• October 8, 2024
Orang tua yang menelantarkan anak menjadi tersangka narkoba

Orang tua yang menelantarkan anak menjadi tersangka narkoba

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Para orang tua yang menelantarkan anaknya dan tinggal di pos keamanan tersebut dikabarkan menyimpan dan mengonsumsi sabu.

JAKARTA, Indonesia – Utomo Permono dan Nurindria Sari, orang tua yang menelantarkan anaknya, ditetapkan sebagai tersangka kepemilikan narkoba.

Berdasarkan hasil kasusnya, keduanya memenuhi syarat untuk ditetapkan sebagai tersangka penggunaan dan kepemilikan sabu, kata Direktur Narkoba Polda Metro Jaya Kombes Eko Daniyanto seperti dikutip. KeduaSenin 18 Mei 2015.

Awal dari penelantaran anak

Polisi menemukan sabu seberat 0,85 gram di rumah Utomo di kompleks perumahan Citra Gran, Cibubur saat mengusut kasus Dodi, bukan nama sebenarnya, satu-satunya bocah lelaki yang ditelantarkan Utomo dan Nurindra. Meski ada keluarganya di sana, namun anak tersebut tinggal di pos satpam karena ditelantarkan. Tetangga Dodi sering menampungnya untuk bermalam dan memberinya makan.

Utomo mengaku sengaja bersikap tegas terhadap Dodi, agar anaknya tidak nakal dan manja.

Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) akhirnya melaporkan kasus tersebut ke Polda Metro Jaya. Dalam pemeriksaan mereka menemukan sabu.

Hasil tes urine dan darah menunjukkan Utomo dan Nurindra positif menggunakan narkoba. Polisi menetapkan mereka sebagai tersangka pada Minggu 17 Mei dan menahan keduanya. Mereka dijerat pasal 112 undang-undang nomor 35 tahun 2009 tentang narkoba. Jika terbukti, mereka terancam hukuman 10 tahun penjara.

(BACA: Kisah Dodi, anak keluarga kaya yang tinggal di pos satpam)

Eko mengatakan, jika mereka ditangkap BNN, kemungkinan besar mereka akan direhabilitasi. Namun karena ditangkap polisi, hukumannya adalah hukuman penjara bagi penegak hukum.

Bagaimana nasib Dodi dan keempat adiknya?

Dodi dan 4 saudara perempuannya saat ini berada di dalam SOS Rumah Aman Cibubur, Jakarta Timur. Mereka masih sangat takut dan trauma melihat ayahnya.

“Pada saat yang sama, mereka berlima langsung tersungkur saat melihat ayah mereka. Mereka segera menutupi wajah mereka kayak Saya tidak mau kelihatan apalagi laki-laki,” kata Budi Towuliu, Kasubdit Unit I Jatanras Direskrimum Polda Metro Jaya Kompol. media.

Dari rumah keselamatan, mereka dilibatkan dalam berbagai kegiatan kelompok agar bisa menyesuaikan diri dan melupakan trauma kekerasan yang dialaminya. — Rappler.com

Result SGP