• October 6, 2024
Gajah liar di Aceh dilengkapi dengan GPS

Gajah liar di Aceh dilengkapi dengan GPS

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Untuk menghindari konflik dengan manusia, gajah-gajah ini dilengkapi dengan alat pelacak GPS. Seperti apa tampilan instalasinya?

BANDA ACEH, Indonesia — Kawanan gajah liar di Aceh akan dipantau dengan alat navigasi Sistem Penentuan Posisi Global (GPS) untuk mengetahui pergerakan satwa yang dilindungi undang-undang, guna mengantisipasi konflik dengan manusia yang telah menewaskan 4 orang dalam 6 bulan terakhir.

Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Suhefti Hasibuan, Senin 23 Februari 2015 mengatakan bahwa Kerah GPS dipasang pada dua individu gajah liar di Kabupaten Bireuen dan Bener Meriah.

Kerah GPS “Merupakan teknologi canggih yang dapat mengirimkan data pergerakan kawanan gajah liar dan diakses setiap lima jam melalui jaringan internet,” ujarnya.

Genmam berkata, Kerah GPS itu adalah perangkat yang dicangkokkan akselerator dengan definisi tinggi tercanggih yang tersedia saat ini sehingga dapat memberikan informasi tentang perilaku gajah yang lebih kompleks.

“Data disimpan dalam definisi tinggi dengan akselerator jika sesekali diunduh dengan perangkat khusus akan memberikan informasi lebih detail. Akan ada ribuan titik posisi setiap hari. “Kita juga akan bisa membedakan secara detail gerakan tiga sumbu antara gajah berbaring dan berdiri,” ujarnya.

GPS Yang pertama adalah pemasangan pador gajah jantan dewasa berbobot hampir 5 ton di pedalaman Bireuen pada akhir Januari lalu. Ketika, Kerah GPS Yang kedua dipasang pada awal Februari lalu pada seekor gajah betina yang mempunyai anak berusia 3 tahun di kawasan Bener Meriah.

Kedua gajah liar tersebut merupakan kelompok besar dengan populasi 42 ekor. Wilayah jelajahnya berada di 4 kabupaten yang berbatasan satu sama lain yaitu Bireuen, Aceh Tengah, Bener Meriah dan Pidie Jaya.

Menurut Genman, saat menginstal Kerah GPS selesai, dua sais gajah (penangan gajah, merah) menunggangi gajah jinak untuk mencari kawanan gajah liar. Begitu mendekat, ia langsung menembakkan obat bius pada seekor gajah liar.

“Setelah ditembak, gajah biasanya diam saja. Kemudian petugas memasangkan kalung Kerah GPS di lehernya. Setelah ini selesai, anti-anestesi disuntikkan. Kemudian sais gajah menjauh sambil terus memantau gajah tersebut. “Setelah beberapa saat, dia sadar dan kembali ke kawanan gajah liar lainnya,” jelasnya.

Menambahkan instalasi itu GPS pada gajah liar berkat kerjasama BKSDA Aceh dengan Pusat Kajian Satwa Liar Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh yang bekerjasama dengan Max Planck organisasi asal Jerman.

Menurut Genman, instalasi Kerah GPS akan terus dilaksanakan secara bertahap untuk populasi gajah sumatera yang besar di sejumlah kabupaten lain yang tingkat gangguan satwa liarnya cukup tinggi.

“Ini salah satu harapan jangka pendek untuk mengurangi konflik antara gajah dan manusia,” ujarnya. Nantinya, jika ada kawanan gajah mendekati pemukiman warga, akan diberitahukan kepada warga agar masyarakat bisa segera memberikan bantuan agar tidak ada korban lagi.

Genman mendeklarasikan instalasi GPS adalah rekomendasi dari beberapa pihak yang berkepentingan sebagaimana tertuang dalam dokumen strategi konservasi dan pengelolaan konflik gajah-manusia di Aceh.

“Pemantauan pergerakan kawanan gajah akan menjadi bagian dari sistem peringatan dini. Selain itu, data yang akan diperoleh nantinya akan dikonfirmasi wilayah rumah “Setiap populasi dan pola pemanfaatan bentang alam menjadi dasar upaya pengelolaan habitat gajah,” ujarnya.

Kepala BKSDA Aceh mengatakan, tidak ada solusi tunggal untuk mengatasi konflik antara satwa liar dan manusia karena yang terpenting adalah mengalokasikan habitat gajah dan menjaganya.

Konflik antara satwa liar, khususnya gajah, dan manusia meningkat tajam di Aceh dalam beberapa tahun terakhir. Setidaknya 4 warga Aceh, termasuk seorang perempuan, tewas akibat amukan gajah dalam enam bulan terakhir. — Rappler.com

SGP Prize