7 rahasia dapur Go-Jek Indonesia
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Berikut beberapa rahasia kesuksesan Go-Jek Indonesia bagi Anda yang ingin mendirikan startup sendiri
JAKARTA, Indonesia – Sulit untuk membantah bahwa Go-Jek Indonesia adalah salah satunya rintisan dengan pertumbuhan paling luar biasa di tanah air pada era smartphone.
Menurut CEO sekaligus salah satu pendirinya, Nadiem Makarim, Go-Jek telah menciptakan lapangan kerja baru bagi sekitar 150.000 orang hingga saat ini. Di kota-kota besar tanah air, keberadaan Go-Jek juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masyarakat.
Tahukah kamu? Tapi tahukah Anda bagaimana mereka melakukannya? Berbicara di Jakarta Social Good Summit pada Senin 28 September 2015, Nadiem membeberkan rahasia “dapur” Go-Jek mulai dari dasar perusahaan hingga cara mereka mengelola sumber daya manusia. Berikut ringkasannya:
1. Berpikirlah di luar kotak
Menurut Nadiem, salah satu rahasia kesuksesan Go-Jek adalah kemampuan tim untuk berpikir out of the box dengan menjungkirbalikkan berbagai filosofi yang lazim diterapkan di berbagai perusahaan dan institusi lain.
“Misalnya ada anggapan bahwa semakin besar suatu perusahaan maka semakin sulit pengendaliannya, sehingga mekanisme pengendalian di dalamnya juga akan semakin berkembang. “Ini salah, karena artinya kita menganggap masyarakat bodoh sehingga tidak bisa mengatur dirinya sendiri,” kata Nadiem.
2. Transparansi kinerja 100% untuk meningkatkan efisiensi kerja
“Saya sering melihat karyawan yang menghabiskan sebagian besar waktunya membuat laporan kemajuan dan menyusun angka-angka untuk disampaikan kepada atasannya. “Di Go-Jek tidak ada yang seperti itu,” kata Nadiem.
“Setiap pagi, surel berisi data kinerja perusahaan yang dikirimkan dari sistem kami ke seluruh anggota manajemen. Kami menerapkan transparansi 100%. Yang malu jadi malu, yang sombong jadi bangga.”
Menurutnya, dengan penerapan kebijakan tersebut, pegawai bisa mempunyai waktu lebih banyak untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan cepat.
3. Berani mengambil keputusan dan melakukan kesalahan
Nadiem juga menggarisbawahi pentingnya keberanian mengambil keputusan dan melakukan kesalahan.
“Di Go-Jek, masyarakat tidak akan disalahkan dalam mengambil keputusan. Masyarakat akan disalahkan jika tidak mengambil keputusan. Jika tidak berani mengambil keputusan dan mengambil resiko serta tidak berani melakukan kesalahan, orang seperti itu tidak akan melakukannya bertahan hidup Go-Jek,” dia meronta.
4. Hilangkan ego
“Prinsip kami adalah nol ego. “Di Go-Jek, pegawai tingkat bawah bisa mengkritik pegawai tingkat atas, dan pegawai tingkat atas bisa mengkritik pekerja tingkat bawah,” kata Nadiem.
5. Terobsesi dengan pelanggan
Prinsip ini didasari pengakuan Nadiem bahwa ia dan timnya ‘mencuri’ Amazon. Menurut Nadiem, agar sebuah bisnis bisa sukses, manajemennya harus terobsesi dengan pengalaman pelanggan saat menggunakan produknya.
“Apa yang pelanggan rasakan, harus kami rasakan juga.”
Nadiem sendiri mengungkapkan, dirinya bisa menggunakan layanan Go-Jek hingga tujuh kali dalam satu hari. Berikut cara menerapkan prinsip ini.
6. Pegawai dievaluasi berdasarkan pelaksanaan prinsip-prinsip perusahaan, bukan pencapaian target
Di perusahaan lain, kinerja seorang karyawan umumnya diukur berdasarkan pencapaian target yang diberikan kepadanya. Namun tidak demikian halnya dengan Go-Jek.
“Kita punya target, tapi pegawai dinilai bukan berdasarkan targetnya, tapi berdasarkan perilakunya,” kata Nadiem.
Perilaku yang dimaksud adalah bagaimana karyawan yang bersangkutan menerapkan nilai-nilai dasar perusahaan Gojek: Jangan takut, terobsesi dengan pelanggan, tanpa ego, didorong oleh data, menginspirasi orang lain.
“Jika semua nilai-nilai ini diperiksa, “maka pencapaian targetnya pasti optimal,” ujarnya lagi.
7. Bekerja berdasarkan data
Menurut Nadiem, setiap langkah dan kebijakan Go-Jek dirumuskan berdasarkan data atau istilahnya, didorong oleh data.
Hal inilah yang menjadi salah satu faktor yang memberikan keunggulan kompetitif bagi Go-Jek. Pasalnya, menurut Nadiem, ia melihat di banyak perusahaan lain pendekatan tersebut belum banyak diterapkan.
“Saya sering melihat di Indonesia perusahaan memutuskan sesuatu tanpa data apa pun.” — Rappler.com
Baca juga: