• July 26, 2024
DNA saksi cocok dengan DNA milik gadis yang ada di dalam kotak

DNA saksi cocok dengan DNA milik gadis yang ada di dalam kotak

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Ada 99% kecocokan DNA salah satu saksi dengan properti milik anak berusia 9 tahun yang ditemukan tewas di dalam kotak kardus.

JAKARTA, Indonesia – Setelah hampir sepekan, polisi akhirnya menemukan titik terang dalam kasus pembunuhan PNF, seorang gadis berusia 9 tahun yang ditemukan tewas di dalam kotak kardus di kawasan Kalideres, Jakarta Barat.

Hasil tes DNA salah satu saksi yang ditahan polisi cocok dengan DNA pada barang milik korban.

Direktur Reserse Kriminal Polda Metro Jaya Kombes Krishna Murti mengatakan, sampel DNA itu diambil dari sebuah kotak –selain karton tempat korban dibungkus — di dekat tempat pembuangan korban di Jalan Sahabat, Kalideres. Di dalam kotak itu terdapat sebuah barang milik korban yang ditempeli DNA saksi.

“Setelah kami periksa DNA pada barang korban, ada implikasi kecocokan sembilan puluh sembilan persen dengan DNA salah satu saksi yang kami selidiki,” kata Krisna, Kamis, 8 Oktober.

Dari 12 indikator DNA tersebut, semuanya cocok dengan DNA salah satu saksi yang diperiksa polisi. Sekadar informasi, polisi mengambil sampel DNA secara acak dari total 4 pria dewasa yang tinggal di sekitar rumah korban dan juga di sekitar tempat ditemukannya jenazah.

Untuk memvalidasi hasil tes DNA, penyidik ​​akan mengirimkan sampel tersebut ke institusi lain untuk diuji kembali pendapat kedua.

“Barang buktinya akan kami kirimkan ke DVI (Disaster Victim Identification) atau lembaga lain yang mampu melakukan pemeriksaan DNA, agar nanti muncul. pendapat keduadan jika agensi mengonfirmasi bahwa DNA tersebut benar bugarmaka kita akan fokus pada orang itu,” kata Krishna.

Belum ada tersangka

Meski sudah mendapatkan kecocokan DNA, polisi tak mau gegabah dalam mengidentifikasi siapa pelakunya.

Polisi akan terus mencari bukti-bukti lain dengan menggunakan penggeledahan deduktif, termasuk menelusuri jalur dari tempat korban menghilang hingga tempat korban dibuang untuk mendapatkan foto pelaku.

“Kami menelusuri radius 5-7 kilometer sepanjang jalur hilangnya korban dan ditemukannya korban. Sulit karena harus menyisirnya satu per satu dan membuka 18 rekaman CCTV dari berbagai lokasi. “Kami analisa detail demi detail untuk melihat aktivitas warga di CCTV, tapi belum ada gambarannya,” kata Krishna.

Temuan hasil DNA yang tampak positif belum bisa memastikan kedudukan saksi sebagai tersangka. Sebab, polisi masih harus mengumpulkan bukti-bukti lain terkait peristiwa pidana tersebut, yakni kekerasan seksual terhadap korban dan pembunuhannya.

“Dua peluang ini harus kita cari, kita pelajari lokus dan tempusnya,” ujarnya.

Guna mengetahui di mana kejahatan seksual dan pembunuhan itu terjadi, polisi terus melakukan olah TKP berulang kali sambil menyisir poin demi poin kemungkinan terjadinya peristiwa tersebut.

“Untuk memeriksa bukti-buktinya,” ujarnya.

Terkait penggeledahan tempat kejadian perkara kejahatan seksual dan pembunuhan, polisi menemukan kardus di rumah salah satu saksi. Namun polisi belum bisa memastikan lagi apakah pemilik karton air mineral tersebut adalah pelakunya.

“Wah, karena ternyata banyak orang di sana yang meminum minuman ini,” ujarnya.

Selain itu, polisi belum mendapat informasi akurat dari para saksi mengenai siapa yang terakhir kali bersama korban. Sebagian besar saksi adalah anak-anak yang keterangannya perlu waktu untuk digali.

“Karena anak-anak ini tidak bisa ditanya seperti kita bertanya pada orang dewasa. “Informasi tentang perubahan anak kebanyakan, kita tidak bisa mengecek dengan pola biasa, sehingga kita utamakan pengecekan ke polwan agar nyaman,” kata Krishna. —Rappler.com

BACA JUGA:

Judi Casino Online