• October 7, 2024
Tiga syarat yang diutarakan Jokowi untuk menampung pengungsi

Tiga syarat yang diutarakan Jokowi untuk menampung pengungsi

JAKARTA, Indonesia— Pemerintah pusat sepakat untuk menampung migran asal Bangladesh dan Myanmar untuk jangka waktu satu tahun. Namun kesediaan tersebut bukannya tanpa syarat.

Setidaknya ada 3 syarat yang tersirat dalam pernyataan Presiden Joko Widodo yang disampaikan pada Sabtu, 23 Mei 2015.

1. Malaysia dan Thailand juga harus menerima pengungsi

“Dan Alhamdulillah, semua setuju dan kami juga setuju, namun dengan catatan. “Kami menerima Malaysia sama, Thailand pun sama,” kata Presiden Joko “Jokowi” Widodo.

“Dan kemarin Alhamdulillah, Myanmar juga ingin mencegah lebih banyak orang melarikan diri. Saya rasa ini adalah solusi yang baik karena semua negara bersedia menerimanya. Karena itu adalah sisi kemanusiaan yang kita ambil.”

2. Dukungan finansial dari PBB dan negara lain

Di sisi lain, Jokowi mengatakan Indonesia menginginkan bantuan dari PBB, khususnya terkait keuangan.

“Saya sudah sampaikan, biayanya akan ditanggung PBB dan beberapa negara yang belum dibahas, saya belum bisa menyebutkannya. “Kalau sudah hampir final, baru kita bersiap,” kata Jokowi.

3. Relokasi dalam waktu satu tahun

Meskipun Jokowi telah mengatakan bahwa pemerintah Indonesia akan menyiapkan shelter, hal ini tidak bisa dianggap permanen.

Relokasi “Dipastikan juga tidak akan bertahan lebih dari satu tahun,” kata Jokowi.

Sebelumnya, pemerintah menyatakan akan mengevaluasi status para pengungsi tersebut. Kalau memang pengungsi, pasti ada prosesnya relokasi, untuk menempatkan mereka di negara yang bersedia menerimanya.

Namun jika ternyata keluar karena alasan keuangan, disebut sebagai migran ekonomikemudian pemerintah akan memulangkan mereka, atau memulangkan mereka ke negara asalnya.

(BACA: Di sudut kamp pengungsi Rohingya)

Pemerintah daerah meminta kepastian kepada pemerintah pusat

Ada dua provinsi yang banyak menerima pengungsi, yakni Sumatera Utara dan Aceh. Mereka semakin resah dan menunggu kepastian dari pemerintah pusat mengenai apa yang harus dilakukan terhadap pengungsi Rohingya.

“Pemprov Sumut harus mengetahui keputusan Pusat terhadap imigran gelap agar bisa menanganinya dengan baik di daerah,” kata Gubernur Sumut Gatot Pujo Nugroho saat bertemu Panglima TNI Moeldoko, Kamis 21 Mei.

Meski berulang kali pemerintah Aceh menyatakan menerima secara terbuka, namun mereka sudah menyatakan keinginannya untuk bisa memulangkan para pengungsi secepatnya.

Upaya menampung mereka hanya didasarkan pada faktor kemanusiaan, dan Pemerintah Aceh juga berkoordinasi dengan pemerintah pusat dan berharap para pengungsi ini dapat segera dipulangkan, kata Gubernur Aceh Zaini Abdullah dalam keterangannya. pidatonya yang dibacakan oleh Sekda Dermawan.

Hingga saat ini, terdapat 1.722 pengungsi Rohingya asal Myanmar dan Bangladesh di Aceh. Ini adalah jumlah imigran yang datang pada gelombang pengungsi terbaru. Mereka ditempatkan di 4 wilayah kontainer di Aceh Utara, Aceh Tamiang, Kota Langsa, dan Aceh Timur.

Di Sumut, kehadiran pendatang mencapai 1.918 orang. Sosok itu tampak dalam rapat koordinasi Badan Intelijen Daerah Sumut, Departemen Imigrasi Sumut, dan Badan Kesatuan Bangsa, Politik, dan Perlindungan Masyarakat (Kesbangpol Linmas) Sumut, Jumat, 22 Mei.

Pertemuan tersebut menyepakati perlunya keputusan yang jelas dari pemerintah pusat dalam menangani imigran gelap di daerah karena kehadiran mereka dinilai berdampak sosial, keamanan, dan ekonomi.

Rapat koordinasi juga mendorong pemerintah pusat untuk segera memberikan arahan kepada pemerintah daerah dalam menangani imigran gelap, kata Kepala Kesbangpol Sumut Eddy Syofian, Jumat, seperti dikutip dari Antara. Antaranews.com.

(BACA: Myanmar Kirim Utusan ke Aceh, Akankah Pengungsi Pulang?)

Bantuan pendakian gunung

Bantuan untuk masyarakat Aceh terus mengalir. Stok diperkirakan bertahan hingga satu bulan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mendapat amanah resmi dari Wakil Presiden Jusuf Kalla untuk membantu para pengungsi.

“BNPB membantu pemenuhan kebutuhan yang diperlukan, yaitu: untuk mengisi kesenjangan tersebut dalam menangani pengungsi,” kata Juru Bicara BNPB Sutopo Purwo Nugroho, Sabtu 23 Mei.

Tak hanya mereka, warga sekitar juga terus memberikan bantuan dalam berbagai bentuk.

“Bantuan masyarakat selama satu bulan tidak akan habis. “Ada makanan, pakaian, apalagi sekarang sedang musim panen,” kata Abu Hussain, petugas imigrasi Aceh yang bertugas di shelter Blangmangat, Lhokseumawe, seperti dikutip. media.

Selain berorganisasi, warga juga banyak yang datang membantu diri mereka sendiri. —Rappler.com/ dengan laporan dari Ata


slot