• October 8, 2024

Masyarakat Indonesia paling suka membeli makanan dan ponsel pintar

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Survei ini menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah Indonesia cenderung menghabiskan uangnya untuk membeli ponsel pintar, akses internet, real estat, dan sepeda motor.

JAKARTA, Indonesia — Mayoritas masyarakat Indonesia menghabiskan pendapatan bulanannya untuk makanan, seperti yang ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Credit Suisse Research Institute (CSRI).

Belanja terbesar kedua adalah untuk pelayanan publik dan perumahan yang disebabkan oleh kenaikan tarif dasar listrik dan harga rumah.

Credit Suisse, penyedia jasa keuangan terkemuka, menerbitkan hasil survei tahunan kelima mengenai perilaku konsumen di negara-negara berkembang dan pendorongnya pada Senin, 16 Februari 2015.

Survei ini juga menunjukkan bahwa masyarakat kelas menengah Indonesia cenderung menghabiskan uangnya untuk membeli ponsel pintar, akses internet, real estat, dan sepeda motor.

Tahun lalu, masyarakat Indonesia menghabiskan pendapatan bulanannya untuk akses internet, produk susu, minuman berkarbonasi, TV, dan ponsel pintar.

Dalam survei ini, CSRI bermitra dengan perusahaan riset pasar global Nielsen untuk melakukan wawancara tatap muka dengan hampir 16.000 konsumen di 9 negara; Brasil, Tiongkok, India, india, Meksiko, Rusia, Arab Saudi, Afrika Selatan, dan Turki.

CSRI dan Nielsen menanyakan 100 pertanyaan kepada responden untuk mengetahui kebiasaan belanja konsumen, rencana masa depannya dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Konsumen Indonesia optimis, belanja semakin meningkat

Riset menyebutkan, meski pertumbuhan ekonomi melambat, masyarakat Indonesia tetap optimis dibandingkan negara berkembang lainnya.

Meningkatnya optimisme masyarakat Indonesia terutama disebabkan oleh keberhasilan pemilu legislatif pada bulan April 2014, yang disusul dengan pemilu presiden pada bulan Juli 2014 yang berlangsung relatif aman. Transisi pemerintahan berjalan lancar.

Optimisme terhadap Indonesia semakin meningkat, khususnya di belanja sektor peralatan teknologi dan peluang di industri otomotif, di tengah depresiasi rupiah dan inflasi akibat perubahan harga bahan bakar minyak (BBM), dan penyesuaian upah minimum lokal.

Meningkatnya minat belanja salah satunya karena pendapatan juga meningkat. Berdasarkan penelitian, semakin banyak masyarakat kelas menengah Indonesia yang mengalami peningkatan pendapatan pada tahun 2014 sebesar 40% dibandingkan tahun 2013 sebesar 38%.

Namun hal serupa tidak diikuti oleh warga berpendapatan rendah, akibat keputusan pemerintah yang tidak menaikkan upah minimum sama dibandingkan tahun sebelumnya.

Kenaikan upah minimum pada tahun lalu hanya meningkat sebesar 16% dibandingkan tahun 2013 sebesar 18%. Diperkirakan upah minimum pada tahun 2015 hanya mengalami kenaikan sebesar 13%.

Misalnya, Gubernur DKI Jakarta yang menetapkan kenaikan upah minimum provinsi DKI Jakarta pada tahun 2015 sebesar Rp2,7 juta, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yaitu Rp2,441 juta.

Pada tahun 2014, upah minimum meningkat dari Rp 2,2 juta. —Rappler.com

Keluaran SGP