• October 8, 2024

Tips Mendaki Gunung untuk Pemula di Hari Kemerdekaan Indonesia

KARANGANYAR, Jawa Tengah – Agustus menjadi waktu yang tepat untuk mendaki gunung karena cuaca cerah di puncak musim kemarau. Bulan ini juga bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Republik Indonesia, sehingga banyak dibuka pendakian massal untuk mengikuti upacara bendera di puncak gunung.

Di Jawa Tengah, setidaknya ada 6 gunung yang biasa menjadi tujuan pendakian massal, yakni Merapi, Merbabu, Sindoro, Sumbing, Slamet, dan Lawu. Masing-masing menawarkan pengalaman petualangan alam yang berbeda namun sama-sama menyenangkan, dan bagi banyak orang, membuat ketagihan.

Bagi pendaki pemula yang ingin mengikuti pendakian massal maupun solo, ada baiknya memperhatikan tips perjalanan aman berikut ini.

Peralatan standar

Memakai jaket. Yang terbaik adalah memilih sesuatu yang terbuat dari ringan namun tebal dan cukup hangat. Hindari jaket berbahan jeans, karena selain tidak tahan air, bahan ini cukup tebal, berat dan sulit kering jika terkena air.

Warna yang disarankan adalah warna-warna cerah seperti kuning, merah, oranye, karena warna-warna tersebut mudah dikenali dari jarak jauh jika pendaki tersesat, kata Suryanti, pendaki putri yang sudah menjelajahi seluruh gunung di Pulau Jawa. juga merupakan anggota tim pencarian dan penyelamatan (SAR) Anak Gunung Lawu.

Membawa ransel, tenda, kasur dan sleeping bag. Peralatan di luar rumah Wajib bagi setiap pendaki untuk beristirahat sejenak dan mencari perlindungan dari dinginnya udara yang bisa berfluktuasi sekitar 5 derajat Celcius di musim kemarau. Tidak perlu membelinya, pendaki bisa menyewa semuanya mulai dari persewaan perlengkapan di luar rumahwalaupun hanya sesekali mendaki gunung.

Jangan lupa untuk membeli perlengkapan pendakian yang memadai sebelum memulai pendakian. Menggunakan Kupon Mataharimal Sekarang!

Kenakan sepatu yang nyaman. Sepatu yang menutupi kaki lebih disarankan untuk pendakian malam hari dibandingkan sandal di luar rumah. Selain lebih hangat, sepatu lebih optimal melindungi kaki dari sengatan atau gigitan hewan di tanah, seperti ular, dan batu penyebab tersandung.

Bawalah senter. Alat ini wajib dimiliki saat pendakian di malam hari, dan saat perlu membawa baterai cadangan. Atau jika Anda menggunakan senter LED, pastikan baterai terisi penuh sebelum Anda mendaki.

Bawalah peralatan memasak dan kompor lapangan. Hal ini diperlukan bagi mereka yang membawa makanan mentah dari bawah dan berencana menyantap makanan panas di puncak gunung.

Peraturan pendakian biasanya melarang pendaki menyalakan api unggun untuk memasak karena sisa bara api dapat menyebabkan kebakaran hutan, kata Suryanti.

Stok minimal

Bawalah air minum. Air adalah barang terberat di dalam ransel, namun merupakan persediaan terpenting. Setiap orang memiliki kebiasaan minum yang berbeda-beda, namun untuk pendakian semalaman sebaiknya membawa minimal dua liter.

Beberapa pendaki yang tidak ingin terbebani dengan barang bawaan yang berat biasanya hanya membawa air secukupnya. Mereka berharap dapat mengisi ulang botol mereka di air mancur yang terdapat di sepanjang jalur pendakian. Namun cara ini tidak disarankan bagi pemula yang belum terbiasa dengan medan, karena beberapa sumber air mengering di musim kemarau.

Bawalah makanan seperti roti dan mie instan, serta obat P3K. Namun khusus di Lawu, bukan di gunung lainnya, terdapat warung yang menjual makanan dan minuman bernama Warung Mbok Yem yang terletak di jalur pendakian di bawah puncak. Warung ini konon merupakan warung makan tertinggi di Indonesia. Jadi, bagi pendaki Lawu yang kehabisan logistik tidak perlu khawatir, cukup siapkan uang.

“Kalau punya, bawalah coklat atau gula merah di saku jaketmu. “Camilan baik untuk meningkatkan stamina selama mendaki,” kata Suryanti yang mengajari ketiga anaknya mendaki gunung sejak mereka berusia dua tahun.

Bawalah kantong sampah plastik. Ini adalah sesuatu yang tidak boleh Anda lewatkan. Menurut Suryanti, masih banyak pendaki yang mengabaikan lingkungan dan meninggalkan sampah di puncak dan tiang pendakian. Di Merapi ada aturan, siapa pun pendaki yang tidak menurunkan kantong sampahnya akan dikenakan sanksi saat mengambil kartu identitas di pos pendakian Selo.

“Pendaki yang baik adalah yang tidak meninggalkan apa pun di gunung kecuali jejak kaki, dan tidak mengambil apa pun selain foto,” kata Suryanti.

Patuhi setiap aturan pendakian

Pendaki diharuskan berjalan di sepanjang jalur pendakian dilengkapi dengan indikator tidak dapat menemukan jalan alternatif atau jalan yang biasa digunakan oleh petani dan penjelajah.

Menurut Suryanti, di tengah perjalanan banyak pendaki yang menemui petani dan disarankan mengambil jalur dengan memotong jalan kecil, namun malah tersesat.

Lepas landas secara massal, semuanya Pendaki pemula sebaiknya tidak memisahkan diri dari rombongan dan terus mengikuti instruktur.

Pendaki juga Dilarang menyerang dan mencelakakan hewan yang ada di hutan, juga tidak diperbolehkan menangkap dan menjatuhkannya. Jika ketahuan, pendaki bisa dikenakan sanksi pidana dan denda karena melanggar Undang-Undang Konservasi.

Pendaki juga dilarang mengambil atau memetik tumbuhan endemik hutan pegunungan. Kasus ini sering terjadi di pegunungan yang banyak terdapat bunga edelweis. Biasanya pendaki yang tidak bisa menahan godaan akan mengambilnya dan membawanya turun.

“Kami sering menindak pendaki yang membawa edelweis dari atas, kami hukum dorong ke atas dan identitasnya akan kami catat,” kata Suryanti.

Lebih disukai pendaki berkemah di tempat yang telah ditentukan. Setiap gunung memiliki peraturannya masing-masing, termasuk tempat yang diperbolehkan untuk berkemah. Di Merapi, pendaki hanya bisa mendirikan tenda dan bermalam di Pasar Bubrah – area lapangan terbuka sekitar satu kilometer dari puncak Garuda – dan dilarang mendaki ke puncak.

Pendaki Dilarang membuat keributan, membawa minuman beralkohol dan obat-obatan. Mereka juga diharapkan menaati segala aturan yang ditetapkan di pos pendakian. Setiap gunung memiliki pantangan unik terkait mitos dan legenda setempat. Namun biasanya intinya sama, pendaki harus mempunyai niat yang baik, tetap rendah hati dan selalu berdoa.

Percaya atau tidak, namun tidak ada salahnya mengikuti saran SAR dan petugas di lapangan yang lebih mengetahui medan daripada bertindak berani, namun berakhir dengan bencana.

Istirahat yang cukup sebelum pendakian sangat disarankan. Bagi pendaki dari luar kota yang masih merasa lelah setelah menempuh perjalanan jauh, sebaiknya beristirahat atau tidur sejenak di pos pendakian.

Angkat benderanya

Menurut Marjianto “Ipung” Karim, Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) Solo yang beberapa kali mengibarkan bendera raksasa di berbagai gunung di Indonesia, bendera besar biasanya menyulitkan rombongan pendaki.

“Sebaiknya pilih bahan parasut yang ringan. Kalaupun ukurannya cukup besar, beratnya bisa lebih dari 50 kilogram, harus menggunakan tandu dan digendong secara bergantian,” kata Ipung.

Semakin banyak orang, semakin baik membawa bendera secara bergiliran. Namun, jika Anda memiliki dana lebih, ada cara lain untuk membawa bendera tersebut dengan menyewa porter. Petani di sekitar lereng atau kaki gunung yang biasa mencari rumput biasanya bisa dipekerjakan. Mereka umumnya memiliki stamina yang baik dalam mengangkut barang naik turun gunung.

“Cara ini paling mudah, namun membutuhkan dana bersama dari peserta,” kata Ipung.

Jadi, jika Anda ingin mengikuti perayaan kemerdekaan di gunung tersebut, Anda tinggal mendaftar dan menyiapkan perbekalan. Apakah kamu tertarik? —Rappler.com

Pengeluaran SGP