• October 8, 2024

89 kilogram sabu dan 4 pucuk senjata disita di Aceh

Akhir pekan lalu, tim gabungan Polri dan BNN berhasil menyita 89 kilogram sabu dan 4 pucuk senjata dari lima tersangka yang ditangkap.

Banda Aceh, Indonesia – Kepolisian Aceh terus mengusut upaya penyelundupan narkoba dari luar negeri ke Indonesia melalui Selat Malaka setelah berhasil menyita lebih dari 89 kilogram sabu dan empat pucuk senjata dalam penggerebekan di dua tempat terpisah.

Kepala Divisi Humas Polda Aceh, Komisaris Polisi (Kombes Pol) Gustav Leo, Senin, 16 Februari 2015, mengatakan, pengejaran pelaku penyelundupan sabu yang diduga jaringan narkoba internasional terfokus. di wilayah Aceh bagian timur dan utara.

“Aparat kepolisian bersama petugas BNN dibantu Brimob masih melakukan pengejaran terhadap pelaku jaringan pemasok sabu dari luar negeri melalui jalur laut menuju Indonesia di Kabupaten Aceh Timur,” ujarnya.

Dijelaskan, penggerebekan petugas gabungan Badan Narkotika Nasional (BNN), aparat Polres Aceh Timur, dan personel Brigade Mobil (Brimob) terhadap sebuah rumah di Desa Alu Bu, Kecamatan Pureulak Barat, Aceh Timur, Minggu, 15 Februari , terlibat. Sekitar pukul 08.00 WIB, aparat menangkap SB, 40, warga yang diduga pengedar sabu.

Dari rumah tersangka, petugas gabungan menyita 75 kilogram sabu dan empat pucuk senjata api yang terdiri dari senjata serbu laras panjang M-16 ditambah 120 peluru dan empat magasin serta tiga pistol dan tiga butir amunisi. Tim gabungan juga menyita uang tunai senilai Rp40 juta.

Menurut Gustav, sebelum penyerangan terhadap SB, aparat memantau pergerakan mobil Avanza berwarna hitam selama tiga hari. Begitu mobil berhenti di depan rumah tersangka, petugas langsung menyergap pelaku.

“Setelah dilakukan pemeriksaan, di dalam mobil ditemukan sabu seberat 75 kilogram dan empat pucuk senjata,” ujarnya seraya menambahkan, penyitaan sabu tersebut merupakan yang terbesar dalam operasi penggerebekan di Aceh.

Setelah keterangan SB dikembangkan, petugas berpindah ke rumah tersangka lainnya, UR, di desa yang sama. Namun tersangka berhasil melarikan diri melalui pintu belakang rumahnya.

“Petugas masih mengejar Usman,” kata Gustav.

Informasinya, barang ilegal tersebut dipasok dari Malaysia melalui jalur laut Selat Malaka dengan bantuan kapal pemasok pakaian bekas di Kuala Beukah, Aceh Timur. Setelah dibongkar, sabu tersebut dibawa ke Alue Bu dengan menggunakan perahu motor.

Penyergapan di Aceh Utara

Sehari sebelumnya, petugas polisi dibantu personel Tentara Nasional Indonesia (TNI) menyergap mobil jenis Xenia di Kecamatan Tanah Jambo Aye, Kabupaten Aceh Utara. Dalam penggerebekan yang diwarnai dengan kontak senjata itu, aparat keamanan menyita 14,4 kilogram sabu dan menangkap empat tersangka.

Keempat tersangka tersebut berinisial M, 20, R, 49, H, 48, dan seorang perempuan berinisial N, 39. Keempat tersangka merupakan warga Aceh Timur. Mereka kini mendekam di sel tahanan Polres Aceh Utara untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya, dengan ancaman maksimal hukuman mati.

Dijelaskan, penggerebekan tersebut bermula dari laporan masyarakat adanya transaksi sabu dalam jumlah besar di pedalaman Aceh Utara. Polisi dibantu personel TNI langsung melancarkan pengintaian di lokasi.

Melihat mobil Xenia yang mencurigakan, petugas berusaha menghentikannya. Mobil terus melaju dengan kecepatan tinggi. Polisi melepaskan tembakan peringatan ke udara, namun mobil tetap tidak mau berhenti sehingga terjadi pengejaran selama hampir 30 menit.

Sesampainya di kawasan rawa, mobil berhenti. Keempat tersangka kabur ke rawa dengan membawa tas berisi sabu. Tiga orang pria diamankan karena tidak bisa lari lagi karena terjebak di lumpur rawa. Sedangkan tersangka perempuan ditangkap saat bersembunyi di semak dekat rawa.

Penyelundupan ke Aceh terus meningkat

Penyelundupan sabu ke Indonesia melalui jalur laut Selat Malaka semakin marak dalam beberapa tahun terakhir.

Pada pertengahan Januari, petugas Polres Aceh Tamiang menangkap seorang warga, BJ, 38, dan menyita 17 kilogram sabu dan 170.000 butir ekstasi dari sebuah truk berpendingin dalam sebuah penyergapan di dekat Pelabuhan Kuala Langsa di Kota Langsa.

Peredaran sabu meningkat drastis di Aceh setelah terwujudnya perdamaian antara pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) pada tahun 2005. Sumber di Mapolda Aceh menyebutkan, dari 23 kabupaten dan kota di Aceh, peredarannya paling tinggi. sabu terjadi di wilayah pantai utara dan timur mulai dari Aceh Tamiang hingga ibu kota Banda Aceh. — Rappler.com

Keluaran SGP Hari Ini