• October 18, 2024
Siapa yang menembak orang Papua di Paniai?

Siapa yang menembak orang Papua di Paniai?

JAKARTA, Indonesia — Pemuda Paniai berkumpul di sebuah pondok natal di kota Enarotali, Paniai, Papua. Sore itu, Minggu (12/7), Yones Douw, warga sekitar, mengatakan mereka sedang menghias kabin dengan salib sambil menyanyikan lagu-lagu Natal.

Tapi keintiman segera berlalu. Tiba-tiba, tiga orang yang mereka sebut Tentara Nasional Indonesia (TNI) muncul di depan gubuk dengan sebuah mobil. “Sekitar pukul 00.15 sebuah mobil Pajero lewat. Tapi dia tidak menyalakan lampu,” ujarnya saat dihubungi Rappler, Senin (8/12).

Warga curiga dan mendekati mobil tersebut. Setelah ditegur, mobilnya hilang.

Namun, 30 menit kemudian sebuah Toyota Fortuner muncul. Yones menyebut mobil tersebut mirip dengan kendaraan Tim Khusus 753 TNI. “Mereka datang dan menyerang gubuk itu,” katanya.

Salah seorang pemuda bernama Yulianus Lemo dipukuli oknum ‘pejabat’ hingga babak belur. Bocah 16 tahun itu pingsan dan kemudian mengalami koma.

Malam itu orang-orang marah. Pukul 07.00 keesokan harinya mereka turun dari penginapan dan mencari Fortuner yang telah mereka rusak.

Belum puas, warga pada pukul 09.00 WIB. berbondong-bondong ke Lapangan Karel Gobay. Warga menuntut pertanggungjawaban TNI di Komando Distrik Militer (Kodim) setempat.

Di luar dugaan, kata Yones, empat warga tertembak. Lalu terjadilah tabrakan yang tidak bisa lagi dikendalikan. Selain 4 orang yang ditembak mati, 14 warga lainnya luka-luka, tiga di antaranya dalam keadaan koma, dan empat di antaranya perempuan, menurut Yonai.

Semua warga yang terluka dilarikan ke RSUD Paniai di Madi.

Empat warga yang tewas itu antara lain Habakuk Degei (warga sipil), Neles Gobay (warga sipil), Bertus Gobay (mahasiswa STIE Karel Gobay), dan Apinus Gobay (warga sipil).

Kronologi versi polisi

Sementara itu, Kabid Humas Polda Papua Kompol Pudjo Sulistiyo mengatakan, penembakan di Paniai masih menjadi misteri. Polisi bahkan merilis versi yang berbeda dari warga.

Kombes Pudjo mengatakan, pada Minggu (7/12) tengah malam, seseorang dengan menggunakan sepeda motor melewati Paniai, melewati pondok-pondok natal yang dibangun warga. “Tapi motornya tidak pakai lampu. Karena itu ditegur oleh masyarakat,” ujarnya.

Orang yang mengendarai sepeda motor itu marah. Dia bahkan mengancam warga: “Saya akan datang lagi nanti,” katanya. Kemudian, menurut Kombes Pudjo, orang tersebut kembali dengan ‘tujuh pasukan’. Perkelahian pun terjadi.

Untuk identitas yang bersangkutan, pihak kepolisian masih belum bisa memastikan. “Kami tidak tahu kelompok mana yang mereka miliki. apa itu masyarakat Kami sedang mengawasinya,” akunya.

Dalam tawuran itu, kata Kombes Pudjo, Senin (12/8) pukul 02.30 dini hari, kerusuhan juga terjadi di kantor Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Painai. “Kantor KPUD dibakar,” katanya.

Di pagi hari masih ada keributan di antara warga. Menurut Kombes Pudji, warga di Kecamatan Madi-Paniai menutup akses jalan umum dengan kayu. Orang-orang semakin gelisah.

“Mereka mengadu ke polisi. Polisi mengadu ke masyarakat, langsung datang ke lokasi dan meminta warga membuka blokade,” ujarnya.

Lalu tiba-tiba terdengar suara tembakan dari arah Gunung Merah. “Ter-teer-teer,” dia berpura-pura. Polisi langsung menarik personelnya.

“Nggak enak lagi. Baru mau buka jalan, ada tembakan dari gunung,” ujarnya.

Tak lama kemudian, ratusan warga langsung mendatangi Koramil di depan lapangan Karel Gobay. “Ada yang menggunakan tanah, ada yang menggunakan tombak,” katanya. Usai menyerbu Koramil, massa mengerumuni Polsek yang jaraknya hanya 200 meter. Empat mobil hancur, tiga di antaranya milik warga. Dan tiga personel TNI luka-luka.

Di sanalah, kata Kombes Pudjo, empat warga Paniai ditembak. “Tentu saja ada yang tertembak,” katanya. Namun polisi masih belum bisa memastikan siapa penembaknya.

Penembak burger masih menjadi misteri

Terkait peristiwa penembakan itu, kata dia, pihaknya sedang melakukan penyelidikan. “Jika polisi adalah penembaknya, kami pasti akan mengatakan polisi. Kalau TNI ya TNI. Kalau masyarakat, ya masyarakat,” ujarnya memastikan perangkat tidak membeda-bedakan.

Namun, dalam keadaan darurat, kata dia, dia mengakui bahwa penembakan itu mungkin dilakukan oleh oknum petugas. “Itu manusia, ketika kamu ingin dibunuh, kamu harus membela diri. Ini disebut cuaca darurat,” katanya. Pilihannya adalah hidup atau mati.

“Aku mati atau dia mati,” katanya getir. —Rappler.com

daftar sbobet