• October 7, 2024
Warga Aceh Kumpulkan #CoinsforAustralia, PM Abbott protes

Warga Aceh Kumpulkan #CoinsforAustralia, PM Abbott protes

Untuk mengumpulkan koin untuk disumbangkan ke Australia, seorang anak membuka celengan miliknya, dan seorang anak lainnya menjual koleksi batu gioknya. Bagaimana antusiasme mereka?

BANDA ACEH, Indonesia – Pernyataan Perdana Menteri (PM) Australia, Tony Abbott yang membawa bantuan negaranya untuk korban tsunami Aceh, menginspirasi sebagian warga di Rencong untuk mengorganisir gerakan #CoinsforAustralia.

Masyarakat berbondong-bondong mengumpulkan uang logam dari pos bersama. Kampanye netizen yang diawali dengan tagar #CoinsforAustralia ini langsung mendapat respon dari warga Aceh khususnya pelajar.

Faktanya, akun Twitter @iloveaceh memiliki lebih dari 56.500 pengikut Secara agresif mengundang netizen untuk menyuarakan #CoinsforAustralia sehingga tagar tersebut menduduki trending topik di Indonesia, Minggu 22 Februari 2015. (BACA: Akankah Australia Memboikot Indonesia Atas Eksekusi Bali Sembilan?)

Selama 3 hari, banyak netizen yang memposting foto tumpukan koin pecahan Rp100 hingga Rp1.000 melalui tagar #CoinsforAustralia di Twitter. Kebanyakan dari mereka menyayangkan sikap Abbott yang mengaitkan bantuan dengan rakyat Aceh sebagai upaya mencegah dua warganya dieksekusi.

Diberitakan sebelumnya, PM Abbott, Rabu 18 Februari 2015, mengingatkan Indonesia akan bantuan kemanusiaan yang diberikan Australia saat bencana tsunami melanda Aceh pada 26 Desember 2004. Pernyataan ini disampaikan di tengah memanasnya isu penolakan hukuman mati terhadap dua warga Australia, Andrew Chan dan Myuran Sukumaran. (Baca: PM Australia ke Indonesia: Ingat Cara Kami Membantu)

“Australia mengirimkan bantuan sebesar US$1 miliar. “Kami mengirimkan pasukan keamanan yang signifikan untuk membantu Indonesia dalam operasi kemanusiaan dan Australia kehilangan nyawanya dalam misi membantu Indonesia,” kata Abbott, mengomentari 9 tentara Australia yang tewas ketika helikopter Sea King jatuh dalam misi di Nias pada tahun 2005.

Siapkan pos komando bersama

Sebagai wujud keseriusan kampanye #CoinforAustralia, komunitas media sosial @iloveaceh dan beberapa organisasi seperti Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim Indonesia (KAMMI) membuka postingan pengumpulan koin dengan hashtag #KoinForAustralia sejak Sabtu, 21 Februari , 2015.

Salah satu panitia yang juga Koordinator KAMMI Aceh, Aziz Darlis, mengatakan koin tersebut dikumpulkan untuk mengembalikan bantuan kemanusiaan yang diberikan Australia kepada korban tsunami Aceh.

“Dana bantuan Australia akan kami kembalikan,” tegas Aziz kepada wartawan. (BACA: PM Australia dikritik karena ‘menarik kembali’ bantuan tsunami dari Indonesia)

Diwawancarai pada Minggu, 22 Februari 2015, Koordinator Pos Martunus mengatakan berbagai elemen masyarakat di Aceh akan menggelar kampanye #CoinforAustralia di Simpang Lima, pusat ibu kota Banda Aceh, pada Senin, 23 Februari 2015.

Aksi simpatik ini mengajak masyarakat Aceh untuk berpartisipasi dalam pengembalian bantuan Australia melalui gerakan #CoinsforAustralia.

“Sejak pembukaan posko, ratusan warga meminta kami membuka rekening agar bisa berdonasi. “Diantaranya adalah korban tsunami yang sudah tinggal di Malaysia dan Hong Kong,” ujarnya seraya menambahkan, pihaknya sedang mendiskusikan mekanisme dengan sejumlah masyarakat di Aceh untuk mentransfer dana ke pemerintah Australia.

Menurut dia, jika dirasa dana yang terkumpul mencukupi, maka mereka akan menyerahkannya kepada pemerintah Australia melalui kedutaan besarnya di Jakarta.

Bongkar celengan dan jual batu gioknya

Beberapa anak di Aceh mulai mengeluarkan celengan mereka untuk mendukung gerakan #CoinsforAustralia. Mutia, siswi SMA di Banda Aceh, mengaku memutuskan mengeluarkan celengan miliknya untuk mendukung gerakan #CoinsforAustralia setelah membaca berita di surat kabar.

“Saya sebagai warga Aceh kecewa dengan Perdana Menteri Australia yang tega menyebutkan bantuan telah diberikan. Saat terjadi tsunami, kami tidak pernah meminta bantuan kepada mereka, namun semua orang dari seluruh dunia datang ke sini untuk membantu masyarakat Aceh. “Kami yakin bantuan ini akan diberikan tanpa syarat apa pun,” ujarnya seraya menambahkan uang logam yang disimpannya akan diserahkan ke posko.

Munar, warga Aceh yang tersapu gelombang tsunami 10 tahun lalu, juga mendukung kampanye #CoinsforAustralia. Menurutnya, tidak tepat jika Perdana Menteri Abbott mengaitkan bantuan kemanusiaan dengan upaya lobi pemerintah Indonesia untuk menghentikan eksekusi dua warga negaranya.

“Jelas ini adalah dua hal yang berbeda. Saya yakin masyarakat Australia bersedia membantu masyarakat Aceh yang dilanda tsunami. “Kami berterima kasih kepada masyarakat Australia dan seluruh masyarakat dunia yang telah membantu, tapi kenapa Perdana Menteri Abbott bicara seperti itu,” kata pegawai swasta itu.

Sejumlah pecinta batu permata pun memamerkan koleksinya di Facebook dan Twitter. Mereka mengaku koleksi batu giok tersebut siap dilelang dan dananya dimaksudkan untuk mensukseskan gerakan #CoinsforAustralia. Jade dalam beberapa bulan terakhir adalah moderat berbunga di Aceh.

“Saya siap menjual giok super idocrase saya. “Uang hasil penjualan ini akan saya sumbangkan untuk mendukung gerakan #CoinsforAustralia,” kata penggila permata Banda Aceh, Hendro. (BACA: Australia Sebut Eksekusi Pasangan Bali Nine Akan Menjadi Ketidakadilan Besar)

Sementara itu, Gerakan Pejuang Rumah Korban Tsunami menggelar lelang batu giok di Meulaboh, ibu kota Kabupaten Aceh Barat, Sabtu, 21 Februari 2015. Koordinator gerakan, Edi Candra, mengaku lelang batu mulia tersebut akan membalas bantuan Australia. . korban tsunami Aceh. – Rappler.com


Keluaran SGP