• September 20, 2024
Tokoh masyarakat, warganet mendesak Jokowi mencopot Kabareskrim Budi Waseso

Tokoh masyarakat, warganet mendesak Jokowi mencopot Kabareskrim Budi Waseso

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Budi Waseso diminta Buya Maarif mundur. Kini netizen telah bergabung dalam petisi tersebut. Apa kamu setuju?

JAKARTA, Indonesia – Petisi yang meminta Presiden Joko “Jokowi” Widodo mencopot Kepala Badan Reserse Kriminal (Bareskrim) Budi Waseso mulai beredar di Internet.

Sebuah petisi berjudul Hapus Budi Waseso dari Kabareskrim #hapusbuwas diluncurkan hari ini, Rabu, 15 Juli, di Change.org.

Hirmen selaku pemohon mendalilkan, sejak Budi Waseso menjadi Kabareskim, masyarakat Indonesia merasa resah terhadap penegakan hukum, khususnya pemberantasan korupsi.

Beberapa bulan terakhir, tudingan Bareskrim melakukan kriminalisasi terhadap pimpinan lembaga negara semakin marak, mulai dari penangkapan pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), penyidikan dan penangkapan penyidik ​​KPK Novel Baswedan, hingga yang terbaru, penangkapan penyidik ​​KPK. penetapan tersangka sebagai ketua dan wakil ketua Komisi.

(BACA: Polisi mengkriminalisasi KY?)

Pernyataan serupa juga dilontarkan berbagai tokoh masyarakat.

Mantan Ketua PP Muhammadiyah Ahmad Syafii Maarif atau akrab disapa Buya Maarif mengkritik Mabes Bareskrim Polri yang menetapkan Ketua Komisi Yudisial sebagai tersangka kasus pencemaran nama baik Hakim Sarpin Rizaldy. Ia juga mengkritik kepemimpinan Budi Waseso sebagai Kabareskrim.

“Ini tandanya pejabat tidak percaya diri. Mentalnya tidak stabil, sehingga mudah menjadikannya tersangka. Saya berharap bangsa ini tidak dipimpin oleh orang yang gegabah tersebut, ujarnya seperti dikutip, Senin media.

Aktivis Lingkaran Warga Ray Rangkuti pun meminta Jokowi segera mencopot Budi Waseso karena kriminalisasi yang masih dilakukan Polri tidak lepas dari peran Budi sebagai Kabareskrim.

“Buwas baru saja dicopot dari Kepala Reserse Kriminal dan Kepala Reserse Kriminal yang lama diangkat kembali. Buwas ini yang jadi sumber masalah, ujarnya pada 4 Maret seperti dikutip dari Antara Kompas.

Budi mendengar sendiri permintaan tersebut. Ia mempertanyakan kapasitas Buya Maarif yang mengkritik kinerjanya.

“Berapa kapasitasnya? Tidak perlu berkomentar dan mencampuri penegakan hukum jika dia sendiri tidak memahami penegakan hukum. Dia tidak bodoh. “Beliau tentu memahami penegakan hukum mana yang benar dan mana yang salah,” ujarnya di Mabes Polri, Selasa, seperti dikutip BeritaSatu.

Ia pun merasa tidak ada masalah dengan permintaan tersebut. Baginya itu hanyalah sebuah pekerjaan.

Tidak ada masalah. Tugas saya adalah menjalankan amanah undang-undang, tugas negara. Teruskan. Siapa yang menilai pemimpin, termasuk presiden. Jadi saya yakin, saya tidak main-main dalam kapasitas saya, kata Budi. —Rappler.com

judi bola terpercaya