• September 16, 2024
Turut berduka cita kepada keluarga korban kebakaran Gunung Lawu

Turut berduka cita kepada keluarga korban kebakaran Gunung Lawu

Keluarga ini kehilangan seorang ayah, anak dan sepupu. Mereka diyakini telah dibakar menjadi abu di Gunung Lawu

MAGETAN, Indonesia — Suasana duka terlihat di rumah Sumarwan di Ngawi, Jawa Timur. Istri Sumarwan, Sumiyatun, berkali-kali pingsan dan histeris karena tak kuasa menahan kesedihannya.

Sumarwan merupakan seorang pendaki yang tewas akibat kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu Jalur Pendakian Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur.

Sumiyatun kehilangan tiga anggota keluarganya dalam kejadian tragis tersebut. Selain Sumarwan, Nanang Setya Utama (putra) dan Rita Septi Hurika (keponakan) juga meninggal dunia.

Nanang meninggal meski mendapat perawatan di RSUD Dr Sayidiman Magetan.

Bahkan, putrinya, Novi Dwi Istiwati, kini dalam kondisi kritis akibat luka bakar lebih dari 50 persen.

Novi saat ini sedang dirujuk ke RSUD Dr Moewardi Solo, Jawa Tengah, untuk mendapat perawatan lebih lengkap.

Eko Nurhadi, keponakan Sumarwan lainnya, juga kritis karena luka bakar lebih dari 50 persen dan telah dirujuk ke RSUD Dr Soetomo Surabaya.

Tetangga korban, Didik Hariyadi mengatakan Sumarwan dikenal sebagai orang baik. Ia sangat menyayangi anak-anaknya sehingga ia tidak bisa menolak keinginan anak-anaknya untuk mendaki Gunung Lawu.

Menurut Didik, saat Sumarwan keluar, ia mengetahui kondisi Gunung Lawu yang terjadi kebakaran hutan.

“Putrinyalah yang memaksanya naik. “Awalnya Pak Marwan tidak mau berangkat, bahkan istrinya melarang seluruh keluarganya mendaki Gunung Lawu,” kata Didik.

Namun keinginan anak-anaknya begitu kuat sehingga mereka tetap berangkat pada Sabtu, 17 Oktober 2015. Rombongan terdiri dari Sumarwan, Nanang, Novi dan Rita. Pacar Rita, Awang Feri Frandika, juga ikut dalam grup tersebut.

Alasan pendakian Gunung Lawu oleh rombongan keluarga adalah untuk melihat suasana Gunung Lawu yang banyak dikunjungi pendaki saat bulan Muharram atau Suro.

Biasanya saat bulan Suro, warga berbagai daerah di Indonesia berniat mendaki Gunung Lawu untuk melakukan ritual, bermeditasi, atau sekadar ingin melihat dan merasakan sensasi menaklukkan puncak gunung tersebut.

Rombongan ini akhirnya berangkat menuruni Gunung Lawu dari jalur Jogorogo Ngawi. Setelah mencapai puncak pada Minggu malam lalu, rombongan turun melalui jalur pendakian Cemoro Sewu Magetan.

Tak disangka, saat turun dari puncak Lawu, tepatnya di antara pos 3 dan 4, rombongan satu keluarga diduga ikut terbakar. Bahkan api yang membesar ada yang menjalar ke tas atau pakaian hingga membakar tubuh mereka.

Hingga Senin sore, 19 Oktober, pihak keluarga masih menunggu pengembalian jenazah oleh tim DVI Polres Magetan. Sejumlah persiapan dilakukan menyambut pemulangan jenazah ayah dan anak tersebut.

Keluarga ingin jenazah korban segera dikembalikan untuk dimakamkan di pemakaman umum kota, kata kerabat korban, Hetik Mardianti.

Seluruh keluarga sangat terpukul dengan kejadian ini. Keluarga besar tak menyangka Sumarwan, putra sekaligus keponakannya, tewas dan dibakar hidup-hidup.

Berdasarkan informasi sejumlah pendaki yang berhasil selamat, rombongan satu keluarga diperingatkan oleh sesama pendaki untuk tidak menyusuri jalur Cemoro Sewu karena terjadi kebakaran. Namun korban nekat, kata Kepala BPBD Magetan Agung Lewis.

Koordinator Basarnas Pos SAR Trenggalek, Supriono, di posko utama Operasi SAR bencana pendakian Gunung Lawu, Cemoro Sewu, Magetan, mengatakan tim SAR mendapat laporan ada sembilan pendaki yang menjadi korban kebakaran hutan pada Minggu sore. . lereng Gunung Lawu tepatnya diantara pos 3 dan 4 jalur pendakian Cemoro Sewu.

Dari jumlah tersebut, 7 korban diketahui meninggal dunia dan 2 orang lainnya kritis. Petugas pun berhasil mengidentifikasi 6 dari tujuh korban meninggal dunia.

Selain mengevakuasi korban, tim SAR gabungan juga berhasil menyelamatkan puluhan pendaki yang terjebak kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu jalur pendakian Cemoro Sewu.

“Mereka ditemukan selamat karena tidak menerobos area kebakaran hutan. Para pendaki kemudian dipandu menuju jalur pendakian Cemoro Kandang, kawasan Tawangmangu, Karanganyar, Jawa Tengah untuk keselamatan. “Karena melalui Cemoro Sewu sangat berbahaya,” kata Supriono. —Rappler.com

BACA JUGA:

taruhan bola