Tuduhan tuduhan penipuan sedang menyebar secara online
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
MataMassa sejauh ini telah menerima 403 tuduhan kecurangan pemilu, termasuk manipulasi penghitungan suara, dan 325 di antaranya telah diverifikasi.
JAKARTA, Indonesia – Saat Komisi Pemilihan Umum (KPU) melakukan proses panjang dalam mentabulasi sekitar 140 juta suara yang diberikan pada tanggal 9 Juli, masyarakat Indonesia telah mengajukan dan menyebarkan tuduhan penipuan secara online.
Kedua kubu – Gubernur Jakarta Joko “Jokowi” Widodo dan pasangannya Jusuf Kalla, serta mantan jenderal Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa – mengklaim kemenangan berdasarkan penghitungan suara yang terpisah. (BACA: Jokowi dan Prabowo Sama-sama Klaim Menang dalam Pemilu Indonesia)
Keduanya juga mengklaim bahwa pihak lain bisa menipu mereka. (BACA: Jokowi: Saya Menang, Tapi Pantau Hasil Survei, Jokowi Diklaim ‘Membajak Demokrasi’)
Banyak tuduhan penipuan, yang beredar di media sosial, melibatkan foto formulir C1 – lembar tabel yang digunakan di hampir 480.000 TPS di seluruh negeri – yang perhitungannya salah.
Misalnya tweet ini menunjukkan formulir C1 dari Pancoran, Jakarta, yang setelahnya situs web KPU berisi 324 suara yang diberikan untuk Prabowo dan Hatta, sementara totalnya hanya 196 suara yang masuk.
Nah, ada kecurangan lagi! Total Suara Prabowo Melebihi Jumlah Suara Sah! @Bawaslu_RI @KPU_RI @kpu_dki pic.twitter.com/ItE5tDGyaA
— Dhyta (@purplerebel) 13 Juli 2014
Ada beberapa laporan serupa yang beredar online, serta foto formulir C1 kosong yang ditandatangani petugas pemilu dan saksi. Foto C1 yang bermasalah adalah dikompilasi di berbagai situs, seperti ini segelas akun dan Di MataMasebuah situs web yang dikembangkan oleh iLab dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) cabang Jakarta yang memungkinkan masyarakat menyampaikan laporan melalui SMS, email, dan aplikasi seluler.
MataMassa yang berarti mata massa, sejauh ini menerima 403 tuduhan pelanggaran pemilu, termasuk penipuan penghitungan suara, dan 325 di antaranya sudah terverifikasi. Muhammad Irham, koordinator MataMassa, menjelaskan proses verifikasi meliputi pendokumentasian nama, alamat, dan nomor telepon pelapor.
Seluruh laporan yang telah diverifikasi diserahkan kepada Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu), yang kemudian panitia pengawas pemilu lokal (Panwaslu) untuk menggantikan mereka.
“Ini hanyalah puncak gunung es karena laporan yang kami terima adalah orang-orang dengan ponsel pintar mengambil foto formulir C1 dan pelanggaran lainnya dan mengirimkannya ke aplikasi,” kata Irham kepada Rappler. Ia menambahkan, sebagian besar laporan berasal dari kota-kota besar.
Dengan cepat Hasil penghitungan menunjukkan hanya sekitar 6,5 juta suara yang memisahkan kedua kandidat. Artinya, memindahkan rata-rata 100 suara dari separuh dari 75.000 kabupaten dan kota di Indonesia sudah cukup untuk mempengaruhi hasil akhir pemilu. (BACA: Game plan Prabowo)
kata Komisioner Bawaslu Nelson Simanjuntak Laju kecurangan minggu lalu akan mudah dikenali dalam pacuan dua kuda seperti ini. “Jika ada yang janggal dalam rangkuman di tingkat mana pun, Bawaslu bisa mengecek langsung ke kedua belah pihak, ”ujarnya.
“Kecurangan yang dilakukan kedua belah pihak nanti akan diselesaikan oleh KPU. Tidak boleh ada kecurangan yang dilakukan siapapun karena akan meruntuhkan demokrasi kita. Berdasarkan pemberitaan media, penipuan terjadi di kedua belah pihak di tingkat lapangan. Bukan hanya dari satu kubu,” kata mantan Ketua Mahkamah Konstitusi Mahfud MD, juru bicara kubu Prabowo-Hatta, kepada Rappler.
Mulai Senin pagi KPU sudah Situs web resmi mengatakan 89,56% formulir C1 ditabulasikan di tingkat kabupaten atau kota. Setelah itu, formulir-formulir tersebut akan ditabulasikan di tingkat provinsi. Hasil resminya akan diumumkan pada 22 Juli. – Rappler.com