• October 6, 2024
Pertumbuhan ekonomi melambat, waktunya realistis

Pertumbuhan ekonomi melambat, waktunya realistis

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Para pengamat menilai target pertumbuhan ekonomi yang tidak realistis dapat merusak kredibilitas pemerintah

Jakarta, Indonesia – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suryamin mengatakan perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 4,71% pada kuartal I 2015 tahun ke tahun (secara tahunan) atau turun 0,18% dibandingkan triwulan sebelumnya.

“Pertumbuhan ekonomi negara tujuan ekspor Indonesia seperti Tiongkok, rendahnya harga minyak dan menurunnya kinerja ekspor impor, ketiga hal tersebut mempengaruhi kinerja perekonomian Januari hingga Maret 2015,” kata Suryamin seperti dikutip dari Antara. Di antara pada hari Selasa tanggal 5 Mei 2015.

Bukan suatu kejutan

Melambatnya laju pertumbuhan ekonomi yang dialami Indonesia saat ini sebenarnya sudah diprediksi oleh Bank Dunia beberapa waktu lalu.

Dalam laporannya yang berjudul “Pembaruan Ekonomi Asia Timur dan Pasifik Bank Dunia” diterbitkan pada bulan April lalu, pertumbuhan ekonomi akan sedikit melemah pada tahun ini di negara-negara berkembang di kawasan Asia Timur dan Pasifik.

(BACA: Bank Dunia: Peluang reformasi fiskal Asia Timur)

Angka tersebut akan menurun rata-rata sebesar 0,2% menjadi 6,7% dari 6,9% pada tahun 2014.

Menurut keterangan Suryamin, hal ini banyak dipengaruhi oleh lesunya perekonomian lokomotif di kawasan itu, China.

Pada tahun 2015, perekonomian Negeri Tirai Bambu diperkirakan hanya tumbuh 7% dibandingkan tahun lalu sebesar 7,4%.

Saatnya bersikap realistis?

Tahun ini, tujuan pertumbuhannya sendiri adalah ini rencana pemerintah menurut Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) tahun 2015 adalah 5,7%.

Hasil kajian Unit Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (RPM FEB UI) menilai angka tersebut tidak realistis dan memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2015 hanya mencapai 5,15%.

Sofyan Djalil, Menteri Koordinator Perekonomian juga secara pesimis bahwa target pertumbuhan sebesar 5,7% akan tercapai.

Menghadapi situasi tersebut, Manajer RPM FEB UI Fithra Faisal berharap pemerintah segera mengkaji ulang besaran target pertumbuhan ekonomi.

Fithra menilai target-target yang tidak realistis dan terus-menerus tidak tercapai dapat berpotensi merusak kredibilitas pemerintah di mata masyarakat dan pelaku pasar.

Tujuh persen berada lebih jauh lagi

Bahkan saat masih berkampanye dan belum menjadi presiden, Jokowi sudah melakukannya sejak awal menetapkan target bahwa perekonomian Indonesia harus tumbuh sebesar 7% pada masa pemerintahannya.

Dengan keadaan saat ini, apakah masih ada harapan?

Dengan mengacu pada laporan tersebut Perekonomian Nusantara: Mengeluarkan Potensi Indonesia dari McKinsey Global Institute pertumbuhan ekonomi sebesar 7% bagi Indonesia sebenarnya bukan misi yang sepenuhnya mustahil, namun terdapat kondisi yang sangat sulit yaitu peningkatan produktivitas tenaga kerja sebesar 60% dari rata-rata dekade 2000-2010.— Rappler.com

game slot online