Gereja Katolik Jawa di Jogja
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Gereja Ganjuran dianggap sebagai jalur luar dalam jalur wisata Jogja
BANGKOK, Thailand – Yogyakarta di Indonesia (yang akrab disebut “Jogja”) adalah tujuan warisan yang lebih populer di kalangan wisatawan internasional karena candi kuno abad ke-9 yang mengelilinginya: Borobudur Buddha Mahayana dan Prambanan Hindu.
Yang mungkin membuat Jogja lebih menarik dibandingkan kota candi lain di Asia adalah seni dan budaya Jawa yang beragam dan kaya. Hal ini tidak hanya terlihat pada arsitektur dan seni pertunjukan mereka, tetapi juga dalam cara hidup mereka sehari-hari. Saat ini, dengan populasi Muslim yang besar, Jogja secara menakjubkan memadukan adat istiadat kuno dengan sutranya Hindu dan Budha pengaruhnya, namun budaya Jawa tetap utuh.
Bukti cara orang Jawa menerima budaya (dan keyakinan) lain terletak 20 km sebelah selatan Jogja, di Gereja Katolik Ganjuran (Hati Kudus Yesus, juga dikenal sebagai Gereja Hati Kudus Yesus dalam Bahasa).
Gereja Ganjuran dianggap sebagai jalur luar dalam jalur wisata Jogja. Dalam pemandu wisata resmi kota ini, bahkan tidak tercantum dalam 22 situs yang wajib dikunjungi. Saya pertama kali mendengarnya dari seorang teman Malaysia yang mempelajari sejarah Asia Tenggara. Ketika saya mengetahui bahwa ada tempat suci Yesus dan Maria bergaya Jawa, saya hanya bisa mengalah pada minat putra saya yang beragama Filipina yang beragama Katolik dan segera memasukkan gereja tersebut ke dalam rencana perjalanan saya di Jogja.
Gereja Ganjuran, yang dianggap sebagai contoh terbaik desain Jawa ala Eropa, dibangun pada tahun 1924 atas prakarsa pemilik perkebunan tebu Dr. Julius Schmutzer. Menurut buku sejarah Jogja, berawal dari kebetulan Dr. Schmutzer bertemu dengan pematung Jawa bernama Iko. Dr. Schmutzer yang sudah lama berkeinginan membangun gereja Katolik yang peduli terhadap budaya warga setempat, menemukan kecocokan artistik terbaik dalam diri Iko.
Dari gerbang semennya, mudah untuk salah mengira Gereja Ganjuran sebagai balai kota, bahkan sekolah. Namun, di pintu masuk, strukturnya mulai bersinar di bawah sinar matahari, dengan efek yang hampir megah mengingatkan kita pada gereja-gereja Katolik besar. Ciri khas itulah yang menentukan keunikannya adalah salib di tengah atap dipadukan dengan desain eksterior Jawa yang khas.
Di dalam, bangku-bangku biasanya diatur untuk komunitas massal. Tiang-tiang dan langit-langitnya berwarna mencolok dengan corak khas Jawa. Berlapis dan terstruktur dengan gaya yang tidak konvensional namun elegan, langit-langit Gereja Ganjuran tidak akan terlihat aneh di salah satu aula di pusat kota Keraton Yogyakarta (juga dikenal di Jogja sebagai Kraton).
Para malaikat yang bertugas sebagai penjaga di altar masuk wayang gaya, istilah lokal yang digunakan untuk menggambarkan desain teater boneka Jawa.
Gambar Yesus Kristus dan Bunda Maria ditandai dengan gelar kerajaan Jawa, memberikan identitas lokal pada berhala Katolik.
Desain Jawa yang paling menonjol pada Gereja Ganjuran terdapat pada altar sembahyang di sisi kanan bangunan. Dikenal secara lokal sebagai Permenstrukturnya jelas menyerupai ruang ibadah yang didedikasikan untuk Siwa dan Wisnu di candi Hindu Prambanan.
Adat istiadat Jawa dipatuhi dengan ketat di sini: Anda harus menaiki tangga altar tanpa alas kaki saat mempersembahkan dupa dan bunga.
Di Jalan Salib gereja, Yesus Kristus, para penindasnya, dan Pontius Pilatus semuanya digambarkan dalam pakaian dan aksesoris tradisional Jawa.
Di kaki gereja terdapat kuil yang didedikasikan untuk Madonna dan Anak, dengan kemiripan yang mencolok dengan dewi Hindu Parvati.
Meskipun Gereja Ganjuran tidak terlalu menonjol dalam peta wisata Jogja, komunitas paroki dan penduduk setempat memperlakukannya sebagai bagian integral dari identitas agama dan budaya mereka. Setelah mengalami kerusakan parah akibat gempa tahun 2006, gereja tersebut segera dipugar dengan bentuk baru yang lebih menonjolkan desain asli Jawa.
Hasilnya adalah tampilan hibriditas budaya yang patut dicontoh: desain dan arsitektur khas Jawa dengan kebutuhan devosional yang dibutuhkan oleh gereja Katolik Roma. – Rappler.com
Cara terbaik untuk mencapai Gereja Ganjuran adalah dengan menyewa mobil dari pusat kota Jogja. Hal ini dapat dengan mudah dimasukkan ke dalam rencana perjalanan sehari penuh yang mencakup perjalanan ke situs budaya penting lainnya seperti Imogiri, Kraton, dan Taman Sari. Dari Manila, Yogyakarta dapat diakses melalui penerbangan transit dari Jakarta atau Kuala Lumpur.
Nico Marco adalah yuppie yang ceria di siang hari dan makanan enak di malam hari. Di akhir pekan dia melakukan perjalanan darat. Dia mencintai Madonna dan bergaul dengan teman-temannya di Bangkok, Thailand, tempat dia tinggal saat ini.