelahnya, jemaah yang hadir memenuhi separuh lapangan sepak bola. Jemaah diminta berdiri untuk menyanyikan lagu pujian Indonesia Raya, prosesi, dan lantunan IJABI, serta pembacaan teks Pancasila. Diselingi dengan salat,” kata Ikhwan seperti dikutip situs tersebut misikat.net.
“Kemudian Jalaluddin Rakhmat menyampaikan ceramah tentang Asyura. Ucapkan terima kasih kepada Pemerintah Kota Bandung dan Kepolisian serta TNI. Kang Jalal menjelaskan kisah orang-orang yang mencintai keluarga Nabi. “Tayangan juga video ISIS menghancurkan makam sahabat Uwais Al-Qarni, Hujur bin Adiy, dan pasukan Imam Ali yang bertambah menjadi 3.000 orang dengan kedatangan Al-Qarni,” kata Ikhwanul Muslimin.
Pada pukul 21.20 WIB, Ikhwan mengatakan acara diakhiri dengan doa ziarah dan jabat tangan antar jamaah. Saat itu, puluhan pengunjuk rasa sudah berada di depan stadion, namun berhasil ditindak aparat. Jemaah meninggalkan stadion di bawah penjagaan polisi.
“Tidak ada kejadian anarkis yang menimpa jemaah,” ujarnya.
Terkait aksi protes yang dilakukan sejumlah ormas, Hesthi menilai hal tersebut merupakan bagian dari kebebasan berpendapat yang harus disampaikan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di Indonesia. Masih ada pihak yang memprotes kegiatan ibadah jamaah Syiah, Hesthi menyatakan hal itu merupakan ujian kesabaran.
“Ini adalah ujian kesabaran. Dan kami tetap bersabar,” kata Hesthi. —Rappler.com
BACA JUGA: