• October 18, 2024

Nona besar, ujiannya dibawa pulang

Ini adalah ringkasan yang dibuat oleh AI, yang mungkin memiliki kesalahan. Untuk konteksnya, selalu rujuk artikel selengkapnya.

Siswa dari salah satu sekolah dasar datang untuk mengikuti ujian, namun pada akhirnya mereka membawa pulang soal-soal ujian untuk dikerjakan di rumah

PEKANBARU, Indonesia – Rencana melanjutkan proses belajar mengajar di tingkat sekolah dasar Kamis pagi, 22 Oktober, terhenti. Asap tebal dengan polutan berbahaya mencapai 610 psi memaksa pihak sekolah memulangkan mereka lebih awal.

Sebelumnya, melalui pengumuman di akun Facebooknya, Kepala Dinas Pendidikan Pekanbaru Zulfadhil mengatakan sekolah tetap dilanjutkan hari ini. Namun karena jam belajar dipercepat, dari pukul 07.30 WIB menjadi 09.30 WIB, pihak sekolah memanfaatkan hal tersebut dengan mengadakan ujian tengah semester.

Proses ujian tengah semester atau ujian tengah semester nampaknya tidak berjalan mulus. Terlihat di SD Negeri 75 Pekanbaru, kabut asap yang masuk ke dalam ruang kelas membuat pihak sekolah mengambil kebijakan untuk memulangkan siswanya lebih awal. Sementara itu, siswa membawa pulang soal-soal ujian tengah semester yang disimpannya.

Guru SD Negeri 75 Pekanbaru, Asnidar, mengatakan siswa sebaiknya dipulangkan lebih awal karena kondisi yang semakin parah untuk menjaga kesehatan anak.

Keputusan ini kami ambil setelah berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru, kata Asnidar.

“Untuk soal jawaban dan soal ujian yang dibagikan, kami putuskan anak-anak akan mengerjakannya di rumah. Pada hari Senin, set tanya jawab dikembalikan ke sekolah.”

Sedangkan untuk jenjang SMP dan SMA, proses belajar mengajar berlangsung hingga pukul 09.30 bagi yang masuk pagi hari dan pukul 09.30-11.30 WIB bagi yang masuk sore hari. Dalam instruksi yang dikeluarkan Kepala Dinas Pendidikan Kota Pekanbaru Zulfadhil, siswa diharapkan memakai masker selama berada di sekolah.

Dari pantauan, saat siswa pulang sekolah banyak yang tidak memakai masker. Seperti saat siswa SMP Negeri 21 Arengka pulang sekolah, hanya sebagian siswa yang memakai masker.

Kebijakan Kadisdik ditentang

Banyak orang tua yang menentang kebijakan Kadisdik yang tidak menutup sekolah dalam kondisi kabut asap tebal dan polusi berbahaya. Khususnya bagi yang bersekolah di sekolah swasta seperti SD Islam Terpadu yang jam belajarnya lama yaitu pukul 07.00-16.00 WIB.

Pasalnya, dalam kebijakan Kadisdik, sekolah yang memiliki ruang belajar yang menggunakan AC, diperbolehkan tetap belajar seperti biasa.

“Aneh kebijakannya,” kata Novrizon, anak yang bersekolah di SD Al Azhar Arifin Achmad. Anak-anak hanya aman dari menghirup udara beracun saat berada di dalam kelas. Saat berada di luar kelas, banyak dari mereka yang tidak memakai masker.

“Saya protes langsung ke Zulfadhil. Dia mengatakan sudah menjadi kebijakan sekolah untuk membiarkan anak-anak bermain di luar tanpa masker. Saya meminta Kepala Dinas Pendidikan tegas dalam mengambil keputusan kebijakan. “Pihak sekolah tidak mau disalahkan, karena ketika anak-anak pulang, tanggung jawabnya hilang,” kata Novrizon.

Sementara itu, terhadap status tembok Zulfadhil sendiri, banyak juga orang tua yang protes. Mereka menyerukan sekolah-sekolah ditutup sepenuhnya. Zulfadhil sendiri dalam instruksinya Rabu, 21 Oktober lalu mengatakan, sekolah untuk semua jenjang akan diliburkan pada Jumat dan Sabtu ini. Namun keputusan tersebut belum berlaku bagi sekolah swasta yang memiliki ruangan dingin.

Hingga saat ini, korban akibat kabut asap di Riau yang berlangsung sejak Juni hingga saat ini sudah berjumlah 80.263 orang, dimana 67.238 orang diantaranya terkena ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut). Korban ISPA terbanyak berada di Pekanbaru sebanyak 14.738 orang. — Rappler.com

BACA JUGA:

demo slot