Nama Munir diabadikan di sebuah jalan di Den Haag
- keren989
- 0
Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.
Jalan Munir akan berada di kompleks yang juga menampung para pembela hak asasi manusia dunia lainnya, seperti Martin Luther King, Nelson Mandela, Salvador Allende, dan Mother Theresa.
JAKARTA, Indonesia – Sebelas tahun setelah aktivis hak asasi manusia Indonesia Munir Said Thalib Al-Kathiri meninggal di pesawat saat terbang ke Belanda, namanya akan diabadikan di sebuah jalan di kota Den Haag, Belanda.
Rencananya Wali Kota Den Haag akan meresmikan jalur sepeda yang diberi nama Munirpad tersebut pada 14 April 2015.
“Sebenarnya Munirweg sudah digulirkan (rencananya) sejak 2011. Saat saya datang ke Belanda atas undangan film HAM, Wali Kota Den Haag berjanji kepada saya di sana bahwa dia akan membangun Munirweg dalam waktu satu sampai lima. bertahun-tahun. Ya, mereka baru mewujudkannya pada 14 April,” kata Suciwati, istri Munir yang aktif memperjuangkan keadilan bagi suaminya, Sabtu 11 April di kantor Kontras.
Nantinya, Munirstraat akan berada di kompleks yang juga menampung para pembela HAM dunia lainnya, seperti Martin Luther King, Nelson Mandela, Salvador Allende, dan Mother Theresa.
Rambu jalan Munir bertuliskan “Munirpad: Munir Said Thalib 1965-2004, pembela perlindungan hak asasi manusia di Indonesia(Jalan Munir: Munir Said Talib 1965-2004, Pejuang Hak Asasi Manusia).
Suatu kebanggaan dan apresiasi yang luar biasa bahwa Munir benar-benar mendapat penghargaan sebagai salah satu ikon penegakan HAM dunia, kata Suciwati.
Suciwati berencana terbang ke Den Haag untuk menghadiri peresmian Jalan Munir yang juga akan dihadiri oleh Amnesty International di Belanda serta pembela HAM Indonesia dan Belanda.
Selain sebagai bentuk apresiasi atas perjuangan Munir, pemberian nama Munir pada jalan ini juga menjadi pukulan besar bagi pemerintah Indonesia yang selama ini belum bisa mengungkap alasan dibalik pembunuhan Munir.
“Kami melihat sampai saat ini pelanggar HAM masih ada ada dan pembunuh Munir masih buron. Ironisnya ya, negara lain memberi penghargaan sedangkan negara sendiri memberi ruang kepada pelaku yang diduga membunuh Munir, kata Suciwati.
Aktivis Hak Asasi Manusia Usman Hamid mengatakan, peresmian jalan ini menunjukkan bahwa dunia internasional telah memberikan pengakuan besar kepada Munir sekaligus harapan besar kepada Presiden Joko “Jokowi” Widodo untuk menyelesaikan kasus Munir.
“Bagaimana? Bergerak lagi kabinet. Kalau Jaksa Agung, Kapolri, Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia, atau pejabat penting lainnya tidak mau menunjukkan kemauannya, saya kira ini kesempatan bagi Jokowi untuk melakukan hal tersebut. bergerak lagi sehingga bisa membuka jalan bagi penyelesaian kasus Munir,” ujarnya.
Pembunuhan Munir diduga kuat karena terkenal sebagai juru kampanye orang hilang yang diculik pada era reformasi. Saat itu, ia membela aktivis korban penculikan Kopassus yang dilakukan tim Mawar. — Rappler.com