Tentara tidak terlibat dalam politik praktis dan tidak melakukan bisnis
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Hari ini TNI memperingati hari jadinya yang ke-70. Acara digelar di Dermaga Indah Kiat, dermaga milik pabrik kertas, kawasan Cilegon.
Jenderal TNI Gatot Nurmantyo semoga mengacu pada kehebatan Panglima TNI Sudiman, Bapak Tentara Nasional Indonesia. Ia memimpin perang gerilya melawan Belanda saat sakit, merelakan perhiasan emas titipan istrinya sebagai bekal perang untuk membeli makanan bagi pasukan, dan bersikeras enggan terlibat dalam pengambilan keputusan politik yang berkaitan dengan diplomasi memperjuangkan kemerdekaan. Republik Indonesia.
Informasi tersebut dapat dibaca di buku sejarah dan merupakan bagian dari film “Jendral Soedirman” yang tayang di bioskop pada Agustus 2015. Nama Gatot dan sejumlah pimpinan TNI tercatat sebagai pendukung produksi film tersebut.
Kemarin (4/10) dalam konferensi pers jelang HUT TNI ke-70 yang jatuh pada 5 Oktober, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo mengimbau setiap prajurit di mana pun bertugas menjadi tentara rakyat sekaligus tentara pejuang, tentara nasional, dan profesional. tentara.
Prajurit yang terlatih dan terdidik, mempunyai bekal yang baik, tidak terlibat dalam politik praktis, tidak berbisnis, dan terjamin kesejahteraannya, kata Jenderal Gatot, di Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur. Gatot mengingatkan prajurit TNI untuk memiliki kebijakan politik negara yang berpegang pada prinsip demokrasi, informasi sipil, dan hak asasi manusia.
Prajurit TNI harus mengikuti ketentuan peraturan perundang-undangan nasional dan hukum internasional yang telah diratifikasi, kata Gatot yang didampingi KSAD Jenderal TNI Mulyono, KSAU Marsekal Agus Supriatna, dan KSAL Laksamana Ade Supandi. Momen ini merupakan momen penting dan membanggakan bagi TNI. Sebab, reformasi internal baik ritual maupun budaya sudah terlaksana sepenuhnya, kata Gatot.
Tema perayaan HUT TNI kali ini adalah “Bersama Rakyat TNI Kuat, Besar, Profesional, Siap Mewujudkan Indonesia Berdaulat, Mandiri dan Berpribadi”. Presiden Joko “Jokowi” Widodo menjadi inspektur upacara HUT TNI. Acara digelar di Dermaga Indah Kiat milik pabrik kertas di kawasan Cilegon.
Keputusan untuk mengadakan acara di lahan milik pribadi merupakan sebuah keputusan besar, mengingat potensi konflik kepentingan.
Jenderal Gatot mengatakan, pemilu didasarkan pada terbukanya kesempatan untuk melakukan manuver udara dan laut yang dapat dinikmati oleh rakyat.
Dalam puncak perayaan HUT TNI kali ini, dikerahkan 247 alat utama sistem pertahanan (alutsista) baik dari angkatan darat, laut, dan udara. Mulai dari jet tempur Sukhoi SU-27/30 hingga KRI Banjarmasin yang notabene buatan anak bangsa akan unjuk kebolehan.
Hari ini surat kabar Kompas menerbitkan jajak pendapat yang menyimpulkan bahwa TNI mencapai puncak apresiasi masyarakat pada usia 70 tahun. Dalam 17 tahun era reformasi, TNI menjadi salah satu institusi publik yang berubah menjadi lebih baik, juga dalam konteks netralitas politik. Masyarakat semakin mengapresiasi peran TNI di berbagai bidang, sembari menarik diri dari hiruk pikuk kehidupan politik. TNI kembali ke barak dan tampil baik.
Kritik tentu saja masih ada, termasuk terkait konflik prajurit TNI dan Polri, masih adanya oknum TNI yang mengamankan kegiatan usaha swasta termasuk aparat keamanan di laut dan praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme. Namun kritik tersebut semakin berkurang seiring dengan semakin ketatnya penegakan hukum di lingkungan TNI. Persoalan penegakan hukum terhadap pelanggaran HAM masa lalu juga masih menjadi perhatian yang perlu dibenahi di era Presiden Jokowi.
Namun dalam kaitannya dengan penanggulangan bencana, peran TNI tidak bisa diragukan. Dalam upaya pemadaman kebakaran hutan di enam provinsi yang masih berlangsung hingga saat ini, TNI mengerahkan sedikitnya 3.000 prajurit.
TNI juga berkomitmen memastikan distribusi dan pengawasan hasil panen serta harga pangan. Saya sampaikan kepada Presiden bahwa TNI siap memastikan program swasembada pangan yang dicanangkan Presiden, kata Jenderal Gatot dalam wawancara eksklusif dengan Rappler. Ia pun menjawab persoalan terkait masuknya TNI ke wilayah sipil.
Jenderal Gatot meminta maaf atas perilaku anggota TNI yang kurang memuaskan. Saya menyadari masih ada anggota TNI yang tega menyakiti perasaan masyarakat, melakukan hal-hal yang tidak senonoh, kata Gatot dalam jumpa pers di Mabes TNI Cilangkap.
Puji TNI!