Netizen bereaksi positif terhadap sampul Republika yang ‘smoky’
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
‘Saat tertutup asap, semua berita menjadi sulit dibaca’
JAKARTA, Indonesia — Hari ini, Kamis, 8 Oktober, ada yang unik di halaman depan Harian Republika. Gambar dan judulnya sengaja diburamkan, seolah-olah tertutup kabut asap.
Hal itu dilakukan sebagai bentuk kepedulian Republika terhadap bencana kabut asap yang terus terjadi di Provinsi Sumatera, khususnya Riau, bahkan sejak era Orde Baru.
“Kami ingin membangun rasa empati di masyarakat, untuk merasakan dampak asap, meski hanya secara virtual,” kata editor harian Republika, Nasihin Masha, kepada Rappler, Kamis.
Diakui Nasihin, selama tiga hari Republika fokus memberitakan fakta terkait rokok.
“Sejak menutupi Kedua orang tersebut mulai memperhatikan 9 anak yang memakai masker. “Puncaknya hari ini, membawa asap ke dalam hidup kita,” ujarnya.
//
Salah satu headline yang “tertutup” asap di halaman depan Republika berjudul Harga solar turun,seolah menunjukkan kepada pemerintah Indonesia untuk bertindak cepat dan tegas melawan kabut asap.
Kemarin, Rabu 7 Oktober, pemerintah mengumumkan paket kebijakan ekonomi jilid 3. Dengan meliput pemberitaan tersebut, Republika seolah mewanti-wanti pemerintah agar lebih memperhatikan keselamatan masyarakat terdampak kabut asap di Sumatera dan Kalimantan.
Garis di bagian bawah foto berbunyi: “Saat tertutup asap, semua berita menjadi sulit dibaca.”
Langkah ini menuai pujian dari berbagai kalangan.
Presenter sekaligus komedian Pandji Pragiwaksono berkomentar di halaman depan Republika hari ini.
Ugh. Benar2 #Melawasap https://t.co/MEfSIeNwo4
— Pandji Pragiwaksono (@pandji) 8 Oktober 2015
Novelis Asma Nadia mengaku terinspirasi dari Republika dan mengubah foto profilnya.
Ava baru saya ‘berasap’. Terinspirasi dari harian Republika. #AsmaNAdiaMelawan Secepatnya. Ramai2 ganti ava support #Melawasap pic.twitter.com/QqIoYFzVgV
— Asma Nadia (@asmanadia) 8 Oktober 2015
Anggota DPR RI sekaligus mantan pembaca berita Metro TV Meutya Hafid pun mengungkapkan kekagumannya atas tindakan Republika.
Ketika tertutup asap, semua berita menjadi sulit dibaca. Angkat topi hari ini, Republika. pic.twitter.com/1PSmLMrwnI
— Meutya Hafid Ansyah (@meutya_hafid) 8 Oktober 2015
Tak ketinggalan, liputan Republika juga direspon positif oleh masyarakat.
Halaman depan surat kabar Republika hari ini. Dingin. pic.twitter.com/8N9CnqUyNj
— Aditya Maulana (@adtmaul) 8 Oktober 2015
betapa sulitnya membaca tulisan berasap. Lalu bagaimana rasanya melihat kehidupan di sekitar saat asap merajalela? #republik pic.twitter.com/76HEbOcJt7
— jalursebalas (@ikalhidayat) 8 Oktober 2015
Tampak depan surat kabar Republika hari ini. Dirancang agar tampak tidak terlihat karena kabut asap. Film pintar! pic.twitter.com/SQa4tycfqQ
— Anthony Sinaga (@spawnist) 8 Oktober 2015
Halaman depan surat kabar Republika telah memudar untuk menyadarkan masyarakat bahwa kabut asap semakin parah dan berbahaya. pic.twitter.com/U2PyCvMZbA
— Arsianty Andhany (@arshann) 8 Oktober 2015
Nasihin kepada Rappler menyampaikan harapannya agar masyarakat Indonesia, khususnya di Pulau Jawa sebagai pusat perekonomian dan pemerintahan, juga mewaspadai dampak bencana kabut asap yang tiada henti.
“Alhamdulillah, selain reaksi apresiasi, juga terjadi gaung gerakan sosial. Inilah yang kami harapkan. “Kalau semua media bisa mencontohnya, itu sangat bagus,” kata Nasihin.
Bagaimana reaksi Anda? Apakah Anda juga mengapresiasi langkah Republika?—Rappler.com
BACA JUGA: