• September 24, 2024
Tren baru, Jokowi mengangkat Panglima TNI menjadi Panglima TNI

Tren baru, Jokowi mengangkat Panglima TNI menjadi Panglima TNI

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Penunjukan ini dinilai di luar tradisi TNI.

JAKARTA, Indonesia – Dewan Perwakilan Rakyat (DPR RI) mengaku menerima surat dari Presiden Joko “Jokowi” Widodo pada Selasa perihal penunjukan Kepala Staf Angkatan Darat Jenderal Gatot Nurmayanto sebagai calon Panglima Tentara Nasional Indonesia ( TNI ), 9 Juni.

Gatot akan menggantikan Jenderal Moeldoko yang diperkirakan pensiun pada 1 Agustus.

“Surat sudah diterima atas nama Panglima TNI Gatot Nurmantyo,” kata Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah, Selasa malam.

Surat Jokowi selanjutnya akan dikirimkan ke rapat pimpinan dan dibahas dalam rapat Badan Permusyawaratan (Bamus) untuk dibacakan di hadapan paripurna DPR.

DPR menargetkan tes kebugaran dan dinas calon Panglima TNI bisa dilakukan pada pekan ini.

Kejutan istana

Soal pencalonan Gatot, Fahri mengaku kaget karena panglima TNI biasanya dilantik secara berturut-turut dari angkatan darat, laut, dan udara.

Menurut Fahri, calon Panglima TNI setelah Moeldoko sebaiknya dari TNI AU, bukan TNI Angkatan Darat. Sebelum menjadi Panglima TNI, Moeldoko menjabat Panglima TNI selama 3 bulan pada tahun 2013.

“Ini tren baru, tentu DPR berharap presiden menjelaskannya. “Bagi kami, ini bukan pelanggaran hukum, tapi mengubah konsensus yang dibangun SBY (mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono) selama sepuluh tahun,” kata Fahri.

“Kami tidak menuduh presiden mempunyai motif politik dalam hal ini. “Tetapi yang kami harapkan adalah Presiden memberikan penjelasan yang lebih spesifik,” ujarnya.

Menurut politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini, penjelasan Presiden penting untuk menjaga soliditas dan situasi kondusif di tubuh TNI.

Gatot dan ‘perang proksi’

Gatot merupakan lulusan Akademi Militer Angkatan 1982 yang diangkat menjadi Panglima Angkatan Darat oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono 16 hari setelah pemilihan presiden 9 Juli 2014.

Sebelumnya, Gatot menjabat Panglima Komando Strategis TNI AD.

Nama Gatot tak lepas dari isu perang proksi. Ia pernah menarik perhatian media luar negeri karena menurutnya ada potensi perang proksi di Indonesia.

Perang proksi merupakan kekuatan besar yang memainkan perannya secara tidak langsung melalui pihak ketiga. Pada kesempatan lain disebutkan Gatot perang proksi adalah perang antara dua kekuatan dengan menggunakan pengganti.

(BACA: Benarkah TNI Mengusung Isu ‘Proxy Wars’?)

Di Indonesia, kata Gatot, perang proksi terjadi dalam berbagai bentuk. Selain melalui gerakan separatis, upaya tersebut dilakukan melalui sejumlah cara, antara lain demonstrasi massal, sistem regulasi yang merugikan, dan bentrokan antar kelompok.

“Demonstrasi yang misalnya membawa tuntutan yang tidak masuk akal dan bersifat memaksa patut dicurigai sebagai indikasi hal tersebut perang proksi di Indonesia,” ujarnya saat itu.—Rappler.com

game slot gacor