• July 27, 2024
Anak Salim Kancil dan Tosan mendapat beasiswa puluhan juta

Anak Salim Kancil dan Tosan mendapat beasiswa puluhan juta

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Salim Kancil dan Tosan adalah tulang punggung keluarga mereka. Keduanya adalah keluarga petani yang tidak memiliki lahan

JAKARTA, Indonesia – Anak korban penganiayaan dan pembunuhan, Salim alias Kancil dan Tosan, akan mendapat beasiswa dari situs penggalangan dana kitabisa.com.

Hingga hari ini, Kamis 8 Oktober, dana yang dihimpun hampir mencapai Rp30 juta, melebihi target yang sebesar Rp20 juta.

Beasiswa ini pertama kali dibuka pada tahun lokasi kitabisa.com dengan penuturan, “Mari kita bersinergi memberikan beasiswa kepada anak mendiang Salim Kancil dan Pak Tosan yang masih bersekolah.”

Penggagasnya adalah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI).

“Kami berharap rekan-rekan netizen bersedia untuk bersatu memberikan beasiswa kepada anak-anak korban. “Semoga dapat menyembuhkan rasa duka yang dialami keluarga akhir-akhir ini,” tulis Walhi di situsnya.

Seluruh dana yang terkumpul akan dikelola oleh WALHI untuk diberikan kepada anak Salim dan Tosan.

Salim meninggalkan satu orang anak, Dio Eka Saputra (13 tahun). Dio sebelumnya diberitakan trauma karena harus menyaksikan ayahnya diseret dari rumahnya menuju Balai Desa hingga dibunuh puluhan orang.

Sedangkan Tosan yang saat ini masih dirawat intensif memiliki tiga orang anak, dua di antaranya masih bersekolah. Masing-masing berada di kelas 3 SMA dan kelas 5 SD.

Salim Kancil dan Tosan selalu menjadi tulang punggung keluarga mereka. Keduanya merupakan keluarga petani tak bertanah yang memanfaatkan tanah pasir pantai untuk bercocok tanam di sawah.

Mereka juga merupakan aktivis penentang pertambangan di Desa Selok Awar-Awar, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Konflik ini bermula ketika Salim, Tosan dan sejumlah warga desa lainnya menentang penambangan liar di wilayah mereka yang menghancurkan mata pencaharian mereka.

Karena pasir besi dibongkar lebih dari 200 truk setiap hari, keluarga Salim dan Tosan akhirnya tidak bisa lagi menanam, menurut Walhi. Sawah terisi air asin dan tergenang air.

Kini, setelah kepergian Salim, keluarga harus menghidupi kebutuhannya tanpa kepala keluarga. Kondisi Tosan juga masih kritis di rumah sakit.

Apakah Anda ingin membantu? Masih ada 4 hari lagi sebelum penggalangan dana ditutup. Jika Anda tertarik, Anda dapat mengunjungi halaman tersebut kitabisa.com di sini.—Rappler.com

BACA JUGA

judi bola online