• December 9, 2024

Kehidupan keluarga Marikina

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Tujuh puluh sembilan keluarga saat ini tinggal di SD H. Bautista. Keluarga Sapia adalah salah satunya

KOTA MARIKINA, Filipina – WSaat sinyal peringatan badai Topan Maring dicabut pada Minggu malam, 18 Agustus, Mercy Sapia, 39 tahun, langsung membawa keluarganya ke Sekolah Dasar (HBAS) H. Bautista, 1 dari 7 pusat evakuasi di Marikina.

Setiap ada angin topan dan ada peringatan, kami mengungsi (Setiap ada angin topan dan peringatan, kami mengungsi),” kata Mercy. ibu dari 6 anak dan warga Brgy Donya Petra di Kota Marikina.

Kami segera mengungsi setiap kali hujan turun berturut-turut. Apalagi saat kita mengalami Ondoy dan Habagat,” tambah Mercy. (Kami segera mengungsi jika hujan terus menerus, apalagi setelah mengalami Ondoy dan Habagat.)

Mercy mengatakan topan yang terjadi sebelumnya telah membawa dampak buruk bagi keluarganya, terutama anak-anaknya.

Kami memiliki fobia. Terutama anak bungsu saya. Terkadang dia terlihat takut dengan hujan,” dia menambahkan. (Keluarga saya, terutama anak bungsu saya, menderita fobia. Terkadang dia takut hujan.)

Pusat Evakuasi Marikina

Pengungsi mengubah ruang kelas menjadi kamar tidur darurat setiap kali badai mengancam Marikina. Satu ruang kelas biasanya digunakan bersama oleh 3 hingga 4 keluarga.

Keluarga Sapia merupakan 1 dari 79 KK (350 jiwa) yang mengungsi di HBAS.

Menurut salah satu relawan, 99 KK (633 jiwa) sudah pulang pada Senin 19 Agustus pukul 09.00 sejak hujan reda.

Di Sekolah Dasar (SPN) Nangka, saat ini terdapat 28 keluarga (211 jiwa) yang tinggal di ruang kelas. Jumlah ini berkurang 53 keluarga (209) dibandingkan jumlah tadi malam.

Pemerintah Marikina menyediakan makanan dan bantuan medis selama evakuasi.

Pusat evakuasi lainnya di Marikina terletak di SD Concepcion, Sekolah Terpadu Concepcion, SD Malanday, lapangan tertutup Bolekak dan lapangan Desa Pilipinas.

Kondisi medan

Meski ada upaya dari pemerintah setempat, Mercy mengatakan kondisi di pusat evakuasi seringkali sulit.

Terkadang sulit di sini, terutama dengan kamar mandi dan makanan. Jika banyak orang, ada orang yang tidak mendapat cukup makanan. Semoga beruntung bagi mereka yang datang lebih dulu”kata Mercy.

(Situasi di sini sulit, terutama kenyamanan kamar dan persediaan makanan. Kalau di sini banyak orang, ada yang tidak diberi jatah. Hanya yang pertama mendapat bagian yang senang.)

Kadang-kadang orang bahkan berebut makanan,” dia menambahkan. (Sering kali orang berdebat tentang persediaan makanan.)

Ia juga mengatakan, anak-anaknya kerap sakit saat berada di pengungsian.

Masih bersyukur

Mercy mengatakan keselamatan anak-anaknya adalah hal yang penting. Ia mengaku berterima kasih kepada pemerintah setempat karena keluarganya bisa mendapatkan tempat tinggal saat terjadi bencana.

Aku masih bersyukur kita aman. Kehidupan anak-anak adalah yang paling penting,” ujarnya. (Saya masih bersyukur bisa selamat. Yang terpenting kami masih hidup, terutama anak-anak saya.)

Mercy mengatakan dia berencana untuk kembali ke rumahnya hari ini karena hujan sudah reda. Namun dia berharap bisa kembali ke lokasi pengungsian lagi karena musim topan belum berakhir.

Ini seperti rumah kedua kami. Kami selalu di sini,” pungkas Mercy. (Ini seperti rumah kedua kami. Kami sering tinggal di sini saat ada angin topan.) – Rappler.com

pengeluaran hk hari ini