• September 21, 2024

Uni Fahira dan Mary Jane

Agak aneh memang membandingkan Fahira Idris dan Celoso, namun keduanya sama-sama berusaha menyelamatkan nyawa. Fahira Perjuangkan Generasi Muda Melawan Bahaya Minuman Keras, Celia Perjuangkan Nyawa Anaknya Dari Regu tembak

Saya paham mengapa Fahira Idris, anggota DPD RI, berjuang keras menolak Bir. Bir, seperti minuman beralkohol lainnya, memiliki daya rusak yang tinggi. Hal ini bisa langsung membuat orang menjadi berbahaya, memikirkan betapa buruknya nasib orang yang mabuk saat mengemudi, atau mungkin melakukan kekerasan karena kehilangan kesadaran.

Daripada menghina Uni Fahira, sebaiknya kita hargai sikapnya, Uni, betapapun aneh pemikirannya, dia bekerja sebagai anggota senat.

Uni Fahira, seperti ibu saya, adalah orang yang percaya bahwa bir dan segala jenis minuman keras adalah sumber bencana. Kamu tidak bisa berdebat dengan ibuku, oh tidak, aku tidak bisa berdebat dengan ibuku. Dia hanya memikirkan kebaikanku, betapa naif dan polosnya pikiran itu, aku menghargai sikapnya.

Kita bisa berargumentasi bahwa masalah bir adalah ia berbusa, dengan berbagai macam bahan, tapi apa substansinya?

Namun ada baiknya kita mulai menyepakati beberapa hal. Setujukah kita jika minuman beralkohol hanya boleh diperoleh dan dinikmati oleh orang dewasa? Apakah kita setuju penjualan minuman beralkohol dibatasi pada kelompok tertentu?

Kami sepakat bahwa bir, betapapun nikmatnya minuman ini, tidak boleh dijual sembarangan kepada mereka yang berusia di bawah umur. Jika kita sepakat dalam poin-poin tersebut, lalu mengapa harus sinis terhadap Fahira?

Kita bisa memperdebatkan argumen dan logika yang digunakan Fahira tentang upayanya melarang minuman beralkohol di Jakarta dan Indonesia. Namun layaknya masyarakat beradab yang berpendidikan, kita juga harus sepakat bahwa konsumsi alkohol harus diawasi.

Berdasarkan hal tersebut, pengawasan tidak sama dengan represi Keputusan Presiden Nomor 74 Tahun 2013 tentang Pengendalian dan Pengawasan Minuman Beralkohol, Minuman keras masih dapat dibeli dan diperoleh di lokasi terbatas. Jika Fahira memperjuangkan dan berusaha menegakkan aturan tersebut, apa yang salah?

Uni mungkin adalah seorang ibu, seorang ibu yang tidak ingin anaknya memiliki akses terhadap alkohol. Dia mempunyai nilai-nilai yang diperjuangkannya, dialah senat yang mempunyai kekuasaan dan hak untuk memperjuangkan kepentingan konstituennya.

Saat ini, menurut saya dia tidak punya alasan untuk difitnah, apalagi diremehkan. Persoalan bir ini penting, jauh lebih penting dibandingkan peningkatan kualitas fasilitas pendidikan di Indonesia. Lagi pula, apa pentingnya meningkatkan fasilitas pendidikan kita? Paling-paling hanya bangunan yang runtuh ya? Ini adalah masalah moralitas dan iman!

Celia Veloso, ibu dari terpidana mati

Perjuangan Uni dengan logika moral dan keselamatan generasi muda mengingatkan saya pada Celia Veloso. Celia adalah seorang ibu, seperti ibu lainnya, Celia ingin anak-anaknya bahagia.

Tapi tentu saja kita akan membicarakan klise yang membosankan jika Celia adalah orang biasa, padahal sebenarnya bukan. Celia adalah ibu dari terpidana mati Mary Jane, seorang wanita yang dijatuhi hukuman mati karena kasus narkoba. Tunggu dulu, apa sebenarnya hubungan Celia dengan Fahira Union?

Pada satu titik, keduanya adalah wanita yang memperjuangkan sesuatu. Celia memperjuangkan nyawa anaknya, Uni Fahira memperjuangkan keselamatan generasi muda dari alkohol. Agak aneh memang membandingkan keduanya, namun satu hal yang harus kita sepakati adalah keduanya berupaya menyelamatkan hak untuk hidup.

Celia tidak sendiri, ada Mark Daniel dan adiknya Mark Darren, putra Mary Jane, yang meminta dan memohon agar ibu mereka tidak dieksekusi. Ini adalah upaya terakhir sebuah keluarga untuk mempertahankan kehidupan yang akan diambil secara paksa. Jika Uni Fahira benar-benar berkomitmen demi keselamatan satu generasi, akankah mereka memperjuangkan permintaan kedua putra Mary Jane?

Mary Jane divonis mati karena kasus narkoba, ia dianggap layak dihukum mati karena merusak generasi muda. Tapi tunggu dulu, apakah Mary Jane seorang gembong narkoba? Bagaimana jika dia seorang kurir? Bagaimana jika dia, seperti banyak orang di negara ini, sebenarnya adalah korban dari sistem peradilan yang tidak manusiawi?

Bukankah Mary Jane layak diselamatkan? Jika Mary Jane adalah gembong narkoba yang menghancurkan satu generasi, mengapa dia hidup dalam kemiskinan? Rumahnya di Filipina tak lebih baik dari kandang kambing saat Idul Adha tibaapakah ini inti dari keadilan kita?

Alangkah indah dan indahnya bila Uni Fahira bisa menjadi jembatan kemanusiaan. Selain menjadi aktivis yang menolak alkohol, ia juga diharapkan bisa menjadi aktivis kemanusiaan yang menyelamatkan nyawa masyarakat.

Tidak ada kehormatan membunuh tanpa kehormatan. Jika Uni benar-benar peduli pada kehidupan, peduli pada kemanusiaan, selamatkan Mary Jane. Menyelamatkan seorang ibu bernama Celia Veloso dari kehilangan anaknya. Apakah bisa? — Rappler.com

Arman Dhani adalah seorang penulis lepas. Penulisannya bergaya satir penuh sarkasme. Saat ini ia aktif menulis di blognya www.kandhani.net. Ikuti Twitter-nya, @Arman_Dhani.


game slot gacor