• September 8, 2024

Ahok membangun Jakarta menjadi Smart City dengan memanfaatkan media sosial

JAKARTA, Indonesia – Gubernur DKI Jakarta Basuki “Ahok” Tjahaja Purnama mencetuskan ide tersebut kota Pintar untuk ibu kota. Bukan dengan membangun gedung dengan fasilitas yang canggih, melainkan menggunakan smartphone dengan biaya yang mudah dijangkau warga.

Ide cemerlang tersebut dipaparkan Ahok dalam acara tersebut perkenalan Petajakarta.org di Balai Kota, Selasa (2/12). Di hadapan media dalam dan luar negeri, Ahok mengatakan ada tiga cara kota Pintar bekerja membantu warga Jakarta. (BACA: Tweet untuk memetakan banjir Jakarta, bantu selamatkan nyawa)

Pertama, kota Pintar membantu Pemprov DKI Jakarta memantau banjir dan kemacetan. Terkait permasalahan banjir, Ahok meminta warga turut serta melaporkan dari lokasi kejadian. “Mereka tinggal kirim gambarnya, dan dimanapun mereka berada, kirimkan saja,” ujarnya.

Sementara untuk masalah kemacetan lalu lintas, Pemprov DKI saat ini bekerja sama dengan Waze.com. Program ini telah berjalan hingga saat ini.

Kedua, melalui program ini, Pemprov DKI bisa memantau aksi premanisme di ibu kota dengan melibatkan warga dalam program ini. Caranya dengan meminta warga mengirimkan pesan melalui media sosial Twitter ke data pusat. Kemudian datanya akan dikirim ke kepala desa. Kemudian kepala desa setempat akan menindaklanjutinya dengan mengirimkan “pasukan” terlatihnya.

Ketiga, aplikasi ini juga bekerja sama dengan Google Map untuk memperbarui data tampilan rumah warga. Ahok dan tim Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) DKI Jakarta akan mencocokkan tampilan rumah di Google Street View dengan data laporan pajak pemilik rumah.

Jika ditemukan kejanggalan data, petugas akan langsung menegur pemilik rumah. “Nanti Anda akan mengetahui bahwa pajak yang Anda bayarkan tidak sama dengan luas rumah Anda,” ujarnya.

‘Gaji’ Ketua RT/RW lewat cuitan di Twitter

Selain bermanfaat bagi warga, program ini juga mampu memberikan tambahan penghasilan bagi lebih dari 30.000 kepala Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW) di seluruh wilayah Jakarta. Ahok memastikan Ketua RT dan RW tidak akan lagi bekerja tanpa imbalan.

Jadi, kami akan membayar jika RT-RW mengirimkan berita ke sistem kami, katanya. Syaratnya, Ahok meminta ketua RT punya ponsel pintar. “Kami memilih Android. Karena telepon berjalan “Yang paling murah adalah Android,” ujarnya.

Maka mereka harus mengirimkan minimal tiga menciak per hari denganmenyebutkan Akun Twitter resmi milik kota Pintar Jakarta. Satu menciak biayanya Rp 10.000. “Misalnya kita kasih contoh kalau misalnya kita kasih gaji ke RT-RW sebesar Rp. 900.000 ingin memberi. “Iya iya, sehari harus nge-tweet tiga kali,” ujarnya. Tak hanya mencuit di Twitter, Ketua RT/RW juga diminta Ahok mengirimkan data ke pusat.

Pengawasan terhadap pegawai honorer yang nakal

Pegawai honorer di Jakarta juga akan merasakan “manfaat” program tersebut kota Pintar Ini. Menurut Ahok, program ini akan memberikan keleluasaan bagi Pemkot untuk memantau tenaga honorernya di berbagai pelosok Kota Jakarta.

Caranya, kata Ahok, Pemprov akan mengirimkan 75 pegawainya untuk mengawal kepala desa. Pegawai lepas ini akan ditempatkan pada posisi pelayanan masyarakat.

Dan Ahok berencana melacak dan menelusuri tujuh puluh lima pegawai tersebut melalui ponselnya. “Kita bisa melihat di mana dia berada sepanjang hari. Misalnya saja meninggalkan daerah tersebut. Jika dia meninggalkan area di sana, apa gunanya makan siang di luar begitu lama? Kita bisa melakukannya lambung kapal,” dia berkata.

Kalaupun para pegawai honorer lepas tersebut ingin menipu, Ahok sudah punya cara untuk mencegahnya. “Sebagai telepon genggam“Sudah diturunkan, bisa kita panggil,” ujarnya.

Seluruh aktivitas para pegawai tersebut, kata Ahok, akan terekam dalam program tersebut. Data mereka juga diteruskan ruang kendali berpusat di lantai tiga gedung balai kota.

“Jadi nanti kepala desa akan suka Wakil Keamanan regional,” ujarnya. Dan setiap hari Senin, kata dia, akan melakukan evaluasi pemantauan di Balaikota, termasuk pengendalian alat berat yang dipilih Pemprov.

“Kalau truk sampah biarlah supirnya yang memegang telepon seluler. Jika ada yang menyimpang, kami akan melacaknya lambung kapal, ditemukan berkeliaran di mana-mana sepanjang hari. Memalukan. Itu saja,” katanya.

Ahok mengatakan ini adalah satu-satunya cara yang paling efektif untuk mengendalikan para pegawai tersebut. “Jadi kita tidak bisa mengendalikan ribuan karyawan tanpa menggunakan teknologi. Kami bahkan tidak tahu apakah kepala desa atau camat sedang tidur.”

Efektif bulan Desember

Ahok mengatakan, Pemprov akan memulai program ini pada Desember ini. Yakni dengan mengumpulkan seluruh petugas kelurahan, kelurahan, RT dan RW untuk dilakukan pembinaan.

Untuk memastikan program pengawasan melalui media sosial berjalan lancar, Ahok memastikan akan memasang teknologi 4G di setiap tiang listrik di seluruh pelosok Kota Jakarta, sehingga warga Jakarta bisa mengakses layanan pengaduan. kota Pintar di website Enjoy Jakarta yang sementara di Jakarta.go.id.

Di situs itu, kata Ahok, tidak hanya banjir, kemacetan, atau aksi preman yang akan terekam, tapi seluruh rahasia kota Jakarta. “Termasuk keuangan, semuanya bisa dilihat di sana,” ujarnya.

Lalu berapa besaran dana untuk semua program tersebut? “Murah, kita hanya mengeluarkan Rp 3-4 miliar,” ujarnya. —Rappler.com

daftar sbobet